-->

INFLASI, DEFLASI, PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

baik, disini akan dijelaskan tentang makalah inflasi, deflasi, permintaan dan penawaran agregat. berikut adalah penjelasannya


KATA PENGANTAR

   Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas segala anugerahnya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan makalah ini dalam bentuk dan juga isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembacanya.

   Makalah ini berjudul “Inflasi dan Deflasi”, serta “Permintaan dan Penawaran Agregat” dimana dalam makalah ini terkandung beberapa materi yang juga bersumber dari buku dan media-media lainnya. Makalah ini menjelaskan dan memaparkan secara ringkas apa saja materi pokok dan pembahasan dari Inflasi dan Deflasi serta Permintaan dan Penawaran Agregat dalam mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Dalam pembuatan makalah ini, penulis bermaksud untuk membuat ringkasan tentang materi-materi mengenai Inflasi dan Deflasi serta Permintaan dan Penawaran Agregat yang penting dan signifikan sehingga pengetahuan atau ilmu yang didapat dari makalah ini nantinya akan berguna pagi penulis maupun pembaca.
   Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan karena pengalaman yang  dimiliki oleh penulis masih sangat kurang. Oleh kerena itu penulis berharap agar para pembaca dapat memberikan masukan-masukan serta kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Denpasar, April 2016


Penulis

DAFTAR ISI














BAB I

PENDAHULUAN

1.1.            Latar belakang


   Krisis ekonomi tahun 1997 sebagai pncak dari Serangkaian Liberalisasi sektor perbankan sejak tahun 1980-an telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang di dukung dengan infrastruktur perbankan yang baik. Secara Fundametal, sistem perbankan Indonesia masih harus di perkuat untuk dapat mengatasi gejolak internal maupun eksternal. Fundamental perbankan nasional yang terbukti belum kokoh merupakan tantangan bukan hanya bagi industri perbankan secara umum. Tantangan dalam dunia perbankan juga selalu berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalam industri jasa keuangan secara umum.  Untuk mewujudkan perbankan indonesia yang lebih kokoh, perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang. Ternyata unutk menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini.
   Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat demand) sebagai model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS).
   Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS ciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.


1.2.            Rumusan Masalah

1.2.1.             Apa pengertian inflasi dan deflasi?
1.2.2.            Apa saja Jenis – jenis inflasi?
1.2.3.            Bagaimana celah inflasi dan deflasi?
1.2.4.            Bagaimaan kaitan antara inflasi dan pengangguran?
1.2.5.            Apa saja biaya sosial dari inflasi?
1.2.6.            Apa saja kebijakan mengatasi  inflasi?
1.2.7.            Bagaimana Studi kasus mengenai inflasi dan deflasi?
1.2.8.            Apa saja tiga faktor utama mengenai fluktuasi ekonomi?
1.2.9.            Bagaimana fluktuasi ekonomi jangka pendek?
1.2.10.        Bagaimana penjelasan kurva permintaan agregat?
1.2.11.        Bagaimana penjelasan kurva penwaran agregat?
1.2.12.        Apa saja dua penyebab fluktuasi ekonomi?
1.2.13.        Bagaimana studi kasus mengenai permintaan dan penawaran agregat?

1.3.            Tujuan Penulisan

1.3.1.            Untuk mengetahui pengertian inflasi dan deflasi
1.3.2.            Untuk mengetahui Jenis – jenis inflasi
1.3.3.            Untuk mengetahui celah inflasi dan deflasi
1.3.4.            Untuk mengetahui kaitan antara inflasi dan pengangguran
1.3.5.            Untuk mengetahui biaya sosial dari inflasi
1.3.6.            Untuk mengetahui kebijakan mengatasi  inflasi
1.3.7.            Untuk mengetahui studi kasus mengenai inflasi dan deflasi
1.3.8.            Untuk mengetahui tiga faktor utama mengenai fluktuasi ekonomi
1.3.9.            Untuk mengetahui fluktuasi ekonomi jangka pendek
1.3.10.        Untuk mengetahui  kurva permintaan agregat
1.3.11.        Untuk mengetahui  kurva penwaran agregat
1.3.12.        Untuk mengetahui dua penyebab fluktuasi ekonomi
1.3.13.        Untuk mengetahui studi kasus mengenai permintaan dan penawaran agregat

1.4.            Metode Penulisan

   Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan menggunakan metode pustaka, dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku (literatur) maupun informasi di internet.















 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1.         Pengertian inflasi dan deflasi


a.      Inflasi
   Inflasi adalah kenaikan harga - harga secara secara umum dan terus menerus.  Karena harga barang terus naik, maka inflasi akan menyebabkan turunnya nilai mata uang dan menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang tidak akan mampu dihilangkan secara tuntas. Oleh karena itu upaya pemerintah adalah untuk mengontrol laju inflasi karena kita tidak bisa mengatasi inflasi sampai tuntas. Sumber dari penyebab inflasi adalah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan.
b.      Deflasi
   Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.

2.2.         Jenis – jenis inflasi    


a.      Berdasarkan Tingkat Keparahannya
1.      Inflasi Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 % per tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap keadaan ekonomi suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar produsen memproduksi lebih banyak barang.
2.      Inflasi Sedang (Galloping Inflation), yaitu Inflasi yang besarnya antara 10 – 30 % per tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun belum terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang cenderung cepat.
3.      Inflasi Berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi berat akan membuat kondisi ekonomi di suatu negara menjadi kacau.
4.      Inflasi Sangat Berat (HyperInflation), yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%. Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya menurun drastis dengan sangat cepat, sehingga banyak yang membelanjakan uangnya.

b.      Berdasarkan Asalnya
1.      Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul karena adanya defisit (pengeluaran > pemasukan) pembiayaan atau belanja negara. Sehingga pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya uang baru membuat peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada kenaikan harga barang.
2.      Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang memiliki hubungan ekonomi (ekspor impor) dengan negara tersebut akan terpengaruh oleh inflasi.

c.       Berdasarkan Barang yang harganya naik
1.      Inflasi Tertutup (Closed Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga dari satu, dua, atau hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi apabila barang yang harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada negara tersebut. Contohnya kenaikan harga beras di Indonesia.
2.      Inflasi terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga semua barang pada negara.

2.3.            Celah inflasi dan deflasi


   Menurut John Maynard Keynes, Inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keynes berpendapat, proses inflasi adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Oleh keynes proses perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat terhadap barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Peristiwa tersebut menimbulkan apa yang disebut celah inflasi atau inflationary gap. Masalah celah inflasi atau inflationary gap bahwa inflation gap terjadi apabila besarnya investasi yang terjadi melebihi penabungan atau saving pada tingkat pendapatan full-employment, pernyataan tersebut tepat kalau diterapkan untuk perekonomian tertutup. Dalam keadaan di mana besarnya permintaan agregatif yaitu hasil penjumlahan (C + 1 + G + X — M), melebihi kapasitas produksi nasional, yang biasa disebut juga full-employment income.
   Kapasitas produksi suatu perekonomian menunjukkan batas kemampuan daripada perekonomian tersebut dalam menghasillkan barang-barang dann jasa-jasa untuk tiap satuan waktunya. Kemampuan suatu perekonomian dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut kadang-kadang digunakan sepenuhnya ( full-employment ), kadang-kadang tidak digunakan / sebagaian dari kapasitas perekonomian menganggur / tidak terpakai ( under-employment ).
   Tingginya kapasitas produksi nasional yang dipergunakan disebut tingkat employment/tingkat kesempatan kerja yang suatu ketika dalam keadaan full-employment dan under-employment . Perekonomian dikatakan dalam keadaan over-employment apabila kapasitas produksi nasional sudah dalam penggunaan penuh, akan tetapi permintaan nasional akan barang dan jasa totalnya masih terus bertambah.
   Kemustahilan keadaan Full Employment menyebabkan keadaan pengeluaran agregat berada di atas atau di bawah nilai pendapatan nasional seimbang (Y=AE). Jarak perbedaan pengeluaran agregat dengan tingkat seimbangnya menghasilkan dua hal:
a.       Jurang Inflasi (Inflationary Gap), yaitu kelebihan dalam pengeluaran agregat di atas pengeluaran agregat pada penngeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-harga.
b.      Jurang Deflasi (Deflationary Gap), yaitu jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan perekonomian

   Teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal.Penemunannya ini diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk periode 1861-1957. Kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dinamakan kurva Phillips. Kurva phillips yang menghubungkan persentase perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Argumentasi untuk menjelaskan kurva phillips di atas dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut :
Laju inflasi = Tingkat kenaikan upah – Tingkat kenaikan produktivitas
Sifat keterkaitan di antara inflasi harga dan tingkat pengangguran :
   Pada waktu pengangguran tinggi, kenaikan harga-harga relative lambat, akan tetapi semakin rendah pengangguran, semakin tinggi tingkat inflasi yang berlaku. Dari kurva phillips dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.


   Jadi, dalam teori ekonomi makro, ada perdebatan klasik masalah inflasi dan pengangguran yang dikenal luas dengan Kurva Phillips (yang sebetulnya belum terbukti salah dan benar secara umum di semua ekonomi/negara). Kurva tersebut menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran rendah (dan output tinggi). Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya meningkatkan pengangguran.
Hubungan inflasi dan pengangguran
   Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga produk tersebut. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
   Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan tingkat pengangguran yang harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional yang berbeda antara inflasi dan pengangguran jumlah orang yang menganggur adalah jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran,dengan jumlah orang dalam angkatan kerja.

2.5.            Biaya sosial dari inflasi


      Para ekonom sepakat bahwa maksimal inflasi yang aman adalah 10% pertahun. Jika para inflator menaikan harga lebih dari anggaran yang telah ditetapkan, maka akan muncul masalah-masalah sosial berikut:
a.      Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat
   Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh. Inflasi menyebabkan daya beli pendapan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tetap. 
b.      Memburuknya distribusi pendapatan
   Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika inflasi 20% per tahun, maka tingkat pendapatan harus lebih besar dari 20% per tahun.
c.       Terganggunya stabilitas ekonomi
   Pengertian mendasarnya adalah sangat kecilnya tindakan  spekulasi dalam perekonomian. Inflasi menganggu stabilitas ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan ini mendorong pembelian barang dan jasa lebih banyak dari biasanya. Tujuannya untuk lebih menghemat untuk pengeluaran konsumsi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa justru dapat meningkat. 

2.6.            Kebijakan mengatasi inflasi


1.      Kebijakan Fiskal
   Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dapat digunakan untuk mengatasi dan mengendalikan inflasi yang semakin tinggi adalah sebagai berikut:
a.       Menghemat Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure)
Salah satu kebijakan dengan penghematan pengeluaran pemerintah ini akan dapat mempengaruhi tingkat inflasi yang terjadi. Dengan mengurangi pengeluaran pemerintah akan dapat meminimalisir permintaan barang dan jasa dalam negeri yang pada akhirnya akan dapat menurunkan harga barang secara umum. 
b.      Meningkatkan Tarif Pajak Rumah Tangga dan Perusahaan
Untuk mengendalikan atau menekan laju inflasi yang terus meningkat, pemerintah dapat mengeluarkan kebijkan peningkatan tarif pajak pada tingkat rumah tangga dan perusahaan. Hal tersebut akan meminimalisir tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi yang semakin berkurang sedikit akan mengurangi permintaan barang dan jasa yang kemudian akan berakibat pada harga barang secara umum akan menurun.

2.      Kebijakan Moneter
   Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintar untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan daya beli uang. Kebijakan moneter yang dapat digunakan untung mengatasi atau mengendalikan inflasi yang semakin tinggi adalah sebagai berikut :
a.       Pengurangan Jumlah Uang yang Beredar
Pengurangan jumlah uang yang beredar hanya dapat dilakukan oleh bank sentral yaitu bank indonesia. Hal tersebut dikarenakan bank indonesia memiliki otoritas penuh terhadap keuangan yang beredar dalam negara. Pengurangan jumlah uang yang beredar dalam negeri dilakukan hingga mencapai titik optimum. Artinya Jumlah uang yang beredar seimbang ataus setara dengan jumlah uang atau jasa yang tersedia. Keseimbangan tersebut akan dapat mengendalikan laju inflasi.
b.      Penetapan Persediaan Kas Oleh Bank Sentral
Bank sentar (bank indonesia) memiliki otoritas penuh terhadap keuangan yang beredar dalam negara. Bank sentral berhak menetapkan persediaan jumlah uang yang beredar dengan cara menetapkan uang kas pada bank non-sentral (bank umum). Penetapan jumlah persediaan uang yang beredar dilakukan dengan cara memberikan instrumen kepada bank umum terkait dengan jumlah batasan uang yang di sirkulasikan kepada masyarakat. Hal tersebut akan memperlambat bahkan akan dapat mengendalikan laju inflasi.
c.       Menerapkan Kebijakan Politik Diskonto
Politik diskonto adalah kebijakan yang di publikasikan oleh bank sentral sebagai pemegang otoritas utama akan beredarnya uang untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beradar. Politik diskonto diterapkan dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Dengan adanya kenaikan suku bunga bank akan dapat mengurangi suku bunga yang beredar sehingga akan laju pertumbuhan inflasi dapat ditekan.
d.      Menerapkan Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan ini digunakan oleh pemerintah untuk mengendalikan uang yang beredar dengan cara membeli atau menjual surat-surat yang berharga yang dimiliki oleh pemerintah seperti surat utang negara yang biasa disebut dengan SUT. Dalam mengendalikan uang yang beredar pemerintah akan menjual surat berharga tersebut jika pemerintah bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Sebailiknya, Jika pemerintah bertujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah tersebut.
3.      Kebijakan Lainnya
   Dalam mengatasi atau mengendalikan laju inflasi yang terjadi, tidak hanya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang dapat digunakan oleh pemerintah, tapi juga terdapat kebijakan-kebijakan yang selain dari kebijakan fiskal dan moneter yang dapat digunakan. Berikut adalah kebijakan lainnya yang dapat digunakan :
a.        Peningkatan Jumlah Barang di Pasar
Kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengendalikan laju inflasi. Kebijakan ini dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat di pasar. Dalam menambah jumlah barang di pasar diperlukan campur tangan pemerintah dalam produksi suatu barang. Misalnya pemerintah memberikan subsidi terhadap produsen sehingga produsen tersebut dapat memenuhi target barang yang dibutuhkan oleh pasar. Namun, Terdapat langkah lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara menurunkan bea cukai barang impor.
b.      Penetapan Harga Maksimum (Beberapa Jenis Barang)
Dengan adanya penetapan harga maksimum beberapa jenis barang khususnya yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya laju inflasi akan dapat mengendalikan para spekulan ekonomi yang mempermainkan harga barang di pasar. dengan penetapan harga maksimum tersebut akan dengan mudah untuk mengendalikan inflasi.

2.7.            Studi kasus

Dolar Kembali Menguat, Rupiah Keok
   Jakarta- Pembalikan arah (rebound) yang dialami Amerika Serikat terhadap mata uang utama didunia mengganjal laju rupiah. Dalam transaksi pasar uang, rupiah takluk 54 point (0,44 persen) kelevel 12.222 perdolar Amerika Serikat. Rupiah melemah bersama dengan mata uang Asia lainnya.
   Analis PT Platon Niaga berjangka, Lukman Leong, mengatakan dolar kembali dominan di pasar mata uang setelah mengalami koreksi sejak akhir pekan lalu. Momentum pelemahan dua hari tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para pemain valuta asing untuk memborong dolar dengan harga barang. “Imbasnya, rupiah dan maa uang pasar berkembang kembali tertekan,” kata dia.
   Investor  yakin bahwa dolar tidak akan pernah kehilangan daya tariknya sebagai asset paling aman ditengah perlambatan ekonomi global. Melihat belum adanya tanda pemulihan ekonomi Eropa dan Cina, kebutuhan dolar diperkirakan terus naik. Mereka memanfaatkan setiap koreksi untuk mengakumulasi dalam jangka waktu yang lama.
   Dari sisi internal, pelaku pasar mulai mengambil sikap. Mereka melihat dan menunggu jelang rapat dewan gubernur Bank Indonesia. Pelaku pasar akan melihat bagaimana respons bank sentral menghadapi ancaman inflasi yang akan muncul setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. “kenaikkan harga BBM memunculkan ekspektasi kenaikkan suku bunga acuan (BI Rate),” ujar Lukman.
   Menurut dia, ada kemungkinan bank sentral menaikkan suku bunga acuan mengingat kenaikkan harga BBM amat mungkin akan dilakukan dalam waktu dekat. Namun hal itu masih bergantung pada bagaimana persiapan pemerintah dalam meredam inflasi yang akan disumbangkan setelah kenaikkan harga BBM.
   Hari  ini (Rabu, 12 November 2014)  Lukman memperkirakan rupiah bergerak kisaran 12.200 pe dolar AS dengan risiko melemah ke level 12.300 per dolar. Tembusnya level resistan 12.200 sudah menegaskan bahwa posisi rupiah mulai rawan. “ Bank Indonesia perlu turun kepasar apabila pergerakkan rupiah sudah tidak wajar.”
Wapres Jusuf Kalla: Deflasi Lebih Berbahaya dari Inflasi
   Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan saat pembukaan Munas Kadin ke VII di Trans Hotel, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2015.
   TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan masyarakat selalu menilai inflasi berbahaya, sehingga deflasi dianggap menguntungkan. Padahal, deflasi lebih berbahaya daripada inflasi. "Asal jangan ketinggian," katanya dalam acara tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.
   Kalla bercerita, pada krisis 1998, pemerintah pernah melakukan kebijakan yang keliru. Saat itu Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia untuk menaikkan bunga hingga akhirnya bunga mencapai 60 persen dan inflasi 75 persen.

   "Karena selalu hanya percaya dengan kebijakan moneter dapat memperbaiki segala-galanya. Bunga naik dan inflasi naik, hancurlah Republik ini," katanya. "Hingga sampai sekarang, kita masih harus membayar kesalahan itu." Karena kekeliruan itu, Kalla berujar, kemungkinan Indonesia baru akan selesai membayarnya hingga 30 tahun lagi. "Janganlah terulang kebijakan seperti itu."

2.8.            Tiga faktor utama mengenai fluktuasi ekonomi

 

a.      Fluktuasi dalam Perekonomian Sifatnya Tidak Teratur dan Tidak Dapat Diprediksikan
   Fluktuasi dalam perekonomian sering disebut sebagai siklus bisnis. Istilah siklus bisnis sebenarnya tidak tepat karena terkesan menunjukkan bahwa fluktuasi ekonomi mengikuti pola yang teratur dan dapat diperkirakan. Terkadang, selama bertahun-tahun, kondisi perekonomian berjalan tanpa resesi. Ketika PDB riil tumbuh dengan cepat maka usaha lancar. Selama periode perluasan ekonomi, perusahaan mendapatkan bahwa daya beli konsumen tinggi dan keuntungan pun meningkat. Di sisi lain, ketika PDB riil turun selama masa resesi, bisnis dirundung berbagai masalah, kebanyakn perusahaan mengalamipenurunan penjualan dan keuntungan.
b.      Kebanyakan Besaran Ekonomi Makro Berfluktuasi Bersama-sama
   PDB riil adalah sebagai alat ukur paling komperehensif  untuk memantau perubahan jangka pendek yang terjadi di dalam perkonomian dalam semua nilai akhir barang dan jasa yang diproduksi pada periode waktu tertentu. Walau demikian, ternyata untuk memantau fluktuasi jangka pendek, dapat menggunakan ukuran apa saja. Sebagian besar variabel ekonomi makro yang mengukur beberapa jenis pendapatan, pengeluaran, atau produksi berfluktuasi secara bersama-sama, namun nilai fluktuasinya berbeda-beda.
c.       Saat Hasil Produksi Turun, Tingkat Pengangguran Naik
   Perubahan-perubahan pada output perekonomian dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya dengan perubahan dalam utilitasi angkatan kerjanya. Dengan kata lain, ketika PDB riil menurun, tingkat pengangguran meningkat. Namun, itu bukanlah masalah besar karena perusahaan memilih untuk memproduksi sedikit jumlah barang dan jasa, dan memberhentikan pekerja dan memperluas cakupan pengangguran. Setiap kali terjadi resesi, tingkat pengangguran meningkat tajam. Ketika resesi berakhir dan PDB riil mulai berkembang, tingkat pengangguran menurun secara perlahan. Tingkat pengangguran tidak pernah mencapai nol; hanya berfluktuasi di sekitar tingkat alamiahnya saja.

2.9.            Fluktuasi ekonomi jangka pendek

a.      Perbedaan Fluktuasi Jangka Pendek dengan Fluktuasi Jangka Panjang
Semua analisis saling berhubungan dengan dikotomi klasik dan netralitas keuangan. Sebagian besar ekonom percaya bahwa teori klasik menjelaskan dunia dalam jangka panjang, tetapi tidak dalam jangka pendek. Setelah melewati suatu periode yang berlangsung selamabeberapa tahun, perubahan-perubahan dalm jumlah uang yang beredar memengaruhi harga dan variabel nominal lain, tetapi tidak memengaruhi PDB riil, pengangguran.atau variabel riil lainnya. Akan tetapi, ketika mempelajari perubahan ekonomi dari tahun ke tahun, asumsi netralitas keuangan tidak sesuai. Kebanyak ekonom percaya bahwa, dalam jangka pendek, v riabel riil dan variabel nominal berhubungan dengan erat.

b.      Model Dasar dari Fluktuasi Ekonomi
Model makro ekonomi ini memungkinkan kita memeriksa bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. Model Permintaan dan penawaran agregat (model aggregate demand and aggregate supply) adalah model yang banyak digunakan oleh ekonom untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonom selama kecenderungan jangka panjangnya




2.10.        Kurva permintaan agregat

a.      Pengertian Kurva Permintaan Agregat
   Kurva permintaan agregat (aggregate-demand curve) adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diinginkan oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada tingkat harga tertentu.

   Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif  antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan  untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke bawah sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan menggeser kurva AD. Permintaan output riil bervariasi berbanding terbalik dengan tingkat harga.
b.      Mengapa Kurva Permintaan Agregat Miring ke Bawah
   Berikut merupakan hal-hal yang menyebabkan mengapa kurva permintaan agregat miring ke bawah :
·         Tingkat Harga dan Konsumsi: Efek Kekayaan, misalkan uang yang disimpan di dompet dan direkening bank. Nilai nominal uang ini adalah tetap, tetapi nilai riilnya tidak. Seandainya harga-harga turun, uang menjadi lebih berharga karena uang dapat di belanjakan lebih banyak barang dan jasa. Jadi, penurunan tingkat harga membuat konsumsi lebihbanyak yang mendorong mereka untuk menghabiskan dalam jumlah uang lebih banyak. Peningkatan belanja konsumsi berarti bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa.
·         Tingkat Harga dan Investasi: Efek Suku Bunga, dampak suku bunga turun sehingga lebih banyak investasi karena perusahaan tidak mau rugi, investasi meningkat maka jumlah barang baru yang diproduksipun meningkat sehingga masyarakat banyak memegang uang. Jadi, tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku bunga danmendorong lebih besar belanja pada barang investasi sehingga meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.
·         Tingkat Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai Tukar, penawaran yang meningkat menyebabkan mata uang domestik menurun nilainya secara relatif terhadap mata uang lain. Karena setiap unit mata uang domestik membeli setiap unit mata uang luar negeri dengan perbandingan yang lebih sedikit maka barang luar negeri relatif menjadi lebih mahal dibanding dengan barang lokal. Perubahan dalam tingkat kurs riil (harga relatif barang domestikdengan luar negeri) ini meningkatkan ekspor barang dan jasa suatu negara dan menurunkan impor. Ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi dengan impor juga meningkat. Jadi, jatuhnya tingkat harga domestik menyebabkan tingkat suku bunga domestik turun, terdepresiasinya nilai tukar riil yang kemudian mendorong ekspor neto domestik dan meningkatnya jumlah barang dan jasa.

c.       Kurva permintaan agregat dapat bergeser
   Pergeseran yang Timbul dari Konsumsi, karena jumlah barang dan jasa pada tingkat harga tertentu menjadi lebih sedikit, kurva permintaan agregat bergeser kekiri.sebaliknya, jika saham pasar sangat laku sehingga masyarakat menjadi lebih kaya danlebih tidak untuk menabung. Hasilnya, peningkatan belanja konsumsi yangberarti bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa pada tingkat harga tertentu mengakibatkan kurva permintaan agregat bergeser kekanan.
   Pergeseran yang timbul dari Investasi, apabila sebuah investasi kredit pajak (pengembalian pajak yangberhubungan dengan belanja investasi perusahaan) meningkat jumlah permintaan barang investasi oleh perusahaan pada tingkat harga suku bunga tertentu. Mengakibatkan pergeseran kurva permintaan agregat kekanan. Pencabutan investasi kredit pajak mengurangi investasi dan bergeser kurva permintaan agregat ke kiri. Peningkatan jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek. Menyebabkan biaya pinjaman berkurang yang mendorong belanja investasi sehingga bergeseer kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, penurunan jumlah uang yang beredar meningkatkan jumlah suku bunga, menurunbelanja investasi sehingga menggeser kurva permintaan agregat ke kiri.

2.11.        Kurva penawaran agregat


A.     Pengertian kurva penawaran agregat
   Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva yang berbentuk melengkung dari kiri – bawah ke kanan – atas, dengan tingkat kelengkungan yang semakin lama semakin tinggi. Kurva penawaran agregat pada hakikatnnya menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Tidak seperti kurva permintaan agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat menggambarkan hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.Penawaran agregat dalam jangka panjang bersifat vertikal, karena dalam jangka panjang tingkat harga adalah fleksibel dan pergeseran dalam permintaan agregat akan mempengaruhi tingkat harga tetapi outputperekonomian tetap pada tingkat alamiah. Pada jangka pendek, tingkat harga bersifat kaku dan penawaran agregat bersifat horizontal, dan pergeseran permintaan agregat akan menyebabkan fluktuasi pada output.
B.     Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang Bentuknya Vertikal
   Dalam jangka panjang, produksi barang dan jasa ekonomi (PDB riilnya) bergantung pada penawaran tenaga kerja, modal dan sumber daya alam, serta pada penguasaan teknologi yang digunakan untuk mengubah faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa.Karena tingkat harga tidak mempengaruhi faktor penentu jangka panjang PDB riil maka kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertikal.Kurva penawaran agregat merupakan penerapan konsep dikotomi klasik dan kenetralan moneter.
   Kurva penawaran agregat jangka panjang menyatakan secara tidak langsung bahwa jumlah output (variable riil) tidak bergantung pada tingkat harga (variable nominal). Kurvapenawaran barang dan jasa dapat berbentuk miring ke atas jika kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertical karena penawaran untuk barang dan jasa tertentu bergantung pada harga relative,harga dari barang dan jasa tersebut dibandingkan dengan harga lain dalam perekonomian.

C.     Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang dapat Bergeser
   Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diperkirakan oleh teori ekonomi makro. Pergeseran kurva ini disebabkan oleh tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan pengetahuan teknologi.
a.       Pergeseran yang berasal dari tenaga kerja.
   Ketika terjadi peningkatan jumlah pekerja maka penawaran barang dan jasa juga akan meningkat sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika jumlah pekerja sedikit maka kurva penawaran agregat akan bergeser ke kiri. Pergeseran kurva penawaran agregat juga dipengaruhi oleh pengangguran pada tingkat alamiahnya.Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang juga bergantung pada tingkat pengangguran alamiahnya sehingga terjadi perubahan dalam tingkat pengangguran alamiah maka akan menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang.
b.      Pergeseran yang berasal dari modal.
   Kenaikan jumlah modal dalam suatu perekonomian akan meningkatkan produktivitas sehingga jumlah penawaran barang dan jasa juga meningkat.Sebagai hasilnya,kurva penawaran agregat jangka panjang bergeser ke kanan.Sebaliknya,penurunan jumlah modal dalam suatu perekonomian menurunkan produktivitas dan jumlah penawaran barang dan jasa yang kemudian menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kiri
c.       Pergeseran yang berasal dari sumber daya alam.
   Produksi perekonomian bergantung pada sumber daya alamnya.Penemuan jenis mineral menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan.Perubahan dalam pola cuaca yang mengakibatkan pertanian menjadi sulit meneser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kiri.
d.      Pergeseran yang berasal dari pengetahuan teknologi.
   Penemuan dalam hal teknologi membuat bergesernya kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan.Sebaliknya,jika pemerintah melarang perusahaan menggunakan metode produksi tertentu,mungkin karena terlaluberbahaya bagi pekerja.Hasilnya adalah pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka panjang.

D.    Mengapa Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Miring ke Atas
   Kurva penawaran agregat jangka panjang berbentuk vertical.Sebaliknya,dalam jangka pendek,kurva penawaran agregat berbentuk miring keatas.Dalamperiode satu atau dua tahun,kenaikan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa,sedangkan penurunan dalam tingkat harga cenderung akan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.
   Yang menyebabkan hubungan positif antara tingkat harga dan output ini yaitu juka ekonomi makro telahh mengemukakan tiga teori yang menjelaskan tentang kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas.Pada setiap teori,ketidaksempurnaan pasar yang spesifik menyebabkan sisi penawaran dalam perekonomian perilakunya berbeda-beda dalam jangka pendek jika dibandingkan dengan perilaku dalam panjangnya.Jumlah penawaran output enyimpang dari sifat jangka panjang atau tingat alamiahnya ketika tingkat harga menyimpang dari tingkat yang diharapkan.Ketika tingkat harga naik di atas tingkat yang diharapkan,output juga meningkat di atas tingkat alamiahnya.Sementara itu,ketika harga jatuh dibawah tingkat yang diharapkan,output turun di bawah tingkat alamiahnya.

E.     Mengapa Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser
   Kurva penawaran agregat jangka pendek menunjukan jumlah penawaran barang dan jasa dalam jangka pendek pada tingkat harga tertentu.Kurva ini sama dengankurvapenawaran agregat jangka panjang,namun di buat miring ke atas karena adanya kekakuan upah,kekakuan harga dan kesalahan persepsi.Pergeseran pada kurva penawaran agregat jangka panjang biasanya disebabkan oleh ketenagakerjaan,modal,sumber daya alam atau ilmu penggetahuan teknologi.Variabel-variabel yang sama juga menggeser kurva penawara agregat jangka pendek.Contohnya,ketika terjadi peningkatan jumlah modal perekonomian meningkatkan produktivitas,kurva penawaran agregat jangka pendekdan jangka panjang keduanya bergeser ke kiri.
   Ketika terjadi peningkatan upah minimum meningkatkan tingkat pengangguran alamiah. Kedua kurva,baik itu kurva penawaran agregat jangka panjang maupun kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.Ketika niknya tingkat harga yang diharapkan,upah menjadi lebih tinggi,biaya bertambah,dan perusahaan menawarkan lebih sedikit jumlah barang dan jasa padasetiap tingkat harga tertentu sehingga kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri. Sebaliknya,ketika turunnya tingkat harga yang diharapkan,upah lebih sedikit,biaya menurun,perusahaan meningkatkan produksi pada tingkat harga tertentu dan kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kanan. Dan dapat disimpulkan bahwa peningkatan tingkat harga yang diharapkan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri. Penurunan tingkat harga yang diharapkan meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke arah kanan.

2.12.        Dua penyebab fluktuasi ekonomi


   Untuk menyederhanakan pemahaman ,dapat diasumsikan ekonomi dimulia pada keseimbangan jangka panjang.Keseimbanan output dan tingkat harga ditentukan oleh perpotongan kurva penawaran agregat dan kurva penawaran agregat jangka panjang.Ketika suatu perekonomian berada pada keseimbangan jangka panjangnya,upah,harga dan persepsi harus disesuaikan sehingga persimpangan permintaan agregat dengan penawaran agregat jangka pendek akan sama dengan persimpangan permintaan agregat dengan penawaran agregat jangka panjang.
·         Dampak Pergeseran Permintaan Agregat
Tentang pergeseran pada permintaan agregat ini memiliki dua hal yang dapat diambil yaitu :
a.       Dalam jangka pendek,Pergeseran-pergesaran pada permintaan agregat menyebabkan fluktuasi pada output barang dan jasa dalamperekonomian.
b.      Dalam jangka panjang,pergeseran pada permintaan agregat memengaruhi keseluruhan tingkat harga,tetapi tidak memengaruhi output.

·         Dampak Pergeseran Penawaran Agregat
Tentang pergeseran pada penawaranagregat ini memiliki dua hal yang dapat diambil,yaitu:
a.       Pergeseran-pergeseran padapenawaran agregat dapat menyebabkan stagflasi (periode merosotnya output dan naiknya harga-harga)
b.      Para pembuat kebijakan yang dapat memengaruhi permintaan agregat tidak dapat menyeimbangi kedua dampakyang berlawanan ini secara bersamaan

2.13.        Studi Kasus


Kasus permintaan agregat komoditi kelapa sawit di waykanan

   Permintaan kelapa sawit di Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, meningkat sehingga membuat harga komoditas tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp250 per kilogramnya. Harga komoditas sawit di perkebunan sawit Buaybahuga sebelumnya Rp1.100 per kilogram. Kini harga sawit per kilogramnya di pabrik Rp1.350. Kenaikan harga kelapa sawit di pekan pertama Desember, dikarenakan permintaan yang semakin meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Waykanan, salah satu perusahaan sawit yang dekat dengan Kecamatan Buaybahuga ialah PT Kharisma Inti di Kecamatan Waytuba. Dengan luas lahan 5.884,30 hektare menghasilkan tandan buah segar (TBS) sejumlah 10.026 ton per tahun. Sementara curah hujan yang tinggi sebenarnya tidak berpengaruh pada sawit. Jika kemarau panen sawit biasanya 20 sampai dengan 25 hari. Tapi jika intensitas hujannya cukup tinggi panen kelapa sawit bisa sampai 15 hari
   Jika melihat dari kasus tersebut bisa disimpulkan kalau harga suatu komoditas sangat dipengaruhi oleh permintaan terhadap komoditas tersebut karena hal tersebut berdampak pada kelangkaan komoditas tersebut sedangkan produsen tidak bisa memenuhi permintaan yang menyebabkan kenaikan harga komoditi menjadi naik. Tetapi hal ini belum termasuk pengaruh dari faktor-faktor lain yang telah disebutkan seperti penjelasan sebelumnya. Jika semua faktor dilibatkan baik dari tingkat suku bunga yang bisa mempengaruhi meningkatnya permintaan akan modal oleh produsen tersebut yang bisa menambah jumlah produksi dengan meningkatkan investasi baik berupa perluasan lahan produksi maupun untuk penambahan tenaga kerja, maka tidak menutup kemungkinan harga komoditi tersebut akan menurun dan lebih stabil meskipun jumlah permintaan meningkat tetapi hal tersebut masih memungkinkan untuk dipenuhi jika proses produksi tidak terganggu.

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembuatan makalah ini adalah Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Terjadinya inflasi tergantung pada sejumlah faktor yang mempengaruhi naik turunnya tingkat harga, juga tergantung pada kebutuhan masyarakat akan barang tersebut.
   Untuk mengeliminasi deflasi ini sejumlah saran sudah diberikan. Selain meneruskan kebijakan suku bunga yang teramat rendah (suku bunga pasar uang tiga bulanan kini hanya 0,02 persen), Jepang juga disarankan melakukan pemotongan pajak (tax cuts) untuk merangsang konsumen belanja lebih banyak. Intinya, baik sisi moneter maupun fiskal harus sama-sama ekspansif, supaya deflasi dapat segera distop.
        Penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.Permintaan dan penawaran agregat dibedakan menjadi 2 yaitu jangka panjang dan jangka pendek.




DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro: Edisi Asia. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jogjakarta. Investasi. Rajawali Press.
Diakses dari http://umamialvia.blogspot.co.id/2014/11/inflasi-dan-contoh-artikel.html.          Diakses pada tanggal 30 April 2016.
Diakses dari http://mayamoliky.blogspot.co.id/2011/03/inflasi-dan-pengangguran-1.html.     Diakses pada tanggal 30 April 2016.
Diakses dari http://www.tipepedia.com/2016/01/cara-mengatasi-inflasi.html. Diakses pada   tanggal 30 April 2016.





1 Response to "INFLASI, DEFLASI, PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT"

  1. Ayesha Danish berkata...
    Nama saya Ayesha Denmark dari Kuala Lumpur di Malaysia, tetapi saya tinggal di Indonesia dengan Keluarga saya sepanjang hidup saya. Saya ingin menggunakan media ini untuk menyarankan semua orang agar waspada dalam mendapatkan pinjaman di sini, begitu banyak pemberi pinjaman di sini adalah penipu dan mereka hanya di sini untuk merampok uang Anda yang susah payah, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp200.000.000 dari ibu Gift dan saya kehilangan sekitar Rp7.000.000 juta tanpa mendapatkan pinjaman, mereka meminta saya membayar berkali-kali untuk biaya itu, saya membayar hampir Rp7.000.000 juta masih belum mendapatkan pinjaman, tolong jangan menghubungi ibu bernama Gift.

    Untungnya bagi saya saya melihat posting di blog tentang ibu Rebacca: PERUSAHAAN PINJAMAN ALMA REBACCA yang merupakan pemberi pinjaman yang sah, saya menghubungi ibu Rebacca dan saya mengajukan pinjaman senilai Rp500.000.000, saya pikir itu adalah lelucon dan kecurangan, tetapi Saya mendapatkan pinjaman kurang dari 3 jam dengan bunga hanya 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang karena saya telah diselamatkan dari kesulitan keuangan, saya mendesak Anda semua yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman di ASIA dan bagian lain dunia, orang terbaik untuk dihubungi adalah ibu Rebacca dan saya bersumpah kepada ALLAH SWT bahwa semua masalah Anda akan terpecahkan, jadi saya menyarankan semua warga di sini yang membutuhkan pinjaman untuk dihubungi

    Ny. Rebacca Alma melalui email: (rebaccaalmaloancompany@gmail.com)
    Ini adalah ibu yang baik Nyonya Alma WhatsApp Nomor +14052595662

    Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (ayeshadanish@gmail.com) Semoga Allah menyertai Anda semua

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel