INFLASI, DEFLASI, PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
baik, disini akan dijelaskan tentang makalah inflasi, deflasi, permintaan dan penawaran agregat. berikut adalah penjelasannya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas segala anugerahnya
sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan
makalah ini dalam bentuk dan juga isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembacanya.
Makalah ini berjudul “Inflasi dan Deflasi”,
serta “Permintaan dan Penawaran Agregat” dimana dalam makalah ini terkandung
beberapa materi yang juga bersumber dari buku dan media-media lainnya. Makalah
ini menjelaskan dan memaparkan secara ringkas apa saja materi pokok dan
pembahasan dari Inflasi dan Deflasi serta Permintaan dan Penawaran Agregat dalam
mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Dalam pembuatan makalah ini, penulis
bermaksud untuk membuat ringkasan tentang materi-materi mengenai Inflasi dan
Deflasi serta Permintaan dan Penawaran Agregat yang penting dan signifikan
sehingga pengetahuan atau ilmu yang didapat dari makalah ini nantinya akan
berguna pagi penulis maupun pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Penulis
mengakui bahwa masih banyak kekurangan karena pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih sangat kurang.
Oleh kerena itu penulis berharap agar para pembaca dapat memberikan
masukan-masukan serta kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Denpasar,
April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Krisis ekonomi tahun 1997 sebagai pncak
dari Serangkaian Liberalisasi sektor perbankan sejak tahun 1980-an
telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional belum
memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang di dukung
dengan infrastruktur perbankan yang baik. Secara Fundametal, sistem
perbankan Indonesia masih harus di perkuat untuk dapat mengatasi gejolak
internal maupun eksternal. Fundamental perbankan nasional yang terbukti
belum kokoh merupakan tantangan bukan hanya bagi industri perbankan
secara umum. Tantangan dalam dunia perbankan juga selalu berubah seiring
dengan perubahan yang terjadi dalam industri jasa keuangan secara umum.
Untuk mewujudkan perbankan indonesia yang lebih kokoh, perbaikan harus
dilakukan di berbagai bidang. Ternyata unutk menjawab tantangan-tantangan yang
dihadapi perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini.
Penawaran agregat (aggregat suply) dan
permintaan agregat (aggregat demand) sebagai model analisis dalam teori makro
ekonomi, terutama dalam kaitannya dengan bagaimana tingkat harga ditentukan.
Selain itu, juga akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan
permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS).
Dalam analisis AD-AS istilah penawaran
agregat mempunyai pengertian yang sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis
AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran barang dan jasa yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu Negara. Berarti penawaran
agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksikan)
perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya, yang merupakan
perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam
analisis AD-AS ciri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat harga.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa
pengertian inflasi dan deflasi?
1.2.2.
Apa saja Jenis – jenis inflasi?
1.2.3.
Bagaimana celah inflasi dan deflasi?
1.2.4.
Bagaimaan kaitan antara inflasi dan
pengangguran?
1.2.5.
Apa saja biaya sosial dari inflasi?
1.2.6.
Apa saja kebijakan mengatasi inflasi?
1.2.7.
Bagaimana Studi kasus mengenai inflasi
dan deflasi?
1.2.8.
Apa saja tiga faktor utama mengenai
fluktuasi ekonomi?
1.2.9.
Bagaimana fluktuasi ekonomi jangka
pendek?
1.2.10.
Bagaimana penjelasan kurva permintaan
agregat?
1.2.11.
Bagaimana penjelasan kurva penwaran
agregat?
1.2.12.
Apa saja dua penyebab fluktuasi ekonomi?
1.2.13.
Bagaimana studi kasus mengenai permintaan
dan penawaran agregat?
1.3.
Tujuan
Penulisan
1.3.1.
Untuk mengetahui pengertian inflasi dan deflasi
1.3.2.
Untuk mengetahui Jenis – jenis inflasi
1.3.3.
Untuk mengetahui celah inflasi dan
deflasi
1.3.4.
Untuk mengetahui kaitan antara inflasi
dan pengangguran
1.3.5.
Untuk mengetahui biaya sosial dari
inflasi
1.3.6.
Untuk mengetahui kebijakan
mengatasi inflasi
1.3.7.
Untuk mengetahui studi kasus mengenai
inflasi dan deflasi
1.3.8.
Untuk mengetahui tiga faktor utama
mengenai fluktuasi ekonomi
1.3.9.
Untuk mengetahui fluktuasi ekonomi
jangka pendek
1.3.10.
Untuk mengetahui kurva permintaan agregat
1.3.11.
Untuk mengetahui kurva penwaran agregat
1.3.12.
Untuk mengetahui dua penyebab fluktuasi
ekonomi
1.4.
Metode
Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah
ini adalah dengan menggunakan metode pustaka, dengan mempelajari dan
mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku
(literatur) maupun informasi di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
inflasi dan deflasi
a. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga - harga secara
secara umum dan terus menerus. Karena
harga barang terus naik, maka inflasi akan menyebabkan turunnya nilai mata uang
dan menurunkan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan salah satu masalah
ekonomi yang tidak akan mampu dihilangkan secara tuntas. Oleh karena itu upaya
pemerintah adalah untuk mengontrol laju inflasi karena kita tidak bisa
mengatasi inflasi sampai tuntas. Sumber dari penyebab inflasi adalah uang yang
beredar di masyarakat lebih banyak dari yang dibutuhkan.
b. Deflasi
Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode
dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah
kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang
beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan
terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat.
2.2. Jenis –
jenis inflasi
a.
Berdasarkan
Tingkat Keparahannya
1. Inflasi
Ringan (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10 % per
tahun. Inflasi ini tidak akan memberi pengaruh yang besar terhadap keadaan
ekonomi suatu negara, selain itu inflasi ini juga dibutuhkan agar produsen
memproduksi lebih banyak barang.
2. Inflasi
Sedang (Galloping Inflation), yaitu Inflasi yang besarnya antara 10 – 30 % per
tahun. Inflasi ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat namun belum
terlalu membahayakan bagi negara. Kenaikan harga pada inflasi sedang cenderung
cepat.
3. Inflasi
Berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100 %. Inflasi
berat akan membuat kondisi ekonomi di suatu negara menjadi kacau.
4. Inflasi
Sangat Berat (HyperInflation), yaitu inflasi yang bersarnya lebih dari 100%.
Pada kondisi ini, masyarakat tidak mau menyimpan uang karena nilainya menurun
drastis dengan sangat cepat, sehingga banyak yang membelanjakan uangnya.
b.
Berdasarkan
Asalnya
1. Inflasi
Dalam Negeri (Domestic Inflation), yaitu inflasi yang timbul karena adanya
defisit (pengeluaran > pemasukan) pembiayaan atau belanja negara. Sehingga
pemerintah mengatasinya dengan mecetak uang baru. Adanya uang baru membuat
peredaran uang semakin luas sehingga akan berakibat pada kenaikan harga barang.
2. Inflasi
Luar Negeri (Imported Inflation), yaitu inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga
barang pada suatu negara, sehingga negara lain yang memiliki hubungan ekonomi
(ekspor impor) dengan negara tersebut akan terpengaruh oleh inflasi.
c.
Berdasarkan
Barang yang harganya naik
1. Inflasi
Tertutup (Closed Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga
dari satu, dua, atau hanya beberapa barang. Inflasi ini biasanya terjadi
apabila barang yang harganya naik merupakan barang yang sangat berpengaruh pada
negara tersebut. Contohnya kenaikan harga beras di Indonesia.
2. Inflasi
terbuka (Open Inflation), yaitu inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga
semua barang pada negara.
2.3.
Celah
inflasi dan deflasi
Menurut John Maynard Keynes, Inflasi terjadi
karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keynes
berpendapat, proses inflasi adalah proses perebutan bagian rezeki diantara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari yang
bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Oleh keynes proses perebutan ini
diterjemahkan menjadi keadaan di mana permintaan masyarakat terhadap barang selalu
melebihi jumlah barang-barang yang tersedia. Peristiwa tersebut menimbulkan apa
yang disebut celah inflasi atau inflationary gap. Masalah celah inflasi atau
inflationary gap bahwa inflation gap terjadi apabila besarnya investasi
yang terjadi melebihi penabungan atau saving pada tingkat pendapatan full-employment,
pernyataan tersebut tepat kalau diterapkan untuk perekonomian tertutup. Dalam
keadaan di mana besarnya permintaan agregatif yaitu hasil penjumlahan (C + 1 +
G + X — M), melebihi kapasitas produksi nasional, yang biasa disebut juga
full-employment income.
Kapasitas produksi suatu perekonomian
menunjukkan batas kemampuan daripada perekonomian tersebut dalam menghasillkan
barang-barang dann jasa-jasa untuk tiap satuan waktunya. Kemampuan suatu perekonomian
dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa tersebut kadang-kadang digunakan
sepenuhnya ( full-employment ), kadang-kadang tidak digunakan / sebagaian dari
kapasitas perekonomian menganggur / tidak terpakai ( under-employment ).
Tingginya kapasitas produksi nasional yang
dipergunakan disebut tingkat employment/tingkat kesempatan kerja yang suatu
ketika dalam keadaan full-employment dan under-employment .
Perekonomian dikatakan dalam keadaan over-employment apabila kapasitas
produksi nasional sudah dalam penggunaan penuh, akan tetapi permintaan nasional
akan barang dan jasa totalnya masih terus bertambah.
Kemustahilan keadaan Full Employment
menyebabkan keadaan pengeluaran agregat berada di atas atau di bawah nilai
pendapatan nasional seimbang (Y=AE). Jarak perbedaan pengeluaran agregat dengan
tingkat seimbangnya menghasilkan dua hal:
a. Jurang
Inflasi (Inflationary Gap), yaitu kelebihan dalam pengeluaran agregat di atas
pengeluaran agregat pada penngeluaran agregat pada penggunaan tenaga kerja
penuh yang menimbulkan kekurangan barang dan seterusnya kenaikan harga-harga.
b. Jurang
Deflasi (Deflationary Gap), yaitu jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang
diperlukan untuk mencapai keseimbangan perekonomian
Teori inflasi, A.W. Phillips berhasil
menemukan hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat
perubahan upah nominal.Penemunannya ini diperolehnya dari hasil pengolahan data
empirik perekonomian inggris untuk periode 1861-1957. Kurva yang
menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran
dinamakan kurva Phillips. Kurva phillips yang menghubungkan persentase
perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti diuraikan di
atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada
juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang biasa disebut dengan kurva
phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi. Argumentasi
untuk menjelaskan kurva phillips di atas dirumuskan dengan formulasi sebagai
berikut :
Laju
inflasi = Tingkat kenaikan upah – Tingkat kenaikan produktivitas
Sifat
keterkaitan di antara inflasi harga dan tingkat pengangguran :
Pada waktu pengangguran tinggi, kenaikan
harga-harga relative lambat, akan tetapi semakin rendah pengangguran, semakin
tinggi tingkat inflasi yang berlaku. Dari kurva phillips dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan
tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat
pula kenaikan tingkat upah.
Jadi, dalam teori ekonomi makro, ada
perdebatan klasik masalah inflasi dan pengangguran yang dikenal luas dengan
Kurva Phillips (yang sebetulnya belum terbukti salah dan benar secara umum di
semua ekonomi/negara). Kurva tersebut menggambarkan adanya hubungan negatif
antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi, pengangguran
rendah (dan output tinggi). Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi
yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi akan
menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya meningkatkan
pengangguran.
Hubungan
inflasi dan pengangguran
Ada
suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran dalam
suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha memperluas kesempatan kerja
semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi dan pembayaran lebih
banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati dan dalam
rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga
produk tersebut. Sebuah proses serupa akan diamati di seluruh perekonomian
ketika pemerintah bermaksud untuk menciptakan pekerjaan. Harga produk atau
jasa, di mana tenaga kerja terinstal, akan meningkat sehingga kenaikan tingkat
inflasi akan terlihat melalui ekonomi luar.
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut di
atas bahwa ketika pemerintah berniat untuk menurunkan tingkat pengangguran yang
harus menanggung kenaikan tingkat inflasi dalam perekonomian nasional yang
berbeda antara inflasi dan pengangguran jumlah orang yang menganggur adalah
jumlah orang di negara yang tidak memiliki pekerjaan dan yang tersedia untuk
bekerja pada tingkat upah pasar saat ini. Ini dengan mudah dapat diubah menjadi
persentase dengan mengaitkan jumlah pengangguran,dengan jumlah orang dalam
angkatan kerja.
2.5.
Biaya
sosial dari inflasi
Para ekonom sepakat bahwa maksimal inflasi yang aman adalah 10% pertahun.
Jika para inflator menaikan harga lebih dari anggaran yang telah ditetapkan,
maka akan muncul masalah-masalah sosial berikut:
a.
Menurunnya
tingkat kesejahteraan rakyat
Tingkat kesejahteraan masyarakat,
sederhananya diukur dengan tingkat daya beli pendapatan yang diperoleh. Inflasi
menyebabkan daya beli pendapan makin rendah, khususnya bagi masyarakat yang
berpenghasilan kecil dan tetap.
b.
Memburuknya
distribusi pendapatan
Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan
dapat dihindari jika pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat
inflasi. Jika inflasi 20% per tahun, maka tingkat pendapatan harus lebih besar
dari 20% per tahun.
c.
Terganggunya
stabilitas ekonomi
Pengertian mendasarnya adalah sangat kecilnya
tindakan spekulasi dalam perekonomian. Inflasi menganggu stabilitas
ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa depan (ekspektasi) para pelaku
ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa harga-harga barang dan
jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan ini mendorong pembelian barang
dan jasa lebih banyak dari biasanya. Tujuannya untuk lebih menghemat untuk
pengeluaran konsumsi. Akibatnya, permintaan barang dan jasa justru dapat
meningkat.
2.6.
Kebijakan
mengatasi inflasi
1. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran
anggaran pemerintah. Kebijakan fiskal yang dapat digunakan untuk mengatasi dan
mengendalikan inflasi yang semakin tinggi adalah sebagai berikut:
a. Menghemat
Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure)
Salah
satu kebijakan dengan penghematan pengeluaran pemerintah ini akan dapat
mempengaruhi tingkat inflasi yang terjadi. Dengan mengurangi pengeluaran
pemerintah akan dapat meminimalisir permintaan barang dan jasa dalam negeri
yang pada akhirnya akan dapat menurunkan harga barang secara umum.
b. Meningkatkan
Tarif Pajak Rumah Tangga dan Perusahaan
Untuk mengendalikan atau menekan laju inflasi yang
terus meningkat, pemerintah dapat mengeluarkan kebijkan peningkatan tarif pajak
pada tingkat rumah tangga dan perusahaan. Hal tersebut akan meminimalisir
tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi yang semakin berkurang sedikit akan
mengurangi permintaan barang dan jasa yang kemudian akan berakibat pada harga barang
secara umum akan menurun.
2. Kebijakan
Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintar untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan
daya beli uang. Kebijakan moneter yang dapat digunakan untung mengatasi
atau mengendalikan inflasi yang semakin tinggi adalah sebagai berikut :
a. Pengurangan
Jumlah Uang yang Beredar
Pengurangan
jumlah uang yang beredar hanya dapat dilakukan oleh bank sentral yaitu bank
indonesia. Hal tersebut dikarenakan bank indonesia memiliki otoritas penuh
terhadap keuangan yang beredar dalam negara. Pengurangan jumlah uang yang
beredar dalam negeri dilakukan hingga mencapai titik optimum. Artinya Jumlah
uang yang beredar seimbang ataus setara dengan jumlah uang atau jasa yang
tersedia. Keseimbangan tersebut akan dapat mengendalikan laju inflasi.
b. Penetapan
Persediaan Kas Oleh Bank Sentral
Bank
sentar (bank indonesia) memiliki otoritas penuh terhadap keuangan yang beredar
dalam negara. Bank sentral berhak menetapkan persediaan jumlah uang yang
beredar dengan cara menetapkan uang kas pada bank non-sentral (bank umum).
Penetapan jumlah persediaan uang yang beredar dilakukan dengan cara memberikan
instrumen kepada bank umum terkait dengan jumlah batasan uang yang di
sirkulasikan kepada masyarakat. Hal tersebut akan memperlambat bahkan akan
dapat mengendalikan laju inflasi.
c. Menerapkan
Kebijakan Politik Diskonto
Politik diskonto adalah kebijakan yang di
publikasikan oleh bank sentral sebagai pemegang otoritas utama akan beredarnya
uang untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beradar. Politik diskonto
diterapkan dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Dengan adanya
kenaikan suku bunga bank akan dapat mengurangi suku bunga yang beredar sehingga
akan laju pertumbuhan inflasi dapat ditekan.
d. Menerapkan
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan ini digunakan oleh pemerintah untuk
mengendalikan uang yang beredar dengan cara membeli atau menjual surat-surat
yang berharga yang dimiliki oleh pemerintah seperti surat utang negara yang
biasa disebut dengan SUT. Dalam mengendalikan uang yang beredar pemerintah akan
menjual surat berharga tersebut jika pemerintah bertujuan untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar. Sebailiknya, Jika pemerintah bertujuan untuk menambah
jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah tersebut.
3. Kebijakan
Lainnya
Dalam mengatasi atau mengendalikan laju
inflasi yang terjadi, tidak hanya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang
dapat digunakan oleh pemerintah, tapi juga terdapat kebijakan-kebijakan yang
selain dari kebijakan fiskal dan moneter yang dapat digunakan. Berikut adalah
kebijakan lainnya yang dapat digunakan :
a. Peningkatan Jumlah Barang di Pasar
Kebijakan
ini dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengendalikan laju inflasi.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara meningkatkan jumlah barang yang dibutuhkan
oleh masyarakat di pasar. Dalam menambah jumlah barang di pasar diperlukan
campur tangan pemerintah dalam produksi suatu barang. Misalnya pemerintah
memberikan subsidi terhadap produsen sehingga produsen tersebut dapat memenuhi
target barang yang dibutuhkan oleh pasar. Namun, Terdapat langkah lain yang
dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan cara menurunkan bea cukai barang
impor.
b. Penetapan
Harga Maksimum (Beberapa Jenis Barang)
Dengan adanya penetapan harga maksimum beberapa
jenis barang khususnya yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya laju inflasi
akan dapat mengendalikan para spekulan ekonomi yang mempermainkan harga barang
di pasar. dengan penetapan harga maksimum tersebut akan dengan mudah untuk
mengendalikan inflasi.
2.7.
Studi
kasus
Dolar
Kembali Menguat, Rupiah Keok
Jakarta- Pembalikan arah (rebound) yang
dialami Amerika Serikat terhadap mata uang utama didunia mengganjal laju
rupiah. Dalam transaksi pasar uang, rupiah takluk 54 point (0,44 persen)
kelevel 12.222 perdolar Amerika Serikat. Rupiah melemah bersama dengan mata
uang Asia lainnya.
Analis PT Platon Niaga berjangka, Lukman
Leong, mengatakan dolar kembali dominan di pasar mata uang setelah mengalami
koreksi sejak akhir pekan lalu. Momentum pelemahan dua hari tersebut kemudian
dimanfaatkan oleh para pemain valuta asing untuk memborong dolar dengan harga
barang. “Imbasnya, rupiah dan maa uang pasar berkembang kembali tertekan,” kata
dia.
Investor
yakin bahwa dolar tidak akan pernah kehilangan daya tariknya sebagai
asset paling aman ditengah perlambatan ekonomi global. Melihat belum adanya
tanda pemulihan ekonomi Eropa dan Cina, kebutuhan dolar diperkirakan terus
naik. Mereka memanfaatkan setiap koreksi untuk mengakumulasi dalam jangka waktu
yang lama.
Dari sisi internal, pelaku pasar mulai
mengambil sikap. Mereka melihat dan menunggu jelang rapat dewan gubernur Bank
Indonesia. Pelaku pasar akan melihat bagaimana respons bank sentral menghadapi
ancaman inflasi yang akan muncul setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar
minyak (BBM) bersubsidi. “kenaikkan harga BBM memunculkan ekspektasi kenaikkan
suku bunga acuan (BI Rate),” ujar Lukman.
Menurut dia, ada kemungkinan bank sentral
menaikkan suku bunga acuan mengingat kenaikkan harga BBM amat mungkin akan
dilakukan dalam waktu dekat. Namun hal itu masih bergantung pada bagaimana
persiapan pemerintah dalam meredam inflasi yang akan disumbangkan setelah
kenaikkan harga BBM.
Hari
ini (Rabu, 12 November 2014)
Lukman memperkirakan rupiah bergerak kisaran 12.200 pe dolar AS dengan
risiko melemah ke level 12.300 per dolar. Tembusnya level resistan 12.200 sudah
menegaskan bahwa posisi rupiah mulai rawan. “ Bank Indonesia perlu turun
kepasar apabila pergerakkan rupiah sudah tidak wajar.”
Wapres
Jusuf Kalla: Deflasi Lebih Berbahaya dari Inflasi
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan
saat pembukaan Munas Kadin ke VII di Trans Hotel, Bandung, Jawa Barat, 23
November 2015.
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf
Kalla mengatakan masyarakat selalu menilai inflasi berbahaya, sehingga deflasi
dianggap menguntungkan. Padahal, deflasi lebih berbahaya daripada inflasi.
"Asal jangan ketinggian," katanya dalam acara tahunan Bank Indonesia,
di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.
Kalla bercerita, pada krisis 1998,
pemerintah pernah melakukan kebijakan yang keliru. Saat itu Dana Moneter
Internasional (International Monetary Fund/IMF) meminta Indonesia untuk
menaikkan bunga hingga akhirnya bunga mencapai 60 persen dan inflasi 75 persen.
"Karena selalu hanya percaya dengan kebijakan moneter dapat memperbaiki segala-galanya. Bunga naik dan inflasi naik, hancurlah Republik ini," katanya. "Hingga sampai sekarang, kita masih harus membayar kesalahan itu." Karena kekeliruan itu, Kalla berujar, kemungkinan Indonesia baru akan selesai membayarnya hingga 30 tahun lagi. "Janganlah terulang kebijakan seperti itu."
"Karena selalu hanya percaya dengan kebijakan moneter dapat memperbaiki segala-galanya. Bunga naik dan inflasi naik, hancurlah Republik ini," katanya. "Hingga sampai sekarang, kita masih harus membayar kesalahan itu." Karena kekeliruan itu, Kalla berujar, kemungkinan Indonesia baru akan selesai membayarnya hingga 30 tahun lagi. "Janganlah terulang kebijakan seperti itu."
2.8.
Tiga faktor
utama mengenai fluktuasi ekonomi
a.
Fluktuasi
dalam Perekonomian Sifatnya Tidak Teratur dan Tidak Dapat Diprediksikan
Fluktuasi dalam perekonomian sering disebut
sebagai siklus bisnis. Istilah siklus bisnis sebenarnya tidak tepat karena
terkesan menunjukkan bahwa fluktuasi ekonomi mengikuti pola yang teratur dan
dapat diperkirakan. Terkadang, selama bertahun-tahun, kondisi perekonomian
berjalan tanpa resesi. Ketika PDB riil tumbuh dengan cepat maka usaha lancar. Selama
periode perluasan ekonomi, perusahaan mendapatkan bahwa daya beli konsumen
tinggi dan keuntungan pun meningkat. Di sisi lain, ketika PDB riil turun selama
masa resesi, bisnis dirundung berbagai masalah, kebanyakn perusahaan
mengalamipenurunan penjualan dan keuntungan.
b.
Kebanyakan
Besaran Ekonomi Makro Berfluktuasi Bersama-sama
PDB riil adalah sebagai alat ukur paling
komperehensif untuk memantau perubahan jangka pendek yang terjadi di
dalam perkonomian dalam semua nilai akhir barang dan jasa yang diproduksi pada
periode waktu tertentu. Walau demikian, ternyata untuk memantau fluktuasi
jangka pendek, dapat menggunakan ukuran apa saja. Sebagian besar variabel
ekonomi makro yang mengukur beberapa jenis pendapatan, pengeluaran, atau
produksi berfluktuasi secara bersama-sama, namun nilai fluktuasinya
berbeda-beda.
c.
Saat
Hasil Produksi Turun, Tingkat Pengangguran Naik
Perubahan-perubahan pada output perekonomian
dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya dengan perubahan dalam utilitasi
angkatan kerjanya. Dengan kata lain, ketika PDB riil menurun, tingkat
pengangguran meningkat. Namun, itu bukanlah masalah besar karena perusahaan
memilih untuk memproduksi sedikit jumlah barang dan jasa, dan memberhentikan
pekerja dan memperluas cakupan pengangguran. Setiap kali terjadi resesi,
tingkat pengangguran meningkat tajam. Ketika resesi berakhir dan PDB riil mulai
berkembang, tingkat pengangguran menurun secara perlahan. Tingkat pengangguran
tidak pernah mencapai nol; hanya berfluktuasi di sekitar tingkat alamiahnya
saja.
2.9.
Fluktuasi
ekonomi jangka pendek
a.
Perbedaan Fluktuasi Jangka Pendek
dengan Fluktuasi Jangka Panjang
Semua analisis saling berhubungan dengan dikotomi klasik dan
netralitas keuangan. Sebagian besar ekonom percaya bahwa teori klasik
menjelaskan dunia dalam jangka panjang, tetapi tidak dalam jangka pendek.
Setelah melewati suatu periode yang berlangsung selamabeberapa tahun,
perubahan-perubahan dalm jumlah uang yang beredar memengaruhi harga dan
variabel nominal lain, tetapi tidak memengaruhi PDB riil, pengangguran.atau
variabel riil lainnya. Akan tetapi, ketika mempelajari perubahan ekonomi dari
tahun ke tahun, asumsi netralitas keuangan tidak sesuai. Kebanyak ekonom
percaya bahwa, dalam jangka pendek, v riabel riil dan variabel nominal
berhubungan dengan erat.
b.
Model Dasar dari Fluktuasi Ekonomi
Model makro ekonomi ini memungkinkan kita memeriksa
bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam
jangka pendek. Ini juga menyediakan suatu cara untuk membedakan bagaimana
kinerja perekonomian dalam jangka panjang dan dalam jangka pendek. Model
Permintaan dan penawaran agregat (model aggregate demand and aggregate
supply) adalah model yang banyak digunakan oleh ekonom untuk menjelaskan
fluktuasi jangka pendek dalam aktivitas ekonom selama kecenderungan jangka
panjangnya
2.10.
Kurva
permintaan agregat
a.
Pengertian
Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat (aggregate-demand curve) adalah
kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diinginkan oleh rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah pada tingkat harga tertentu.
Kurva
Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara
tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y,
digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M tertentu. Kurva ini
miring ke bawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat
keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan
jasa yang diminta Y. Seiring tingkat harga menurun, kita bergerak ke
bawah sepanjang kurva AD. Tiap perubahan pada M atau V akan
menggeser kurva AD. Permintaan output riil bervariasi berbanding
terbalik dengan tingkat harga.
b. Mengapa Kurva Permintaan Agregat
Miring ke Bawah
Berikut
merupakan hal-hal yang menyebabkan mengapa kurva permintaan agregat miring ke
bawah :
·
Tingkat
Harga dan Konsumsi: Efek Kekayaan, misalkan uang yang disimpan di dompet dan
direkening bank. Nilai nominal uang ini adalah tetap, tetapi nilai riilnya
tidak. Seandainya harga-harga turun, uang menjadi lebih berharga karena uang
dapat di belanjakan lebih banyak barang dan jasa. Jadi, penurunan tingkat
harga membuat konsumsi lebihbanyak yang mendorong mereka untuk menghabiskan
dalam jumlah uang lebih banyak. Peningkatan belanja konsumsi berarti
bertambahnya jumlah permintaan barang dan jasa.
·
Tingkat
Harga dan Investasi: Efek Suku Bunga, dampak suku bunga turun sehingga lebih
banyak investasi karena perusahaan tidak mau rugi, investasi meningkat maka
jumlah barang baru yang diproduksipun meningkat sehingga masyarakat banyak
memegang uang. Jadi, tingkat harga yang lebih rendah menurunkan tingkat suku
bunga danmendorong lebih besar belanja pada barang investasi sehingga
meningkatkan jumlah permintaan barang dan jasa.
·
Tingkat
Harga dan Ekspor Neto: Efek Nilai Tukar, penawaran yang meningkat menyebabkan
mata uang domestik menurun nilainya secara relatif terhadap mata uang lain.
Karena setiap unit mata uang domestik membeli setiap unit mata uang luar negeri
dengan perbandingan yang lebih sedikit maka barang luar negeri relatif menjadi
lebih mahal dibanding dengan barang lokal. Perubahan dalam tingkat kurs riil
(harga relatif barang domestikdengan luar negeri) ini meningkatkan ekspor
barang dan jasa suatu negara dan menurunkan impor. Ekspor neto sama dengan
ekspor dikurangi dengan impor juga meningkat. Jadi, jatuhnya tingkat harga
domestik menyebabkan tingkat suku bunga domestik turun, terdepresiasinya nilai
tukar riil yang kemudian mendorong ekspor neto domestik dan meningkatnya jumlah
barang dan jasa.
c. Kurva permintaan agregat dapat
bergeser
Pergeseran yang Timbul dari Konsumsi, karena
jumlah barang dan jasa pada tingkat harga tertentu menjadi lebih sedikit, kurva
permintaan agregat bergeser kekiri.sebaliknya, jika saham pasar sangat laku
sehingga masyarakat menjadi lebih kaya danlebih tidak untuk menabung. Hasilnya,
peningkatan belanja konsumsi yangberarti bertambahnya jumlah permintaan barang
dan jasa pada tingkat harga tertentu mengakibatkan kurva permintaan agregat bergeser
kekanan.
Pergeseran yang timbul dari Investasi,
apabila sebuah investasi kredit pajak (pengembalian pajak yangberhubungan
dengan belanja investasi perusahaan) meningkat jumlah permintaan barang
investasi oleh perusahaan pada tingkat harga suku bunga tertentu. Mengakibatkan
pergeseran kurva permintaan agregat kekanan. Pencabutan investasi kredit pajak
mengurangi investasi dan bergeser kurva permintaan agregat ke kiri. Peningkatan
jumlah uang beredar akan menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek.
Menyebabkan biaya pinjaman berkurang yang mendorong belanja investasi sehingga
bergeseer kurva permintaan agregat ke kanan. Sebaliknya, penurunan jumlah uang
yang beredar meningkatkan jumlah suku bunga, menurunbelanja investasi sehingga
menggeser kurva permintaan agregat ke kiri.
2.11.
Kurva
penawaran agregat
A. Pengertian
kurva penawaran agregat
Kurva penawaran agregat AS adalah suatu kurva
yang berbentuk melengkung dari kiri – bawah ke kanan – atas, dengan tingkat
kelengkungan yang semakin lama semakin tinggi. Kurva penawaran agregat pada
hakikatnnya menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat harga yang berlaku
dalam ekonomi dan nilai produksi riil yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh
semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Tidak seperti kurva permintaan
agregat yang selalu miring ke bawah, kurva penawaran agregat menggambarkan
hubungan yang sangat bergantung pada periodenya.Penawaran agregat dalam jangka
panjang bersifat vertikal, karena dalam jangka panjang tingkat harga adalah
fleksibel dan pergeseran dalam permintaan agregat akan mempengaruhi tingkat
harga tetapi outputperekonomian tetap pada tingkat alamiah. Pada jangka pendek,
tingkat harga bersifat kaku dan penawaran agregat bersifat horizontal, dan
pergeseran permintaan agregat akan menyebabkan fluktuasi pada output.
B. Kurva
Penawaran Agregat Jangka Panjang Bentuknya Vertikal
Dalam jangka panjang, produksi barang dan
jasa ekonomi (PDB riilnya) bergantung pada penawaran tenaga kerja, modal dan
sumber daya alam, serta pada penguasaan teknologi yang digunakan untuk mengubah
faktor-faktor produksi tersebut menjadi barang dan jasa.Karena tingkat harga
tidak mempengaruhi faktor penentu jangka panjang PDB riil maka kurva penawaran
agregat jangka panjang berbentuk vertikal.Kurva penawaran agregat merupakan
penerapan konsep dikotomi klasik dan kenetralan moneter.
Kurva penawaran agregat jangka panjang
menyatakan secara tidak langsung bahwa jumlah output (variable riil) tidak
bergantung pada tingkat harga (variable nominal). Kurvapenawaran barang dan
jasa dapat berbentuk miring ke atas jika kurva penawaran agregat jangka panjang
berbentuk vertical karena penawaran untuk barang dan jasa tertentu bergantung
pada harga relative,harga dari barang dan jasa tersebut dibandingkan dengan
harga lain dalam perekonomian.
C. Kurva
Penawaran Agregat Jangka Panjang dapat Bergeser
Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang
menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diperkirakan oleh teori ekonomi makro.
Pergeseran kurva ini disebabkan oleh tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan
pengetahuan teknologi.
a. Pergeseran
yang berasal dari tenaga kerja.
Ketika
terjadi peningkatan jumlah pekerja maka penawaran barang dan jasa juga akan
meningkat sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika
jumlah pekerja sedikit maka kurva penawaran agregat akan bergeser ke kiri.
Pergeseran kurva penawaran agregat juga dipengaruhi oleh pengangguran pada
tingkat alamiahnya.Posisi kurva penawaran agregat jangka panjang juga
bergantung pada tingkat pengangguran alamiahnya sehingga terjadi perubahan
dalam tingkat pengangguran alamiah maka akan menggeser kurva penawaran agregat
jangka panjang.
b. Pergeseran
yang berasal dari modal.
Kenaikan
jumlah modal dalam suatu perekonomian akan meningkatkan produktivitas sehingga
jumlah penawaran barang dan jasa juga meningkat.Sebagai hasilnya,kurva
penawaran agregat jangka panjang bergeser ke kanan.Sebaliknya,penurunan jumlah
modal dalam suatu perekonomian menurunkan produktivitas dan jumlah penawaran
barang dan jasa yang kemudian menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang
ke kiri
c. Pergeseran
yang berasal dari sumber daya alam.
Produksi
perekonomian bergantung pada sumber daya alamnya.Penemuan jenis mineral
menggeser kurva penawaran agregat jangka panjang ke kanan.Perubahan dalam pola
cuaca yang mengakibatkan pertanian menjadi sulit meneser kurva penawaran
agregat jangka panjang ke kiri.
d. Pergeseran
yang berasal dari pengetahuan teknologi.
Penemuan
dalam hal teknologi membuat bergesernya kurva penawaran agregat jangka panjang
ke kanan.Sebaliknya,jika pemerintah melarang perusahaan menggunakan metode
produksi tertentu,mungkin karena terlaluberbahaya bagi pekerja.Hasilnya adalah
pergeseran ke kiri dalam kurva penawaran agregat jangka panjang.
D. Mengapa
Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Miring ke Atas
Kurva penawaran agregat
jangka panjang berbentuk vertical.Sebaliknya,dalam jangka pendek,kurva
penawaran agregat berbentuk miring keatas.Dalamperiode satu atau dua
tahun,kenaikan tingkat harga keseluruhan dalam perekonomian cenderung
meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa,sedangkan penurunan dalam tingkat
harga cenderung akan mengurangi jumlah penawaran barang dan jasa.
Yang menyebabkan hubungan positif antara
tingkat harga dan output ini yaitu juka ekonomi makro telahh mengemukakan tiga
teori yang menjelaskan tentang kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke
atas.Pada setiap teori,ketidaksempurnaan pasar yang spesifik menyebabkan sisi
penawaran dalam perekonomian perilakunya berbeda-beda dalam jangka pendek jika
dibandingkan dengan perilaku dalam panjangnya.Jumlah penawaran output enyimpang
dari sifat jangka panjang atau tingat alamiahnya ketika tingkat harga menyimpang
dari tingkat yang diharapkan.Ketika tingkat harga naik di atas tingkat yang
diharapkan,output juga meningkat di atas tingkat alamiahnya.Sementara
itu,ketika harga jatuh dibawah tingkat yang diharapkan,output turun di bawah
tingkat alamiahnya.
E. Mengapa
Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek Dapat Bergeser
Kurva penawaran agregat
jangka pendek menunjukan jumlah penawaran barang dan jasa dalam jangka pendek
pada tingkat harga tertentu.Kurva ini sama dengankurvapenawaran agregat jangka
panjang,namun di buat miring ke atas karena adanya kekakuan upah,kekakuan harga
dan kesalahan persepsi.Pergeseran pada kurva penawaran agregat jangka panjang
biasanya disebabkan oleh ketenagakerjaan,modal,sumber daya alam atau ilmu
penggetahuan teknologi.Variabel-variabel yang sama juga menggeser kurva
penawara agregat jangka pendek.Contohnya,ketika terjadi peningkatan jumlah
modal perekonomian meningkatkan produktivitas,kurva penawaran agregat jangka
pendekdan jangka panjang keduanya bergeser ke kiri.
Ketika
terjadi peningkatan upah minimum meningkatkan tingkat pengangguran alamiah. Kedua
kurva,baik itu kurva penawaran agregat jangka panjang maupun kurva penawaran
agregat jangka pendek bergeser ke kiri.Ketika niknya tingkat harga yang
diharapkan,upah menjadi lebih tinggi,biaya bertambah,dan perusahaan menawarkan
lebih sedikit jumlah barang dan jasa padasetiap tingkat harga tertentu sehingga
kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri. Sebaliknya,ketika
turunnya tingkat harga yang diharapkan,upah lebih sedikit,biaya
menurun,perusahaan meningkatkan produksi pada tingkat harga tertentu dan kurva
penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kanan. Dan dapat disimpulkan bahwa
peningkatan tingkat harga yang diharapkan mengurangi jumlah penawaran barang
dan jasa dan menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke kiri. Penurunan
tingkat harga yang diharapkan meningkatkan jumlah penawaran barang dan jasa dan
menggeser kurva penawaran agregat jangka pendek ke arah kanan.
2.12.
Dua
penyebab fluktuasi ekonomi
Untuk menyederhanakan pemahaman ,dapat
diasumsikan ekonomi dimulia pada keseimbangan jangka panjang.Keseimbanan output
dan tingkat harga ditentukan oleh perpotongan kurva penawaran agregat dan kurva
penawaran agregat jangka panjang.Ketika suatu perekonomian berada pada
keseimbangan jangka panjangnya,upah,harga dan persepsi harus disesuaikan
sehingga persimpangan permintaan agregat dengan penawaran agregat jangka pendek
akan sama dengan persimpangan permintaan agregat dengan penawaran agregat
jangka panjang.
·
Dampak
Pergeseran Permintaan Agregat
Tentang
pergeseran pada permintaan agregat ini memiliki dua hal yang dapat diambil
yaitu :
a. Dalam
jangka pendek,Pergeseran-pergesaran pada permintaan agregat menyebabkan
fluktuasi pada output barang dan jasa dalamperekonomian.
b. Dalam
jangka panjang,pergeseran pada permintaan agregat memengaruhi keseluruhan
tingkat harga,tetapi tidak memengaruhi output.
·
Dampak
Pergeseran Penawaran Agregat
Tentang
pergeseran pada penawaranagregat ini memiliki dua hal yang dapat diambil,yaitu:
a. Pergeseran-pergeseran
padapenawaran agregat dapat menyebabkan stagflasi (periode merosotnya output
dan naiknya harga-harga)
b. Para
pembuat kebijakan yang dapat memengaruhi permintaan agregat tidak dapat
menyeimbangi kedua dampakyang berlawanan ini secara bersamaan
2.13.
Studi
Kasus
Kasus permintaan agregat komoditi
kelapa sawit di waykanan
Permintaan kelapa sawit di Kabupaten
Waykanan, Provinsi Lampung, meningkat sehingga membuat harga komoditas tersebut
mengalami kenaikan sebesar Rp250 per kilogramnya. Harga komoditas sawit di
perkebunan sawit Buaybahuga sebelumnya Rp1.100 per kilogram. Kini harga sawit
per kilogramnya di pabrik Rp1.350. Kenaikan harga kelapa sawit di pekan pertama
Desember, dikarenakan permintaan yang semakin meningkat. Berdasarkan data dari
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Waykanan, salah satu perusahaan sawit
yang dekat dengan Kecamatan Buaybahuga ialah PT Kharisma Inti di Kecamatan
Waytuba. Dengan luas lahan 5.884,30 hektare menghasilkan tandan buah segar
(TBS) sejumlah 10.026 ton per tahun. Sementara curah hujan yang tinggi
sebenarnya tidak berpengaruh pada sawit. Jika kemarau panen sawit biasanya 20
sampai dengan 25 hari. Tapi jika intensitas hujannya cukup tinggi panen kelapa
sawit bisa sampai 15 hari
Jika melihat dari kasus tersebut bisa
disimpulkan kalau harga suatu komoditas sangat dipengaruhi oleh permintaan
terhadap komoditas tersebut karena hal tersebut berdampak pada kelangkaan
komoditas tersebut sedangkan produsen tidak bisa memenuhi permintaan yang
menyebabkan kenaikan harga komoditi menjadi naik. Tetapi hal ini belum termasuk
pengaruh dari faktor-faktor lain yang telah disebutkan seperti penjelasan
sebelumnya. Jika semua faktor dilibatkan baik dari tingkat suku bunga yang bisa
mempengaruhi meningkatnya permintaan akan modal oleh produsen tersebut yang
bisa menambah jumlah produksi dengan meningkatkan investasi baik berupa
perluasan lahan produksi maupun untuk penambahan tenaga kerja, maka tidak
menutup kemungkinan harga komoditi tersebut akan menurun dan lebih stabil meskipun
jumlah permintaan meningkat tetapi hal tersebut masih memungkinkan untuk
dipenuhi jika proses produksi tidak terganggu.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang
dapat kami ambil dari pembuatan makalah ini adalah Inflasi merupakan suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang. Terjadinya inflasi tergantung pada
sejumlah faktor yang mempengaruhi naik turunnya tingkat harga, juga tergantung
pada kebutuhan masyarakat akan barang tersebut.
Untuk
mengeliminasi deflasi ini sejumlah saran sudah diberikan. Selain meneruskan
kebijakan suku bunga yang teramat rendah (suku bunga pasar uang tiga bulanan
kini hanya 0,02 persen), Jepang juga disarankan melakukan pemotongan pajak (tax
cuts) untuk merangsang konsumen belanja lebih banyak. Intinya, baik sisi
moneter maupun fiskal harus sama-sama ekspansif, supaya deflasi dapat segera
distop.
Penawaran
agregat adalah (aggregate supply,AS) adalah jumlah seluruh barang
akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga.Permintaan
agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam
suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal
dari luar negeri.Permintaan dan penawaran agregat dibedakan menjadi 2 yaitu
jangka panjang dan jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw,
N. Gregory. 2014. Pengantar Ekonomi Makro: Edisi Asia. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno,
Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jogjakarta. Investasi. Rajawali
Press.
Diakses dari http://umamialvia.blogspot.co.id/2014/11/inflasi-dan-contoh-artikel.html.
Diakses pada tanggal 30 April
2016.
Diakses dari http://ayuandriyani38.students.uii.ac.id/2014/06/15/fluktuasi-ekonomi-jangka- pendek/. Diakses pada tanggal
30 April 2016.
Diakses dari http://mauizhotul.students.uii.ac.id/2014/06/14/permintaan-dan-penawaran- agregat/. Diakses pada
tanggal 30 April 2016.
Diakses dari http://mayamoliky.blogspot.co.id/2011/03/inflasi-dan-pengangguran-1.html.
Diakses pada tanggal 30 April 2016.
Diakses dari http://www.tipepedia.com/2016/01/cara-mengatasi-inflasi.html. Diakses pada tanggal 30 April 2016.
Diakses
dari (http://www.metrotvnews.com/read/news/2010/12/06/36047/Permintaan-Kelapa- Sawit-di-Waykanan-Meningkat/). Diakses pada tanggal 30
April 2016.
Ayesha Danish berkata...
ReplyDeleteNama saya Ayesha Denmark dari Kuala Lumpur di Malaysia, tetapi saya tinggal di Indonesia dengan Keluarga saya sepanjang hidup saya. Saya ingin menggunakan media ini untuk menyarankan semua orang agar waspada dalam mendapatkan pinjaman di sini, begitu banyak pemberi pinjaman di sini adalah penipu dan mereka hanya di sini untuk merampok uang Anda yang susah payah, saya mengajukan pinjaman sekitar Rp200.000.000 dari ibu Gift dan saya kehilangan sekitar Rp7.000.000 juta tanpa mendapatkan pinjaman, mereka meminta saya membayar berkali-kali untuk biaya itu, saya membayar hampir Rp7.000.000 juta masih belum mendapatkan pinjaman, tolong jangan menghubungi ibu bernama Gift.
Untungnya bagi saya saya melihat posting di blog tentang ibu Rebacca: PERUSAHAAN PINJAMAN ALMA REBACCA yang merupakan pemberi pinjaman yang sah, saya menghubungi ibu Rebacca dan saya mengajukan pinjaman senilai Rp500.000.000, saya pikir itu adalah lelucon dan kecurangan, tetapi Saya mendapatkan pinjaman kurang dari 3 jam dengan bunga hanya 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang karena saya telah diselamatkan dari kesulitan keuangan, saya mendesak Anda semua yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman di ASIA dan bagian lain dunia, orang terbaik untuk dihubungi adalah ibu Rebacca dan saya bersumpah kepada ALLAH SWT bahwa semua masalah Anda akan terpecahkan, jadi saya menyarankan semua warga di sini yang membutuhkan pinjaman untuk dihubungi
Ny. Rebacca Alma melalui email: (rebaccaalmaloancompany@gmail.com)
Ini adalah ibu yang baik Nyonya Alma WhatsApp Nomor +14052595662
Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda memerlukan informasi lebih lanjut melalui email: (ayeshadanish@gmail.com) Semoga Allah menyertai Anda semua