-->

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN SAP 9

2.1    PENTINGNYA  RETURN ON INVESTMENT (ROI)
2.1.1Pengertian Return On Investment (Roi)
Pengertian ROI (Return On Investment)  menurut para ahli adalah sebagai berikut:

a.       Pengertian Return On Investment menurut Mulyadi (2001;440) adalah “merupakan perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba”.
b.      Menurut Simamora (2002:280), “Return on Investment atau yang juga disebut dengan tingkat imbalan atas investasi adalah laba operasi bersih dibagi investasi dalam aset yang digunakan untuk meraup laba bersih”.
c.       Pendapat lain juga dikemukakan Syamsuddin (2009:63), “Return on Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan “Return on Total Assets” merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan”.
d.      Menurut S. Munawir (2007:89), Return On Investment (Roi) merupakan bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang berasal dari keseluruhandana pada aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan.
e.       Menurut Sutrisno (2001:255), Return On Investment (Roi) adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan.
f.       Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74), Return On Investment (Roi) adalah rasio yang dapat menunjukkan banyaknya laba bersih yang doperoleh perusahaan dari seluruh kekayaan yang perusahaan miliki.
g.      Menurut Susan Irawati (2006:63), Return On Investment(Roi) merupakan cara untuk mengukur laba bersih yang didapatt dari semua kekayaan perusahaan.
h.      Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:305), Roi merupakan rasio yang dapat menunjukkan persenan laba bersih yang diperoleh bila diukur dari modal pemilik.
Return On invesment atau return on asset menunjukan kemampuan perusahaan  menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakaan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahan efesien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahan rasio ini juga memberikan ukursn yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
2.1.2Pentingnya Return On Investment  (ROI)
Rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Analisa Return on Investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Hal tersebut dikarenakan analisa ROI sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Menurut Munawir dalam “Analisa Laporan Keuangan” (2001:91), Returnon Investment memiliki kegunaan dan kelemahan.
·         Kegunaan dari analisa Returnon Investment adalah sebagai berikut :
a)      Sebagai salah satu kegunaan yang prinsipiil ialah sifatnya yang menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka manajemen dengan menggunakan tekhnik analisa Returnon Investment dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian penjualan.
b)      Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh ratio industri, maka dengan analisa Returnon Investment ini dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya. Dengan demikian, perusahaan tersebut dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
c)      Analisa Return on Investment pun dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.
d)     Analisa Returnon Investment pun dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “productcostsystem”yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga dengan demikian akan dapat dihitung profitabilitas dari masing-masing produk. Dengan demikian, maka manajemen akan dapat mengetahui produk mana yang mempunyai “profit potential”.
e)      Analisis ReturnonInvesment selain dapat berguna untuk keperluan pengendalian, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Analisis ReturnonInvesment dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bila akan mengadakan ekspansi usaha.
·         Kelemahan analisa Returnon Investment, yaitu :
a)   Salah satu kelemahan yang prinsipil ialah kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan yang lain, akan dapat memberi gambaran yang salah karena ada berbagai metode penilaian inventori (Fifo, Lifo, Average, The lower cost or market valuation) yang digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya nilai inventori, dan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah aktiva. Demikian pula dengan adanya berbagai metode depresiasi yang akan berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.
b)   Kelemahan lain dari tehnik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli). Suatu mesin atau perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan mesin yang dibeli pada saat tidak terjadi inflasi. Hal ini sangat berpengaruh dalam menghitung investment turn over dan profit margin.
c)   Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on invesment saja tidak akan dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih karena akan mendapatkan kesimpulan yang tidak memuaskan.

II.     UNSUR-UNSUR RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Unsur dari Returnon Investment antara lain EAT (Earning After Tax) dan total investasi. Dalam bahasa sehari-hari EAT dapat dibahasakan sebagai keuntungan bersih perusahaan. Dalam prakteknya Return on Investment dipergunakan sebagai nilai yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi. Semakin besar nilai Return on Investment menunjukkan semakin cepat pengembalian sebuah investasi.
Belkaoui (1993) menyatakan bahwa “Laba adalah suatu ukuran kepengurusan (stewardship) manajemen atas sumberdaya suatu kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu perusahaan”. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax).
Faktor yang mempengaruhi EAT (Earning After Tax) terdiri dari :
a.       Sales (Penjualan)
b.      COGS (Cost of Good Sold)
c.       General expanses/operational expense (Biaya Operasional)
d.      Interest (bunga)
e.       Tax (pajak)
Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax), menurut Harahap (2004: 335) laba setelah pajak dihitung dari :
Laba setelah pajak = Penjualan – (HPP+biaya operasi+bunga+pajak penghasilan)
Menurut Munawir dalam “Analisa Laporan Keuangan” (2001:89), besarnya Return on Investment dipengaruhi oleh dua faktor :
1.      Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi).
2.      Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya Returnon Investment akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau assets turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian, maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka memperbesar Return on Investment. Usaha mempertinggi Return on Investment  dengan memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi disektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertinggi Return on Investment dengan memperbesar assets turn over adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Sedangkan menurut Agus Sartono dalam bukunya “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, (2001 : 124)” menjelaskan bahwa :
“Dengan menggunakan hubungan antara perputaran aktiva dengan net profit magindapat dicari earning power atau return on asset /return on investment ratio”.  Return on Investment merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva”.
Dengan demikian, maka faktor-faktor yang mempengaruhi Returnon Investment adalah:
1.      Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin (NPM) ini mengukur tingkat keuntungan bersih yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan. Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
clip_image002
Semakin tinggi rasionya semakin baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
2.      Total Assets Turn over (TATO)
Perputaran aktiva menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
clip_image004
Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno, 2001:253).

III.    ANALISIS RETURN ON INVESTMENT (ROI)
Menghitung ROI bagi perusahaan dianggap tidak kalah penting dengan margin keuntungan atas suatu produk ataupun jasa.  Dengan mengetahui ROI suatu perusahaan akan mempunyai kepastian dan keyakinan usahanya dapat terus berjalan dan berkembang karena margin keuntungan yang didapatkan dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan usaha perusahaan. resiko kegagalan akan dihadapi perusahaan apabila memperoleh margin keuntungan yang sedikit.
Rumus yang digunakan  untuk mencari ROI  adalah sebagai berikut :
a) Tingkat pengembalian atas investasi atau ROI diperoleh dari rasio perputaran aktiva (TATO) dikalikan dengan Net Profit Margin (NPM).
ROI = NPM × TATO
clip_image006
ROI =clip_image008
Atau
b)  ROI =clip_image010

c) ROI=clip_image012
d) ROI=clip_image014 
Contoh:
a.       Perusahaan XYZ melakukan investasi sebesar Rp. 500.000.000 kepada sebuah usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan XYZ ternyata mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp. 600.000.000.
Jawab:
Diketahui : keuntungan (laba) investasi sebesar Rp. 100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp. 500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp 600 juta – Rp 500 juta)/ Rp 500 juta) x 100 = 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%
b.      Misalnya, jika investasi sebesar Rp10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp15.000.000, berarti diperoleh laba sebesar Rp5.000.000. Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah
ROI = ((Rp15.000.000-Rp10.000.000)/Rp 10.000.000) x 100%
ROI = 50%

Baca Juga

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan tingkat ROI adalah sebesar 50%. Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa. Tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa bisnis yang dijalankan mampu berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang pengusaha harus memerhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh, dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis.

IV. KASUS RETURN ON INVESTMENT  (ROI)
Kasus dikutip dari hasil penelitian “ Analisis Return On Investment (Roi) Dan Residual Income (Ri) Guna Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Astra International, Tbk. Periode 2008-2012) oleh Rio Mey Permadi, Siti Ragil Handayani, dan Topowijono (Fakultas Ilmu AdministrasiUniversitas Brawijaya Malang.
Dari data penelitian dapat diketahui tabel Return On Invesment (ROI) PT Astra International, Tbk. Periode 2008-2012, sebagai berikut:


Perbandingan Teknik analisis Rasio keuangan, Return On Investment (ROI)PT Astra International Tbk, periode 2008-2012

Periode

2008

2009

2010

2011

2012

Keterangan

TATO (X)

1,2

1,1

1,14

1,05

1,03

NPM (%)

11,64

12,63

13,37

13,13

11,94

ROI (%)

13,97

13,89

15,24

13,79

12,3



Kenaikan/penurunan

Kenaikan/penurunan

Kenaikan/penurunan

Kenaikan/penurunan

2009

2010

2011

2012

Jumlah

(%)

Jumlah

(%)

Jumlah

(%)

Jumlah

(%)

-0,1

-8,3

0,04

3,64

-0,09

-7,89

-0,02

-1,9

0,99

8,5

0,74

5,86

-0,24

-1,8

-1,19

-9,06

-0,08

-5,73

1,35

9,72

-1,45

-9,51

-1,49

-10,8

Perhitungan ROI adalah sebagai berikut:
ROI tahun 2008 = 11,64% × 1,2 = 13,97%
ROI tahun 2009 = 12,63% × 1,1 = 13,89%
ROI tahun 2010 = 13,37% × 1,14 = 15,24%
ROI tahun 2011 = 13,13% × 1,05 = 13,79%
ROI tahun 2012 = 11,94% × 1,03 = 12,3%
Berdasarkan perhitungan tersebut, berikut ini disajikan table perkembangan ROI PT. Astra International Tbk. tahun 2008-2012 :
clip_image016
Pada tahun 2009 Nilai ROI mengalami penurunan sebesar 5,73% yang disebabkan ditahun tersebut nilai TATO turun meskipun nilai NPM naik. Sedangkan ditahun berikutnya nilai ROI mengalami kenaikan dikarenakan Pada tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan nilai NPM dan TATO. Nilai ROI naik apabila nilai NPM dan TATO mengalami kenaikan atau nilai NPM yang diperoleh naik sangat drastis dari tahun sebelumnya, meskipun nilai TATO turun atau sebaliknya. Sedangkan ditahun 2011 dan 2012 nilai ROI mengalami penurunan dikarenakan nilai NPM dan TATO ditahun tersebut juga mengalami penurunan.
Nilai ROI yang dihasilkan perusahaan adalah positif selama periode 2008-2012 dan presentasenya mengalami kondisi yang fluktuatif. Pembahasan hasil penelitian dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan perusahaan dalam mengelola investasinya tertinggi pada tahun 2010 dimana pada tahun tersebut nilai NPM dan TATO menunjukkan nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan tahun lainnya, hal ini berarti pada tahun 2010 perusahaan menunjukkan penjualan yang cukup tinggi dari total aset yang dimiliki ditahun 2010, serta nilai NPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu beroperasi dengan baik dalam mengahasilkan laba bersih atas penjualannya.
Kondisi profitabilitas perusahaan dari perhitungan nilai ROI tidak konsisten karena mengalami fluktuasi setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT Astra International Tbk, tidak stabil selama tahun 2008-2012.
ROI yang positif, namun dengan hasil yang tidak stabil menimbulkan kondisi yang fluktuatif. Pada tahun 2009 Nilai ROI mengalami penurunan yang sedikit sebesar 1,32% yang disebabkan ditahun tersebut nilai TATO turun meskipun nilai NPM naik. Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan mengalami kenaikan nilai ROI, kenaikan tersebut terjadi karena nilai NPM pada tahun 2010 menalami pertumbuhan yang cukup banyak yaitu sebesar 31,21%. Sedangkan ditahun 2011 sampai tahun 2012 nilai ROI mengalami penurunan dikarenakan nilai NPM dan TATO ditahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan. Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan rasio profitabilitas (OPM, NPM, ROI) PT Astra International Tbk, tidak konsisten dengan menunjukkan persentase naik turun setiap tahunnya selama periode penelitian. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa PT. Astra International, Tbk belum mampu mengoptimalkan laba atas penjualan dan investasi yang dilakukan tiap tahunnya.



BAB III

PENUTUP

3.1     Simpulan

 Return On invesment atau return on asset menunjukan kemampuan perusahaan  menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakaan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahan efesien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahan rasio ini juga memberikan ukursn yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
Analisa Return on Investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Hal tersebut dikarenakan analisa ROI sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang diinvestasikan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Unsur dari Returnon Investment antara lain EAT (Earning After Tax) dan total investasi. Dalam bahasa sehari-hari EAT dapat dibahasakan sebagai keuntungan bersih perusahaan. Dalam prakteknya Return on Investment dipergunakan sebagai nilai yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi. Semakin besar nilai Return on Investment menunjukkan semakin cepat pengembalian sebuah investasi.
Besarnya Returnon Investment akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau assets turn over, baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian, maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam rangka memperbesar Return on Investment.


REFRENSI
Subramanyam dan John J. Wild. 2014. Analisis Laporan Keuangan Edisi 10, Salemba Empat: Jakarta
Jumingan. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Bumi Aksara: Jakarta
Wild, John J, dkk. 2005. Financial Statement Analysis. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Topowijono, dkk. 2015.Analisis Return On Investment (Roi) dan Residual Income (Ri) Guna Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Astra International, Tbk. Periode 2008-2012) .Universitas Brawijaya: Malang

Related Posts

0 Response to "ANALISIS INFORMASI KEUANGAN SAP 9"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel