MAKALAH PRESENTASI BISNIS
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Presentasi dilakukan untuk
menyampaikan informasi atau pemikiran-pemikiran baru mengenai suatu masalah
agar dapat dipahami oleh audience. Namun tidak semua orang bisa melakukan
presentasi. Hal ini dikarenakan prosentasi dilakukan banyak orang, bahkan tidak
jarang audience belum kenal sama sekali oleh presentator. Sehingga wajar jika
presentator merasa gugup dan grogi yang akhirnya dapat mempengarui
penampilannya di hadapan audience. Persiapan yang kurang sangat mempengaruhi
seseorang ketika akan berpresentasi. Latihan dan memahami masalah yang akan
dibahas terlebih dahulu, terkadang orang yang sudah mahirpun tetap akan merasa
gugup pada awalnya. Ada beberapa trik dan tahap yang perlu diperhatikan dalam
melakukan presentasi agar bisa lancar dan tidak terlalu gugup ataupun cangguang
ketika mengahadapi audience.
Presentasi adalah suatu kegiatan
berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah satu bentuk komunikasi.
presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi
kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara
resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis.
Presentasi
juga adalah penyampaian suatu materi atau masalah kepada pendengar dan khalayak
yang mengikuti presentasi. Presentasi dapat pula diartikan sebagai kegiatan
seseorang yang berbicara di hadapan public, baik dalam kegiatan seminar,
kuliah, mengajar di kelas, ataupun kegiatan sejenis. Orang yang menyampaikan
presentasi disebut presentator atau presenter, sedangkan orang yang menghadiri
presentasi disebut audience. Selain makalah, juga menyiapkan media/alat bantu
yang diperlukan dalam presentasi. Kemudian latihan sebelum melakukan presentasi
agar benar-benar siap dan menyesuaikan penyampaian materi dengan waktu yang
disediakan.
1.1 Rumusan
Masalah
1.1.1
Bagaimana
cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis?
1.1.2
Bagaimana
persiapan berbicara dan presentasi?
1.1.3
Bagaimana
cara untuk mengembangkan presentasi?
1.1.4
Apa
saja seni penyampaian presentasi?
1.2 Tujuan
1.2.1
Untuk
mengetahui cara berbicara dan presentasi dalam lingkungan bisnis
1.2.2
Untuk
mengetahui persiapan berbicara dan presentasi
1.2.3
Untuk
mengetahui cara untuk mengembangkan presentasi
1.2.4
Untuk
mengetahui seni penyampaian presentasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berbicara dan Presentasi dalam
Lingkungan Bisnis
Presentasi
bisnis bagi para staf manajer pada semua level/tingkatan dalam suatu perusahaan
berskala menengah dan besar merupakan hal yang biasa. Baik dalam
kaitannya dengan masalah pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan
teknologi informasi.
A. Tujuan Presentasi Bisnis
Presentasi bisnis dapat merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalm setiap kegiatan bisnis. Seorang pembicara yang melakukan presentasi di
hadapan audiens tentunya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk
melaksanakan hal tersebut diatas tentu dibutuhkan kesiapan mental dan pemahaman
materi yang ingin disampaikan, alat bantu yang digunakan serta pemahaman yang
baik terhadap audiens.
Setiap presentasi yang dilakukan memiliki tujuannya tersendiri,
tergantung pada kondisi serta maksud dilakukannya presentasi tersebut. Secara
umum tujuan dari suatu presentasi bisnis antara lain:
1. Menginformasikan
pesan-pesan bisnis kepada audiens
Pesan-pesan bisnis yng
disampaikan haruslah menarik, sederhana ,mudah dipahami ,dan enak didengar oleh
audiens. Hal yang perlu dihindari adalah melakukan presentasi yang sifatnya
membosankan , monoton, tidak jelas dan penggunaan bahasa yang sulit
dipahami.
2. Menghibur audiens
Selain memberikan
informasi, presentasi bisnis juga memiliki tujuan untuk menghibur audiens.
Dalam art bahwa untuk mencapai tujuan presentasi bisnis, seseorang pembicara
perlu menyelipkan humor-humor yang segar yang mampu menghidupkan suasana. Namun
demikian, suasana yang sebenarnay perlu tetap dijaga agar tidak lepas kendali
dan tujuan presentasi yang sebenarnya tidak tercapai. Seorang pembicara yang
ahli dan berpengalaman tentunya tahu kapan ia harus berlaku serius dalam
menyampaikan presentasinya, serta kapan ia harus menyisipkan humor-humor kecil
yang dapat membuat audiens lebih fresh dan tidak bosan.
3. Menyentuh emosi audiens
Selain muatan inti dari
presentasi disampaikan, serta mampu menghibur para audiens, prensentasi juga
harus mampu menyentuh emosi dan perasaan audiens dalam memahami materi atau isi
dari presentasi. dibutuhkan suatu keahlian tersendiri dalam penyampaiannya.
Biasanya pada saat menyampaikan presentasi pembicara mengkombinasikan kemampuan
ekspresi, intonasi suara, sikap sehingga mampu membuat audiens terhanyut dalam
pemahamannya.
4. Memotivasi audiens untuk
bertindak sesuatu
Dalam memotivasi
audiens, seorang pembicara perlu menyatakan secara eksplisit dan bukan
menggunakan bahasa basa-basi. artinya apa yang diinginkan pembicara harus
secara tegas dan jelas tercakup dalam presentasi.
B. Persiapan Dasar
Presentasi yang baik haruslah didahului dengan persiapan yang
matang, karena dengan melakukan persiapan setidaknya kita telah memiliki bahan
yang akan kita sampaikan. Persiapan-persiapan tersebut meliputi :
1. Penguasaan terhadap
topik atau materi yang akan dipresentasikan.
Penguasaan terhadap
materi yang akan disampaikan merupakan hal terpenting dalam sebuah presentasi.
Berhasil atau tidaknya sebuah presentasi bergantung pa kemampuan pembicara
dalam memahami setiap detail hal-hal yang terkan dung dalam isi materi
presentasi. Ketidaksiapan terhadap materi yang akan dipresentasikan akan
menghambat penyampaian pesan kepada audiens, serta akan memberikan image yang
kurang baik bagi pembicara tersebut.
2. Penguasaan berbagai alat
bantu presentasi dengan baik.
Presentasi yang baik bukan
hanya terlihat dari isi materi yang disampaikan tetapi juga dipengaruhi oleh
bagaimana cara membawakannya. Apabila penyampaian presentasi dilakukan secara
menarik, maka audiens akan merasa senag. Terlebih jika pada saat presentasi
pembicara menggunakan berbagai macam alat bantu sebagai penunjang presentasi,
seperti OHP, LCD pojector, slide serta penggunaan audio visual.
3. Menganalisis siapa
audiens.
Agar tujuan presentasi
dapat tercapai, maka pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi
audiens. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan kata tanya seperti
apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana, maka pembicara akan dapat
menidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang dimaksud.
4. Menganalisis berbagai
lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi.
Seorang pembicara harus mengenal lebih dekat
dengan lingkungan lokasi atau tempat dimana ia akan melakukan presentasi.
Pengenalan terhadap lokasi ataupun tempat akn sangat membantu pembicara dalam
menyampaikan presentasi, penggunaan alat serta menentukan teknik penyampaian
presentasi.
C. Tahap-Tahap Presentasi Lisan Dalam Komunikasi Bisnis
Presentasi yang dilakukan secara lisan haruslah disampaikan secara
sistematis. Hal ini untuk mencegah agar apa yang telah dan akan disampaikan
tidak keluar dari topik utama pembicaraan, setidaknya dalam melakukan
presentasi lisan harus memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan berbicara
(presentasi) yang berisi penetapan tujua, analisis audiens, perencanaan isi,
panjang dan gaya bicara.
2.
Pengembangan presentasi meliputi pembukaan, pokok-pokokpresentasi,
penutup, tanya jawab dan alat bantu visual.
3.
Penyampaian presentasi atu pidato.
D. Presentasi Lisan Yang Baik
Biasanya presentasi lisan yang dilakukan dengan baik ditunjang
atau ditentukan oleh kepiawaian seorang pembicara dalam menyampaikan
presentasinya. Kepiawaian pembicara dalam menyampaikan presentasinya terlihat
pada kriteria yang dimilik oleh pembicara tersebut antara lain :
1. Mempunyai wawasan,
mengetahui dengan tepat kekurangan dan kelebihan yng ada pada dirinya.
2.
Dapat mengetahui dan mengenal audiens, berusaha memahami sifat
pihak yang telah memberikannya kesempatan untuk menyampaikan presentasi dan
menunjukkan kepedulian kepada mereka.
3.
Mengetahui alasan sehingga mereka perlu berbicara dan berharap
dapat memenuhi alasan tersebut melalui presentasi yang disampaikan.
4.
Senantiasa berlatih agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
kebutuhan informasi di pihak audiens dan bersedia memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh audiens.
5.
Menganggap penyajian suatu presentasi sebagai sebuah prestasi.
Menyadari bahwa ia harus berusaha keras untuk dapat menarik perhatian audiend
terhadap materi yang sisampaikan, mampu memahami sikap audiens yang tidak
selalu konsisten.
6.
Dapat menerima kritik atau analisis purna presentasi mengenai
berbagai hal berkenaan dengan presentasinya.
Sedangkan syarat untuk
menjadi seorang pembicara yang handal meliputi :
1.
Mengetahui dengan jelas
tujuan presentasi
2. Menguasai subjek
presentasi
3. Yakin bahwa subyek yang
dipresentasikan bermanfaat bagi pendengarnya
4. Mengetahu latar belakang
audiens
5. Menguasai bahasa
pengantar yang juga dikuasai audiens
6. Jujur, sabar, ramah, dan
penuh percaya diri
7. Mengusai teknik dasar
berkomunikasi bisnis yang efektif
E. Presentasi Informatif
Presentasi merupakan suatu cara penyampaian informasi yang
dimiliki oleh seorang pembicara kepada audiens. Biasanya informasi yang
disampaikan memiliki muatan tersendiri. Secara umum presentasi yang didalamnya
terdapat penyampaian informasi memiliki implementasi antara lain:
1. Presentasi yang
bertujuan memberikan keterangan
2. Presentasi deskriptif
yang bertujuan menyampaikan uraian atau penjabaran
3. Presentasi yang
bertujuan menyampaikan definisi.
Keberhasilan presentasi
juga didukung oleh empat macam faktor lain yaitu:
1.
Paralaguage
Cara pembicara
menyampaikan pesan, termasuk di dalamnya kecepatan berbicara, nada, volume
suara serta artikulasi kata.
2. Body language
Sering disebut juga
dengan komunikasi non verbal, badan dan bagian badan tertentu dapat
dipergunakan sebagai alat pendukung efektifitas presentasi. Bagian badan yang
dapat membantu efektifitas presentasi terutama wajah, mata, tangan dan posisi
badan selama presentasi.
3. Kondisi ruangan
presentasi
Tata ruang dan kondisi
ruangan presentasi dapat membantu atau menghambat efektifitas presentasi.
Ruangan yang luasnya sepadan dengan jumlah audiens dirasakan nyaman oleh
pembicara dan audiens.
4. Faktor-faktor lain
Termasuk dalam faktor
lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi adalah penampilan
pembicara dan pakaian yang dikenakan.
F. Mengorganisasikan Presentasi
Presentasi yang baik dapat disampaikan dengan mengikuti pola-pola
tertentu, sehingga apa yang akan disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh
orang yang mendengar atau menyimak presentasi tersebut.
Ada beberapa pola yang
dapat digunakan dalam mengorganisasikan suatu presentasi antara lain:
1.
Pola Kronologis
Pola penyampaian
presentasi yang berisi urutan-urutan tentang isi dari presentasi mulai dari
membahas tentang latar belakang, kondisi yang terjadi saat ini, kemudian
dilanjutkan dengan inti atau maksud presentasi tersebut.
2. Pola Spasial
Pola ini lebih praktis
untuk ringkasan informasional, tetapi pola ini dapat diadaptasi untuk membuat
proposal persuasif. Bila hal pokok suatu presentasi berhubungan dengan promosi
suatu produk atau jasa, dengan menekankan struktur atau fungsi tiam item, maka
menyajikan gagasan spasial terbukti akan bermanfaat.
3. Pola Topikal
Pola yang berhubungan dengan topik, topik utama
dibagi ke dalam dua halatau kategori utama. Seringkali, hal ini melibatkan
pembuatan daftar alasan yang membenarkan penerimaan proposal. Makasud utama
tidak memiliki hubungan yang logis selain hubungan dengan tujuan atau topik
utama. Pola ini dapat digunakan pada hampir setiap persoalan, tujuan atau
khalayak, pola topikal ini merupakan metode yang berguna untuk organisasi
presentasi.
4. Pola Kausal
Cara lain untuk menyusun gagasan adalah membahas
penyebab suatu masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil berikutnya. Atau
dapat membaliknya dengancara memeriksa kondisi yang sudah diketahui (akibat)
dan kemudian memberikan penjelasan mengenai penyebab-penyebabnya.
5. Pola Pemecahan Masalah
Dalam pola ini membagi topik menjadi dua hal utama merupakan cara
yang paling sederhana dalam menggunakan pola ini. Hal yang pertama menunjukkan
atau mendiagnosis masalah, dan dalam hal kedua memberikan suatu cara.
G. Mengakhiri Presentasi
Setiap presentasi, apakah presentasi itu pendek atau panjang,
memerlukan pendahuluan pesan dan mengkaji pesan pada bagian akhir. Bagian akhir
dari presentasi disebut juga dengan penutup biasanya berisi kesimpulan dan
beberapa hal yang dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan suatu kegiatan.
Kesimpulan sebagian besar merupakan ulasan. Terdapat beberapa
komponen yang harus dikumpulkan untuk memenuhi fungsi tersebut.
1. Meringkaskan hal-hal
utama
Dalam penyampaian
presentasi, seorang pembicara hendaknya harus mampu membuat isi atau materi presentasi
dibuat seringkas mungkin, dalam arti hanya pokok-pokok bahasan saja yang
disampaikan. Perlu dihindari penyampaiaan sesuatu yang menyimpang dari pokok
bahasan utama serta hal-hal yang hanya aakan membuang waktu saja.
2. Memusatkan tema dan
tujuan anda
Saat penyampaian
presentasi dilakukan, pembicara harus selalu fokus pada apa yang disampaikan,
jangan menyampaikan sesuatu diluar pokok materi yang telah disiapkan. Hal ini
bertujuan agar presentasi yang disampaikan akan memiliki arah pembicaraan yang
sesuai dengan tema dan tujuan presentasi.
3. Mengingatkan kembali
para penyimak tentang desakan/urgensi perusahaan
Presentasi yang baik
biasanya berisi hal-hal yang sangat ingin diketahui oleh para penyimak.
Penyimak tentu akan sangat antusias mengikuti presentasi karena terdapat maksud
didalamnya yaitu ingin mengetahui secara jelas isi dari presentasi, Oleh karena
itu tugas dari seorang pembicar adalah selalu menyampaikan hal yang menuntut
keseriusan penyimak untuk mampu menerapkannya, terlebih jika menyangkut tentang
kebijakan perusahhaa.
4. Memberikan jalan
tindakan yang jelas kepada para penyimak
Sampaikan pila solusi
atau tindakan yang dapat dijadikan pedoman bagi para penyimak untuk dapat
menjalankan hal-hal atau misi yang terkandung dalam presentasi yang disampaikan.
5. Mempersilahkan pengajuan
pertanyaan
Pada bagian-bagian
tertentu, berikanlah kesempatan audiens atau penyimak untuk menyampaikan
sesuatu yang belum atau kurang jelad dengan cara mengajukan pertanyaan. Hal ini
merupakan feedback atau respons yang baik apabila dalam presentasi tersebut
terjadi interaksi, sehingga hal-hal yang belum atau kurang jelas tadi dapat
ditemukan solusi atau jalan keluarnya.
2.2
Persiapan Berbicara dan Presentasi
Persiapan
berbicara atau presentasi, relatif sama dengan persiapan dalam menyusun
pesan tertulisuntuk dikirimkan kepada audience. Saluran yang
digunakan dalam media presentasi adalah saluran lisan.
Karenanya, diperlukan beberapa teknik komunikasi khusus yang berbeda
dengan komunikasi tertulis.
Ketrampilan berbicara di depan umum (public
speaking) atau melakukan presentasi (presentation) secara
efektif dengan bahasa lisan (verbal) adalah kebutuhan bagi orang-orang yang
ingin sukses. Apapun profesi atau pekerjaan seseorang: politisi, pejabat
pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, professional, ilmuwan,
pengusaha, dan guru – suatu saat pasti dituntut untuk berbicara atau memberi
presentasi di depan orang banyak – dan kemampuannya berbicara itu secara
langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri
pribadinya.
Orang yang cakap berbicara di hadapan orang banyak
pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang
yang tidak cakap berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan
hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan yang setimpal dengan
kedudukannya. Berkaitan dengan ini, Larry King, yang pernah mengaku bahwa mata
pencahariannya selama tigapuluh tujuh tahun adalah berbicara mengatakan, “Jalan
menuju sukses, baik sosial maupun professional, dilalui lewat berbicara. Bila
Anda tidak meyakinkan sebagai pembicara, jalan itu dapat sangat buruk.”
Persiapan
dalam presentasi dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan,
menganalisis audience, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta
medianya. Berikut keterangannya
a.
Menentukan
tujuan
Secara
umum tujuan komunikasi bisnis, dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Untuk
memberikan informasi
2) Untuk
mempengaruhi (persuasi)
3) Untuk
memaksa atau memberikan instruksi (regulatori)
Tujuan komunikasi tersebut,
akan menjadi dasar dalam menentukan isi pesan, gaya presentasi, dan tingkat
interaksi antara pembicara dengan audience.
b. Menganalisis audience
Secara
umum analisis audience yang pertama dilakukan menyangkut latar belakang,
meliputi pendidikan, usia, pekerjaan, pengalaman, hobi, dan lain-lain.
Dari latar belakang dapat diketahui apa kebutuhan dan keinginan audience.
Pemahaman kebutuhan dan keinginan audience selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan gaya/ pendekatan dan isi presentasi yang tepat. Setelah latar
belakang kemudian dianalisis ukuran/ jumlah, komposisi, dan reaksi.
1)
Jumlah
Ketahui
berapa jumlah audience dalam presentasi apakah hanya terdiri
dari beberapa orang saja, puluhan orang atau bahkan lebih dari seratus.
Presentasi dengan
jumlah audience yang berbeda menuntut penggunaan pendekatan yang
berbeda pula. Pada presentasi dengan audience beberapa
orangsaja memungkinkan untuk melakukan diskusi, tanya jawab, dan
bersama-sama menyusun kesimpulan.
Namun, presentasi
dengan audience yang semakin banyak, pendekatan seperti di atas sulit
dilakukan. Yang paling mungkin dilakukan adalah pendekatan satu arah, yaitu
pembicara berbicara atau bercerita kepada audience.
2)
Komposisi
Presentasi dengan
jumlah audience yang relatif banyak, menuntut pembicara memahami komposisi
audience. Misalnya apa saja tingkat pendidikan audiencetermasuk
jumlah masing-masing tingkat.
Usia audience berkisar
dari berapa sampai berapa, dan bagaimana penyebarannya. Komposisi audience yang
relatif sama disebut dengan audience homogen. Misalnya presentasi di hadapan
siswa SMA akan menghadapi audience yang relatif homogen. Homogenitas siswa
SMA dapat dilihat dari usia yang relatif sama.
Komposisi audience yang
besar tingkat perbedaannya disebut heterogen. Misalnya, seorang sales kompor
gas presentasi di hadapan ibu-ibu peserta arisan kampung. Meskipun jenis
kelaminnya sama, namun pendidikannya berbeda, usianya sangat beragam,
pekerjaannya sangat beragam, dan penghasilan keluarganya pun sangat beragam.
3)
Reaksi
Secara umum reaksi
audience dapat digolongkan menjadi 3, yakni menolak, menerima, dan
tidak bereaksi. Sebelum presentasi dimulai, pembicara harus mempersiapkan diri
menghadapi kemungkinan dari reaksi audience. Meskipun reaksi audience
dapat diperkirakan atau diprediksi sebelumnya, namun kadang-kadang
mereka atau sebagian dari mereka bereaksi tidak seperti yang diperkirakan.
Oleh karenanya,
pembicara harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap kemungkinan.
Setelah pembicara menyadari bahwa reaksi audience tidak seperti yang
diperkirakan, pembicara harus segera menyesuaikan pendekatan yang digunakan
dalam presentasi. Dengan demikian, pembicara tidak akan kehilangan pengendalian
dalam presentasi itu.
Teknik
dalam berbicara di depan umum dan presentasi, dimana menurut beberapa
pakar public speaking, seorang pembicara umum perlu memperhatikan
hal-hal berikut ini:
1.
Pendekatan dan
Permulaan
Begitu
Anda berdiri di depan mimbar (di depan pendengar), pergunakan waktu sejenak
dengan sangat tenang (untuk menatap sekilas semua pendengar dan mungkin untuk
meletakkan catatan/bahan), lalu untuk menyampaikan kalimat pertama yang
meyakinkan untuk diucapkan.
Ada
beberapa pilihan cara memulai pembicaraan,tergantung suasana pendengar Anda.
Misalnya, bisa dengan mengajukan pertanyaan, bisa dengan menyampaikan cerita
singkat atau pengalaman, yang nanti ada kaitan dengan materi pembicaraan, bisa
dengan sebuah permainan, atau langsung dengan mengutarakan gambaran umum
tentang materi pembicaraan.
- Mengatasi
kegugupan di depan panggung
Gugup dan demam
panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan
pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat
mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung
hanya bisa diatasi dengan proses latihan.
- Membuat
ketertarikan pendengar
Unsur penting
yang membuat orang tertarik mendengar pembicara adalah: hal-hal baru (materi
pembicaraan menarik). Pembicaraan masuk akal; jangan pernah minta maaf pada
para pendengar sebab itu tidak menarik (jadi pandanglah bahwa pendengar
menyenangi Anda dan pembicaraan Anda); Segar, aktual, dan kadang-kadang
diselingi humor.
- Menjaga
ketepatan berbicara, kejernihan, dan volume suara
Ucapkan
kata-kata Anda dengan jelas dan bicara dengan suara yang cukup kuat agar semua
pendengar dapat mendengar suara Anda dengan jelas. Bicara secara tepat, tidak
terlalu lambat dan tidak terlalu cepat - memudahkan pendengar menerima ide
Anda. Suara Anda harus terdengar mengasikkan (expressiveness) seperti
halnya jika Anda berbicara kepada sahabat karib Anda.
- Mempercayai
kemampuan sendiri
Anda harus
menghilangkan semua keraguan mengenai kemampuan yang Anda miliki untuk maju.
Mahir berbicara di depan umum membutuhkan keahlian dan latihan.
- Memperbanyak
perbendaharaan kata-kata
Penguasaan
perbendaharaan kata-kata yang banyak dan pemilihan kata-kata yang tepat akan
mampu meningkatkan kelancaran dan ketepatan berbicara. Isi pembicaraan
bertambah variatif sehingga tidak membosankan.
- Memberi
tekanan dalam pembicaraan dan bersemangat (antusias)
Semua
gerakan Anda - mata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, suara - haruslah Anda
tunjukkan kepada pendengar Anda dengan penuh semangat. Anda harus selalu tampak
penuh perhatian dalam mengkomunikasikan ide Anda.
Bicaralah dengan
penuh energy, bergairah, dan tidak ragu. Jangan bicara setengah-setengah,
bimbang, apalagi dengan mulut setengah terbuka. Cara bicara yang tepat adalah
dengan suara yang bulat dan penekanan yang baik.
- Menepati
waktu
Berhentilah
berbicara sebelum pendengar mengharapkan Anda untuk segera berhenti berbicara
atau turun dari panggung. Tepatilah waktu yang telah ditetapkan (know when
to stop talking).
- Memiliki
kelancaran berbicara dan rasa humor
Untuk berbicara
dengan lancar, Anda harus berbicara dengan santai, rileks, dan tidak kaku.
Dalam hampir setiap pembicaraan yang efektif harus ada sedikit unsur humor,
yaitu sesuatu yang lucu atau menggelikan hati sehingga dapat menimbulkan
tertawa.
- Berbicara
dengan menyenangkan dan wajar
Jika tenggorokan
Anda kering minumlah sedikit, Jika mulut Anda berbusa atau Anda berkeringat dan
Anda perlu mengelapnya, gunakanlah saputangan, itu untuk menjaga agar Anda
tetap berbicara dengan menyenangkan. Kemudian, Anda perlu bersikap wajar atau
tidak berlebihan dalam menyampaikan kata-kata atau informasi. Hal yang juga
penting, pada umumnya pendengar menginginkan seseorang berbicara dengan jelas,
sederhana, dan nyata. Mereka tidak menyukai kata-kata yang tidak jelas artinya.
- Menggerakkan
tubuh secara alami
Gerakan tubuh,
apabila dilakukan dengan baik dan sesuai atau alami akan melipatgandakan
kemampuan pembicara karena lebih menarik untuk dipandang. Gerakan tubuh adalah
bahasa non-verbal. Untuk penyampaian pikiran dan perasan tertentu, gerakan
tubuh jauh berarti daripada kata-kata.
- Memakai
pakaian yang serasi
Pepatah
mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian seseorang. Pendengar akan
menaruh hormat (respect) terhadap pembicra yang memakai pakaian yang serasi
dalam hal potongan, warna, ikat pingang, sepatu, dasi, dan sebagainya.
- Penutupan
dan Pengakhiran
Setelah
panjang lebar menyampaikan poin-poin penting, berhenti sejenak (pergunakan
transisi yang tepat), lalu mungkin mengatakan, “sekarang saya sampai pada
kesimpulan” atau “Apakah di antara Anda (masih) ada yang pertanyaan?”, dan
jangan lupa kata-kata terakhir “Terima kasih”. Kemudian meninggalkan mimbar
dengan senyuman manis.
2.3 Cara Pengembangan Presentasi
Bisnis
Di dalam presentasi bisnis, audiens
pada umumnya sudah siap untuk mendengarkan apa yang akan dipresentasikan.
Seperti halnya laporan tertulis, sebagian besar presentasi bisnis dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan informasi dari audiensnya. Meskipun presentasi bisnis
bisa mengandung unsur humor, tetapi presentasi bisnis tidak semata-mata
dimaksudkan untuk memberi hiburan. Secara umum, format presentasi terdiri dari
3 bagian yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembukaan
Bagian pembukaan berisi/bertujuan
mendapatkan perhatian audiens, membangun kepercayaan diri, dan mempersiapkan
audiens. Oleh karena itu, bagian pembukaan harus dibuat menarik agar audiens
tertarik dan siap menerima presentasi.
a.
Menarik
perhatian audiens
Sebelum pembicara menyampaikan
materi presentasi, ia harus dapat menarik perhatian audiens terlebih dahulu.
Mendapatkan perhatian audiens merupakan faktor penting dalam kesusksesan
presentasi. Oleh karena sebaik apapun persiapan presentasi yang telah
dilakukan, tanpa perhatian dari audiens, presentasi tidak ada maknanya. Faktor
penarik perhatian audiens (umpan) dapat berupa intensitas, gerakan, keakraban,
kebaruan, humor dan ketegangan (Cuurties et. All. 1996:311).
b.
Intensitas
Sesuatu yang lain dari hal yang ada
di sekitarnya akan menarik perhatian, contohnya cahaya, suara, bau, dan objek.
Cara menarik perhatian dengan intensitas dapat dilakukan dengan menampilkan
objek, baik melalui OHP maupun viewer, atau menunjukkan objek yang tidak dibawa
atau tidak dimiliki audiens.
c.
Gerakan
Objek yang bergerak biasanya lebih
menarik daripada objek yang diam. Seorang pembicara yang tadinya duduk kemudian
membuat gerakan berdiri akan lebih menarik perhatian audiens.
d.
Keakraban
Salah satu cara untuk menarik
perhatian adalah dengan mengacu pada keakraban. Jika pembicara dapat mengenali
audiens, baik dalam hal nama, jabatan, atau prestasi, maka pembicara tersebut
lebih menarik perhatian audiens daripada tidak mengenal sama sekali. Hal yang
seringkali ditemui dalam presentasi adalah menyebut beberapa nama atau jabatan,
atau prestasi audiens sebelum membahas materi.
e.
Kebaruan
Sesuatu yang baru akan lebih menarik
perhatian audiens daripada sesuatu yang sudah dikenalnya. Pendapat itu
bertentangan dengan Bovee & Thill yang menyatakan bahwa audiens akan lebih
tertarik untuk membahas materi yang sudah dipahaminya. Mereka juga mengatakan
bahwa materi yang kurang relevansinya dengan diri audiens akan menjadi kurang
menarik (Bovee & Thill, 1995:601).
f.
Humor
Humor akan menarik perhatian audiens
karena humor akan menurunkan ketegangan, baik dari audiens maupun dari
pembicaranya. Namun demikian, humor dalam presentasi bisnis harus relevan dan
dengan cita rasa yang baik. Selain itu, karena humor ini hanya untuk menarik
perhatian audiens, maka jumlahnya relatif kecil.
g.
Ketegangan
Situasi yang diciptakan dengan kesan
tegang juga dapat menarik perhatian audiens. Namun demikian, situasi tegang itu
sebaiknya segera diakhiri agar audiens segera menangkap materi dan memberikan
umpan balik, baik dengan pertanyaan maupun dengan komentar-komentar.
Tidak semua faktor tersebut harus
digunakan oleh pembicara secara bersamaan, pembicara dapat menggunakan satu
atau kombinasi diantaranya. Pemilihan faktor penarik minat itu disesuaikan
dengan situasi, audiens, dan faktor pembicara sendiri
h.
Membangun kredibilitas
Pembicara yang memiliki kredibilitas
tinggi lebih diterima audiens daripada berkredibilitas rendah. Penampilan yang
rapi akan meningkatkan kredibiltas pembicara. Pada umumnya, orang yang memiliki
kompetensi paling baik dalam materi yang dipresentasikan akan mendapatkan
kredibiltas yang lebih tinggi.
i.
Peninjauan audiens
Pada bagian awal presentasi perlu
dilakukan peninjauan oleh audiens, yaitu membiarkan audiens memahami apa yang
akan dipresentasikan dengan membacakan judul presentasi atau membacakan tujuan
presentasi. Pemahaman judul atau tujuan presentasi akan membantu audiens
memahami isi presentasi secara keseluruhan.
2. Bagian Isi (Body)
Bagian isi atau sering disebut
batang tubuh merupaka bagian terpenting dari presentasi, sedangkan bagain
pembukaan dan penutup merupakan sarana yang mendukung bagian isi. Pada bagian
isi semua latar belakang, pokok pikiran, alasan-alasan, dan kesimpulan
dikemukakan. Oleh karena itu, bagian isi harus memiliki struktur yang jelas,
dengan urutan pembahasan yang mudah dipahami dan berusaha mempertahankan
perhatian audiens.
a.
Penekanan struktur/format
Di dalam komunikasi tertulis,
struktur penulisan bagian isi lebih mudah diidentifikasi dengan melihat judul
paragraf, jarak antarparagraf, dan daftar yang ada. Di dalam sebuah presentasi,
format/struktur itu relatif sulit diidentifikasi. Untuk melihat struktur/format
presentasi, audiens dapat menggunakan transisi. Transisi adalah kata-kata atau
kalimat-kalimat yang menghubungkan kalimat-kalimat atau bagian-bagian dalam
presentasi (Curties at.al. 1996:316). Sementara untuk menghubungkan paragraf
saru dengan yang lain atau menghubungkan pokok pikiran satu dengan pokok
pikiran yang lain dapat digunakan transisi, seperti sekarang akan dibahas
masalah A, pembahasan kita sekarang adalah B, selanjutnya akan dibahas pokok
pikiran Z, atau berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
b.
Urut-urutan bagian isi
Bagian isi harus memiliki irutan
yang jelas dan logis untuk mempermudah audiens dalam memahami presentasi.
Urut-urutan bagian isi akan berhubungan dengan pola organisasi pokok pikiran.
Pola organisasi pokok pikiran dapat dibedakan menjadi kronologikal, spasial,
topical, kausal, pemecahan masalah, klimaks, dan antiklimaks. Apabila pembicara
memilih pola organisasi pokok pikiran yang lain, maka urutan pembahasannya
mengikuti pola tersebut. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pembicara
memilih satu pola organisasi yang sesuai dengan tujuan, audiens dan situasinya.
Dengan demikian, baik pembicara maupun audiens bisa mencapai tujuan.
c.
Mempertahankan minat audiens
Apabila di bagian awal pembicara
perlu menarik perhatian audiens, maka pada bagian isi atau batang tubuh,
pembicara harus dapat mempertahankan perhatian audiens. Perhatian pada bagian
isi sangat penting karena di sinilah ide-ide pokok presentasi disampaiakan.
Menarik perhatian pada bagian pembukaan dimaksudkan sebagai pancingan agar
audiens lebih dahulu tertarik dengan presentasinya. Sementara tahap selanjutnya
berada pada isi presentasi.
Berikut beberapa petunjuk yang dapat
digunakan untuk mempertahankan perhatian audiens: menghubungkan topik presentasi
dengan kebutuhan audiens; menggunakan bahasa yang jelas; dan menjelaskan
hubungan antara tujuan presentasi dengan ide-ide pokoknya (Bovee & Thill,
1995:604).
d.
Menghubungkan topik preentasi dengan kebutuhan
audiens
Apabila pembicara dapat
menghubungkan topik atau pokok pikiran presentasi dengan kebutuhan audiens,
maka dapat dipastikan bahwa audiens akan memperhatiakn pembicara. Oleh karena
audiens memiliki suatu kebutuhan tertentu, dan pada saat topik yang berhubungan
dengan kebutuhan tersebut dikemukakan, maka mereka memandang mampu memenuhi
kebutuhan tersebut.
e.
Menggunakan bahasa yang jelas
Penggunaan bahasa yang tidak jelas
akan membuat audiens cepat bosan. Demikian juga dengan penggunaan istilah
khusus (jargon) yang hanya dipahami oleh kelompok tertentu. Oleh karena itu,
gunakan bahasa yang mudah dipahami atau yang familiar. Usahakan untuk tidak
menggunakan istilah khusus (jargon). Apabila harus menggunakannya, berikan juga
makna dari jargon tersebut.
f.
Menjelaskan hubungan topik dengan ide-ide yang
familiar
Dalam presentasi dengan audiens yang
sudah sedikit memahami, cukup memahami, dan sangat memahami, pembicara erlu
menghubungkan topic dengan ide-ide yang sudah mereka kenal sebelumnya. Hal
tersebut bukan hanya mempermudah audiens dalam memahami, tetapi juga
memungkinkan audiens untuk menghubungkannya dengan apa yang sudah melekat di
dalam ingatan audiens. Dengan demikian, presentasi akan lebih menarik minat
audiens.
3. Bagian Penutup
Bagian penutup harus terstruktur
sehingga audiens memahami ide pokok yang disampaikan. Lebih dari itu, pada
bagian ini pembicara harus memperhatiakan 3 hal yaitu (1) meringkas dan
mengulang pokok pikiran; (2) menggarisbawahi tahap selanjutnya; dan (3) menutup
dengan pesan positif (Bovee & Thill, 1995:604).
a.
Meringkas pokok pikiran
Sebelum presentasi ditutup,
pembicara harus mengulang pokok pikiranmyang telah dijelaskan dibagian isi.
Maksud pembuatan ringkasan pokok pikiran kemudian membacanya adalah untuk
mengingatkan kembali akan isi presentasi sehingga audiens mampu memahami secara
jelas isi dan maksud presentasi.
b.
Menggarisbawahi tahap selanjutnya
Secara umum, tujuan presentasi
bisnia adalah menginginkan audiens untuk melakukan perubahan tertentu, seperti
dalam hal sikap, perilaku, tindakan, nilai, dan kepercayaan. Oleh karen itu,
pembicara harus menekankan tindakan yang harus dilakukan audiens setelah
presentasi berakhir. Tindakan yang diinginkan harus cukup jelas. Jika ada,
pertanyaan biasa diajukan secara bergiliran baru kemudian dijawab. Ada
kemungkinan pertanyaan terlupakan atau kurang dipahami betul intinya sehingga
penanya mungkin kurang merasa puas.
4. Periode
Tanya Jawab
Periode tanya jawab adalah suatu sesi yang hampir
selalu ada dalam presentasi. Tanya jawab di maksudkan untuk membantu audiens
lebih memahami pesan yang kita sampaikan. Namun sering kali sesi tanya jawab
menyebabkan ketakutan bagi presenter, yaitu ketakutan jika tidak bisa menjawab
pertanyaan dan ketakutan tidak bisa memberikan jawaban yang maksimal. Bagi
presenter yang tidak melakukan persiapan sangatlah wajar apabila mengalami
ketakutan. Jika ada presenter yang menghindar dari sesi tanya jawab maka dia akan
kehilangan peluang menjadi presenter yang lebih baik. Ada beberapa manfaat yang
akan kita peroleh dalam sesi tanya jawab.
Seperti
yang disampaikan oleh Rhonda Abrams dalam bukunya Winning Presentation In A
Day tanya jawab memiliki manfaat yang besar untuk presenter.
a.
Memungkinkan
kita menunjukkan keahlian dalam topik yang kita bahas.
b.
Menyediakan
kesempatan tambahan untuk berinteraksi dan membangun hubungan dengan audiens.
c.
Membantu
kita mengukur pemahaman audiens.
d.
Memberikan
umpan balik yang membantu kita memperkuat presentasi di masa yang akan datang.
Dalam
menjawab pertanyaan audiens, presenter harus bersifat objektif, sabar, dan
tidak berkesan merendahkan. Dengan demikian, sesi tanya jawab itu dapat
membantu pembicara atau presenter dalam mencapai tujuan presentasi, bukan malah
sebaliknya.
2.4 Seni
Penyampaian Presentasi Bisnis
Ada berbagai seni dalam
penyampain presentasi bisnis yaitu, sebagai berikut:
1. Penggunaan
Visual Aid
Dalam presentasi bisnis yang bersifat
formal, pembicara memerlukan visual aid. Beberapa manfaat penggunaan visual aid
adalah
·
Dapat menyederhanakan materi yang
kompleks sehingga mudah dipahami audiens
·
Visual aid dapat membantu, baik
pembicara maupun audiens untuk mengingat informasi penting dari presentasi itu.
·
Dimaksudkan untuk menambah atau
menciptakan daya tarik presentasi. Setelah membahasa beberapa materi, pembicara
kemudian menunjukkan visual aid yang telah dipersiapkan agar presentasi tidak
terasa monoton.
Dalam
penggunaan visual aid ada berbagai hal yang perlu di perhatikan salah satunya,
yaitu:
a.
Menyusun Visual Aid
Dalam
presentasi, pembicara dapat menggunakan dua jenis visual aid, yaitu:
·
Visual aid alam bentuk tulisan (text
visual aid).
Pada umumnya, visual aid dalam bentuk
tulisan digunakan untuk menunjukkan suatu kesimpulan presentasi atau untuk
menunjukkan garis presentasi.
·
Visual aid dalam bentuk grafik (graphic
visual aid)
Visual yang termasuk visual aid grafik antara lain
grafik garis, diagram lingkaran, grafik batang, diagram organisasi, dan diagram
peta. Penggunaan masing-masing visual aid dalam bentuk grafik disesuaikan
dengan kebutuhannya.
Untuk
menyusun visual aid yang benar-benar dapat membantu presentasi sehingga
didapatkan manfaat-manfaat seperti disebutkan di atas tdaklah mudah. Oleh
karena itu, penyusunannya perlu dilakukan secara hati-hati. Visual aid harus
sederhana. Tujuan penyusunan visual aid yang sederhana adalah agar mudah
dipahami oleh audiens.
b.
Memilih Media Visual Aid
Setelah
memahami dua bentuk visual aid, yaitu tertulis dan grafik, selanjutnya adalah memilih
media untuk menyampaikannya dalam suatu presentasi. Media yang dapat digunakan
untuk menyampaikan visual aid tersedia dari yang paling sederhana seperti
handout sampai yang modern, yaitu komputer. Berikut akan dibahas masing-masing
media secara singkat.
·
Handout
Handout merupakan visual aid yang paling sederhana dan mudah pembuatannya
sehingga banyak digunakan. Media handout memungkinkan pembicara untuk
mempersiapkan, baik visual aid tulisan maupun grafik ke dalam tulisan kemudian
digandakan dan dibagikan kepada audiens (biasanya sebelum presentasi dimulai).
Handout berisikan ringkasan materi presentasi, kesimpulan, dan grafik-grafik
yang membantu pemahaman audiens.
·
Papan tulis dan whiteboard
Papan tulis da whiteboard merupakan
media visual aid yang sederhana dan praktis. Dalam suatu presentasi yang
dihadiri tidak terlalu banyak orang, media papan tulis dan whiteboard dapat
digunakan. Namun untuk presentasi dengan audiens yang banyak, tentu saja
penggunaan media itu tidak efektif. Contoh presentasi dengan media papan tulis
dan whiteboard adalah presentasi yang dilakukan oleh Manajer Pemasaran tentang
cara-cara memasrkan produk baru kepada stafnya.
2.
Ketrampilan Praktis dalam presentasi
Disamping
persiapan dalam hal materi dan media, pembicara perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan presentasi. Kemudian faktor-faktor
tersebut disebut keterampilan praktis dalam presentasi, diantaranya sebagai
berikut:
a.
Cara berpakaian
Dalam
presentasi formal, cara berpakaian menentukan kredibilitas. Cara berpakaian
menunjukkan citra diri orang tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Berikut beberapa tipsnya:
·
Pakaian dipilih yang serasi, baik warna
maupun bentuk/modelnya.
·
Memperhatikan kelengkapan pakaian,
seperti resleting, kaos kaki, sepatu dan lain-lain.
·
Memeriksa kerapian atau kesempurnaan
berpakaian, seperti kerah baju, kancing baju, tali sepatu dan lain-lain.
·
Untuk pembicara perempuan, perhatikan
penggunaan make up. Make up tidak perlu tebal, dan tidak boleh juga tidak
memakai make up sama sekali karena akan terlihat citra kurang profesional.
b.
Pandangan mata
Untuk
menunjukkan etika dan kewibawaan, pembicara harus memandang ke arah audiens.
Pandangan mata menyapu seluruh audiens, tetapi kalau sedikit, pembicara dapat
memandang satu-persatu, tetapi tidak boleh lama, dan juga tidak dibenarkan
mamandang ke lantai, ke atap, atau pada cacatan secara terus menerus pada saat
berbicara.
·
Presentasi dengan sikap tubuh berdiri
Sikap tubuh pada
saat presentasi adalah berdiri tegak dengan kaki sedikit terbuka. Tujuannya
agar dapat berdiri dengan kokoh, tetapi sedikit terbuka. Tangan bisa digunakan
untuk menekankan pembicaraan,dan dapat pula untuk mengatur jalannya presentasi,
misalnya menulis di papan tulis, membuka file presentasi, atau yag lain.
Sikap yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke dalam saku atau
melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu secara terus-menerus, seperti
memegang dasi, taplak meja atau bahkan menggaruk-garuk kepala.
·
Suara
Suara merupakan
faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, harus mendapatkan perhatian besar.
Agar presentasi dapat berjalan dengan baik, maka pembicara harus berlatih.
Latihan mencakup mengeluarkan suara dengan jelas, tidak menoton, dengan tekanan
yang tepat dan bersemangat.
·
Suara jelas dan keras
Pengucapan kata
harus jelas agar makna mudah ditangkap. Selain itu, kata-kata juga harus
diucapkan cukup keras agar dapat didengar oleh seluruh audiens.
·
Suara tidak menoton
Kalimat harus
diberi tekanan-tekanan tertentu agar suara tidak menoton. Kata-kata tertentu
yang dirasa penting diberi tekanan yang lebih keras dan kata lain dapat lebih
lemah.
·
Suara bersemangat
Suara yang
bersemangat lebih tercermin pada pengucapan yang bersemangat. Presentasi tidak
akan menarik jika pengucapan kata-katanya tidak dilakukan tanpa semangat.
Selain itu, pembicara juga harus menghindari pengucapan kata dengan bergumam
dan merendahkan suara di akhir kalimat.
·
Bahasa
Dalam presentasi, pembicara
menggunakan bahasa yang baku atau bahasa formal. Pada setiap kalimat dipilih
struktur bahasa yang sederhana dan singkat agar mudah dipahami. Hindari
penggunana bahasa sehari-hari, karena akan menurunkan tingkat formalitas
presentasi. Hindari pulaPenggunaan jargon karena tidak semua audiens
mamahaminya.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Presentasi bisnis kerap kali dilakukan dalam
dunia bisnis, baik dalam kaitannya dengan masalah pemasaran, keuangan,
personalia, produksi, dan teknologi informasi. Oleh karena itu, mereka perlu
memerhatikan berbagai faktor yang dapat menunjang keberhasilan presentasi
secara efektif.
Presentasi bisnis memiliki empat tujuan utama
yaitu menginformasikan pesan-pesan bisnis, menghibur audiens, menyentuh emosi
audiens, dan memotivasi audiens untuk melakukan sesuatu. Meskipun dalam prakteknya,
suatu perusahaan dapat saja bertujuan untuk sekedar menyampaikan pesan-pesan
bisnis tertentu bagi audiens. Sebelum melakukan presentasi bisnis perlu
dipersiapkan beberapa hal seperti penguasaan materi yang ingin disampaikan,
penguasaan alat bantu presentasi bisnis, menganalisa audiens dan menganalisis
lingkungan tempat berlangsungnya presentasi bisnis.
Alat bantu presentasi bisnis yang ada di pasar
saat ini cukup banyak variasinya mulai dari yang paling sederhana sampai pada
alat bantu visual elektronik dengan teknologi canggih. Sebagai sarana pendukung
dalam presentasi bisnis, alat bantu itu diharapkan mampu memperjelas pemahaman
para audiens dalam menangkap suatu materi dan menarik bagi audiens. Selain itu,
perlu juga seorang presenter menganalisis bahasa tubuh yang sebaiknya
digunakan, serta peninjauan lokasi secara sekilas. Satu hal yang tak boleh
dilupakan adalah bagaimana berupaya untuk selalu menumbuhkan rasa percaya diri
dan berlatih melakukan presentasi bisnis. Melalui presentasi ini, saya harap
akan membawa hal yang positif bagi bisnis saya dan dapat meningkatkan penjualan
produk tersebut.
Presentasi bisnis bagi para staf manajer pada
semua level atau tingkatan dalam suatu perusahaan menengah dan besar merupakan
hal yang biasa, baik dalam hal pemasaran, keuangan, personalia, produksi, dan
teknologi informasi. Dalam melakukan presentasi bisnis seorang pembicara
sebaiknya melakukan persiapan dimulai dengan menentukan tujuan penulisan pesan,
analisis audiens, menentukan ide pokok, dan memilih saluran beserta medianya.
Secara umum, presentasi bisnis harus mencakup 3 format presentasi yaitu bagian
pembukaan, bagian isi, dan bagian penutup. Dan salah satu hal yang tidak boleh
dilupakan dalam presentasi bisnis adalah bagaimana berupaya untuk selalu
menumbuhkan rasa percaya diri dan berlatih melakukan presentasi bisnis yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta
: Penerbit Andi
Pratminingsih, Sri Astusi. 2006. Komunikasi Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://yoanasite.blogspot.co.id/2013/01/teknik-presentasi-dalam-bisnis.html (Diakses
pada tanggal 5
Nopember 2016)
http://mikapanjaitan.blogspot.co.id/2009/12/keterampilan-berbicara-presentasi.html (Diakses
pada tanggal 5
Nopember 2016)
http://www.ronapresentasi.com
(Diakses pada tanggal 5 November 2016)
Bapak Pedro melalui pedroloanss@gmail.com
ReplyDeleteWhatsapp +393510140339 menyetujui pinjaman bisnis yang saya gunakan untuk memperluas proyek agro saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Pedro dan tim kerjanya karena telah membantu saya dengan pinjaman sebesar 970.000,00 Euro.