ANALISIS INFORMASI KEUANGAN SAP 14
Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen
laba yang stabil dan dapat diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan” (persistent). Komponen yang bertahan ini
dipisahkan dari komponen acat atau yang tidak berulang. Analisis ini membantu
menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang andal. Analisis juga
harus mewaspadai laba dan peralatan laba. Manajemen laba dan peralatan laba
dapat memperlihatkan stabilitas dan prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan
karakteristik yang sesungguhnya. Manajemen perusahaan sering kali berpendapat
bahwa aktivitas tersebut menghilangkan distorsi atau keanehan hasil operasi.
Namun aktivitas tersebut dapat menutupi ketidakteraturan wajar yang berasal dari
silklus dan merupakan bagian dari lingkungan dan pengalaman perusahaan. Memahami
pengaruh ini adalah hal yang penting dalam menilai risiko perusahaan. Bagian ini
mempertimbangkan elemen yangmemengaruhi analisis daya tahan laba, termasuk
tingkat laba, tren, dan komponen laba.
2.1.1 Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba
Salah satu aktivitas analisis ekuitas adalah untuk
menyusun laba dan komponen laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil,
normal, dan terus-menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak
berulang. Elemen yang terakhir membutuhkan perlakuan atau invertigasi analisis
tersendiri. Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen yang terdapat
dalam laba berjalan yang seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau
beberapa periode sebelumnya.
2.1.2 Informasi Mengenai Daya Tahan Laba
Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan
laba membutuhkan informasi yang relevan dan andal. Sumber informasi ini
yaitu:
1. Laporan laba rugi, termasuk dalam komponennya
:
- Laba dari operasi yang masih berlanjut
- Laba dari operasi yang dihentikan
- Keuntungan dan kerugian yang luar biasa
- Dampak kumulatif perubahan prinsip akuntansi
2. Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan
keuangan
3. Management Discussion and Anaysis – MD&A (Diskusi
dan Analisis Manajemen)
Sering kali menemukan pos-pos “tidak biasa” terpisah
dalam laporan keuangan (biasanya disajikan setelah pajak), tetapi
pengungkapannya tidak diwajibkan dan tidak selalu mencakup informasi yang cukup
untuk menilai signifikansi atau daya tahannya. Jika memungkinkan, gunakan
seluruh sumber informasi dan manajemen yang tersedia untuk memperoleh informasi
ini. Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk
dapat dibandingkan dan diinterpretasikan. Misalnya, perubahan kombinasi produk,
inovasi teknologi, penghentian kerja dan keterbatasan bahan baku.
2.1.2.1Penyusunan Ulang Laba dan Komponen
Laba
Setelah memperoleh seluruh informasi yang tersedia,
laporan keuangan selama beberapa tahun (biasanya paling tidak lima tahun) dapat
disusun ulang dan disesuaikan untuk menilai daya tahan laba. Penyusunan ulang
dan penyesuaian laba dapat membantu menetapkan kekuatan laba suatu perusahaan.
Penyusunan ulang bertujuan untuk menyusun komponen laba
guna menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk
analisis. Komponen dapat dibagi, diatur atau dihilangkan pengaruh pajaknya,
tetapi totalnya harus direkonsiliasi terhadap laba bersih untuk tiap periode.
Beban diskresi harus dipisahkan. Perlakuan yang sama diterapkan pada komponen
seperti ekuitas dalam laba (rugi) anak perusahaan atau afiliasi yang belum
direkonsiliasi. Komponen yang dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan
bersamaan dengan dampak pajak mereka jika diklasifikasi ulang terpisah dari laba
operasi yang berlanjut.
Pengungkapan pajak penghasilan dapat memisahkan factor
yang tidak menurunkan atau meningkatkan pajak. Pemisahan ini memungkinkan kita
menganalisis sifat berulang factor tersebut. Seluruh perbedaan pajak permanen
dan kredit dimasukan. Prosedur analitis melibatkan perhitungan pajak sesuai
tingkat yang wajib dan pengurangan manfaat yang timbul dari berbagai pos,
seperti krredit pajak, tingkat keuntungan modal, penghasilan tidak kena pajak,
atau tariff pajak luar negeri yang lebih rendah. Pos yang tidak material dapat
digabungkan dengan judul lain-lain.
2.1.2.2Penyesuaian Laba dan Komponen
Laba
Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba
rugi yang disusun ulang dan informasi yang tersedia untuk meletakkan komponen
laba pada periode yang lebih layak. Di sini harus sangat berhati-hati dalam
meletakan pos luar biasa atau tidak biasa (setelah dikurangi pajak) pada periode
tertentu. Selain itu, manfaat pajak penghasilan dari kerugian operasi yang
ditarik ke depan seharusnya dipindahkan pada tahun terjadinya kerugian. Biaya
atau manfaat dari penyelesaian tuntutan hokum dapat dikaitkan pada satu atau
lebih periode sebelumnya. Bagitu juga keuntungan atau kerugian dari operasi yang
dihentikan biasnaya terkait dengan hasil operasi selama beberapa tahun. Untuk
perubahan prinsip atau estimasi akuntasi, seluruh jumlah tahun yang dianalisis
harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan. Perubahan estimasi dalam
praktek diterapkan secara prospektif dengan sedikit
pengecualian.
Sebelum menilai daya tahan laba,kita perlu memperoleh
angka laporan keuangan dengan beberapa penyesuaian. Seluruh komponen laba harus
dipertimbangkan, jika kita telah menetapkan bahwa suatu komponen akan
dikeluarkan dari periode pelaporannya, komponen tersebut dapat
dipindahkan pada hasil operasi periode-periode sebelumnya dan disebar sepanjang
periode-periode yang sedang dianalisis, meskipun penyebarannya dapat mebantu
dalam penentuan kekuatan laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren
laba.
Analisis juga harus menyadari bahwa upaya manajemen
untuk mengklasifikasi pos pendapatan atau beban tertentu sebagai tidak biasa,
tidak berulang, jarang, atau luar biasa adalah usaha untuk mengurangi
volatilitas laba atau meminimumkan komponen laba tertentu. Klasifikasi ini
diperluas dengan memasukan transaksi tertentu dalam ekuitas seperti keuntungan
dan kerugian efek yang tersedia untuk dijual dan penyesuaian translasi valuta
asing. Dampak ekuitas sering kali dikeluarkan dalam proses penyesuaian. Namun,
begitu menjadi bagian dari laba sepanjang hidup perusahaan, pos ini bisa
meningkatkan atau menurunkan ekuitas dan memengaruhi kekuatan laba. Oleh karena
itu, meskipun dihalangkan dari proses penyesuaian, pos ini tercakup pada
analisis kekuatan laba rata-rata.
2.1.3 Faktor Penentu Daya Tahan Laba
Setelah menyusun dan menyesuaikan laba, analisis
berikutnya akan menentukan daya tahan laba. Manajemen laba, keragaman, tren, dan
insentif merupakan penentuan daya tahan laba yang potensial. Kita juga sebaiknya
menilai daya tahan laba baik sepanjang siklus usaha maupun untuk jangka
panjang.
2.1.3.1Tren dan
Daya Tahan Laba
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau
dengan pernyataan tren. Tren laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai
kinerja perusahaan saat ini dan masa depan serta menilai kualitas manejemen.
Mungkin salah satu motivasi utama manajemen laba adalah untuk mempengaruhi tren
laba karena dalam praktik manajemen laba mengasumsikan tren laba penting bagi
penilaian. Mereka juga mencerminkan kepercayaan bahwa revisi berupa penyajian
kembali laba sebelumnya hanya sedikit berdampak pada harga efek. Misalnya,
setelah suatu perusahaan mengalami dan melaporkan kerugian, perspektif ini
percaya bahwa untuk tujuan penilaian, kerugian sama pentingnya dengan besarnya
kerugian.
2.1.3.2Majemen
dan Daya Tahan Laba
Terdapat beberapa persyaratan untuk memenuhi definisi
manajemen laba. Persyaratan ini penting karena akan membedakan manajemen laba
dengan salah saji dan distori. Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan
akuntansi yang diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil tertentu. Diskresi
(pilihan) yang tersedia digunakan untuk memilih dan menerapkan prinsip akuntansi
untuk tujuan tertentu, dan pilihan ini tidak diragunkan berada dalam kerangka
praktik yang berlaku umum. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan varibilitas
laba sepanjang beberapa periode melalui pemindahan laba antara periode baik dan
buruk, antara periode berjalan dan masa depan, atau berbagai
kombinasinya.
Berikut beberapa bentuk manajemen laba yang harus
diwaspadai mencakup:
1. Perubahan metode atau asumsi akuntansi.
2. Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak
biasa). Praktik ini memidahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa dan tidak
diperkirakan yang dapat berpengaruh buruk pada tren laba.
3. “Mandi besar”. Teknik ini mengakui beban periode masa
depan pada masa kini, jika kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini
melepaskan beban masa depan dari laba masa depan.
4. Penurunan nilai. Penurunan nilai aktiva operasi seprti
pabrik dan peralatan dan aktiva tak berwujud seperti goodwill saat hasil operasi
sedang buruk merupakan alata manajemen laba lainnya.
5. Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik
ini mengatur waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk melakukan menajemen
laba, termasuk manajemen tren.
2.1.3.3Insentif
dan Daya Tahan Manajemen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait
dengan laba. Manajemen laba sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba
yang terlalu rendah. Hal ini menciptakan cadangan untuk dapat digunakan pada
periode dengan laba rendah dimasa depan. Dengan adanya insentif kinerja bagi
manajer, dan penggunaan angka akuntansi untuk mengendalikan dan mengawasi
kinerja mereka, analisis harus menyadari adanya potensi manajemen laba dan
bahkan salah saji. Analisis harus mampu mengenali perusahaan yang memiliki
dorongan kuat untuk melakukan manajemen laba, dan kemudian meneliti praktik
akuntansi perusahaan untuk memastikan integritas laporan keuangan.
2.1.4 Pos Laba yang Bertahan dan Sementara
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penelitian
ekuitas bergantung pada pemisahaan komponen laba yang stabil dan bertahan dengan
komponen acak sementara. Penilaian daya tahan penting dalam penentuan kekuatan
laba. Peramalan laba juga bergantung pada daya tahan. Bagian penting dalam
analisis adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam
laba.
2.1.4.1Analisis
dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa
adalah:
1. Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak
bertahan). Proses ini melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa,
bukan pos operasi, atau tidk berulang.
2. Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah
mengetahui penilaian daya tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus untuk
evaluasi maupun peramalan laba.
Menentukan
Daya Tahan (Sifat Sementara) suatu pos. Adanya insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan
pos sementara, membuat kita harus melakukan evaluasi independen mengenai apakah
suatu keuntungan atau kerugian bersifat sementara. Untuk tujuan ini pos tersebut
dibagi dalam dua kategori besar: operasi yang berulang dan operasi yang tidak
berulang.
1. Keuntungan dan kerugian operasi berulang
Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas
operasi tetapi jarang terjadi atau tidak dapat diprediksi. Analisis keuntungan
dan kerugian operasi yang tidak berulang harus mengakui sifat jarang terjadi dan
pola berulangnya. Pos ini dianggap milik periode pelaporan. Analisis pos operasi
tidak berulang tidak langsung memenuhi aturan mekanis. Kita harus menelaah
informasi dan akan menemukan beberapa pos yng lebih bersifat berulang
dibandingkan pos lain serta beberapa lebih bersifat operasional dibandingkan
yang lain.
2. Keuntungan dan kerugian nonoperasi yang tidak
berulang
Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan
terjadi diluar operasi normal. Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak
berhubungan, tidak diinginkan, dan tidak direncanakan, namum tidak selalu
seluruhnya tidak diharapkan. Aktivitas usaha terkait dengan resiko kejadian yang
merugikan atau kejutan yang tiba-tiba terjadi, apakah sifatnya alami atau buatan
manusia.
Penyesuaian
Pos Luar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan. Mempertimbangkan dampak terdapat sumber daya
perusahaan dan evaluasi manajemen.
· Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan.
Keuntungan atau kerugian akan menaikan atau menurunkan sumber daya. Karena
pengembalian investasi modal mengukur hubungan laba bersih terhadap sumber daya,
keuntungan atau kerugian sementara memengaruhi pengukuran ini. Semakin besar pos
sementara, semakin besar dampaknya terhadap pengembalian. Dalam peramalan
profitabilitas dan pengembalian investasi, analis harus mempertimbangkan dampak
pencatatan pos sementara dan kemungkinan kejadian masa depan yang menyebabkan
pos sementara.
· Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen. Salah
satu implikasi yang sering dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian sementara
ialah kurangnya keterkaitan mereka dengan aktivitas usaha normal. Karenanya, pos
ini jarang digunakan untuk mengevaluasi manajemen.
2.2 Penilaian
Ekuitas Berbasis Laba
Penilaian perusahaan
merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan keuangan. Karena estimasi
nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi
penilaian ekuitas perusahaan tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto
arus kas (discounted cash flow – DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas
perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor
ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal
perusahaan.
2.2.1 Hubungan Antara Harga Saham dengan Data
Akuntansi
Sangat penting
profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan, yaitu dengan menggunakan
estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang akurat atas ukuran
ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kualitas dan daya tahan laba
serta kekuatan laba perusahaan.
2.2.2 Perkalian Penilaian Dasar
Dua pengukuran
penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap nilai buku’(price
to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to earnig- PE). Melalui
perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada harga pasar saham
terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik publik.
Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif,rasio dasar
ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.
2.2.2.1Rasio Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap
nilai buku (price to book-PB ratio) dihitung sebagai berikut:
Nilai pasar ekuitas / Nilai buku ekuitas
Penghitungan ini
menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika pertumbuhan nilai buku meningkat,
maka rasio PB meningkat. Selain itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k,
meningkat, rasio PB turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika
pasar mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa depan.
Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka rasio
PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.
2.2.2.2Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap
laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai berikut:
Nilai pasar ekuitas / Laba bersih
Persamaan ini
memberikan dua pemahaman penting :
Rasio PE berhubungan
terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini lebih rendah (lebih tinggi) untuk
biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah).
Rasio PE berhubungan
positif dengan taksiran pertumbuhan laba per saham relatif terhadap pertumbuhan
normal. Rasio PE tidak terkait dengan tingkat laba absolute (apakah laba per
saham tinggi atau rendah), hanya memperlihatkan tingkat dimana laba per saham
diharapkan meningkat relatif terhadap taksiran
pertumbuhan.
2.3 Kekuatan Laba dan Peramalan untuk Tujuan
Penilaian
2.3.1 Kekuatan Laba
Kekuatan Laba (earning Laba) mengacu pada tingkat laba
perusahaan yang diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan sedikit
pengecualian, kekuatan laba di akui sebagai faktor utama dalam penilaian
perusahaan. Model penilain berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi kekuatan
laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau
penggandaan yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian
masa depan. Banyak analisis laba dan laporan keuangan yang ditujukan untuk
menentukan kekuatan laba.
2.3.1.1 Mengukur Kekuatan Laba
Kekuatan
laba merupakan konsep yang berasal dari analisis keuangan, bukan akuntansi.
Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen laba. Laporan
keuangan digunakan untuk menghitung kekuatan laba. Perhitungan ini membutuhkan
pengetahuan, penilain, pengalaman, dan perspektif. Laba merupakan pengukuran
yang paling handal dan relevan untuk tujuan penilain. Meskipun penilaian
berorientasi masa depan, kita harus mengakui relevansi kinerja perusahaan saat
ini dan sebelumnya untuk mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir
yang melampaui siklus usaha mencerminkan kinerja opersional aktual dan
memberikan kita suatu perspektif atas aktivitas operasi dimana kita adapat
mengestimasi kinerja masa depan. Penilaian sangat penting untuk beberapa
keputusan (seperti investasi, pemberian pinajaman, perencanaan apajak,
keputusan pengendalaian atas peselisihan penilaian). Karenanya, estimasi
penilaian harus kredibel dan harsu dipertahankan, dan kita harus meneliti jika
terdapat penyimpangan dari normal.
2.3.1.2 Rentang Waktu kekuatan Laba
Periode satu tahun seringkali terlalu singkat untuk
mengukur laba dengan andal. Hal ini disebabkan karena sifat aktivitas investasi
dan aktivitas pendanan yang sebagian besar jangka panajang, dampak siklus usaha,
dan adanya berbagai faktor yang tidak berulang. Pengukuran terbaik kekuatan laba
suatu perusahaan adalah dengan menggunakan laba rata-rata (komulatif) selama
beberapa tahun. Rentang waktu untuk menghitung laba rata-rata umumnya adalah 5
tahun (biasanya hingga 10 tahun). Perpanjangan periode ini menugurangi distrosi,
ketidakteraturan , dan dampak sementara lainnya yang mengurangi relevansi laba
satu athun. Perhitungan laba lima tahun sering kali menekankan pengalaman
terakhir sekaligus menghindar kinerja yang tidak relevan.
Tren Laba merupakan faktor penting dalam perhitungan
kekuatan laba. Jika laba memperlihatkan tren yang bertahan, kita dapat
menyesuaikan proses rata-rata untuk memberikan bobot yang lebih berat atas laba
terkini.
2.3.1.3 Menyesuaikan Laba per Saham
Kekuatan
laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba. Setiap pos pendapatan
dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi perusahaan. Masalahnya adalah
pada tahun yang mana kita menempatkan pose tersebut saat menghitung kekuatan
laba. Pada kasus tertentu analisis laba kita mungkin terbatas pada jangka
pendek, pos-pos pada serangkaian laba jangka pendek disesuaikan jika lebih
terakait pada periode sebelumnya.
Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap
pos harus disesuaikan terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif pajak
perusahaan kecuali jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus
dibagi dengan jumlah saham yang digunakan untuk menghitung laba per
saham.
2.3.2 Peramalan Laba
Bagian utama analisis laporan keuangan dan penilaian
adalah peramalan laba. Dari perpektif analisis, evaluasi tingkat laba sangat
terkait dengan peramlan laba. Hal ini disebabkan ramalan laba yang relevan
melibatkan analisis komponen laba dan penilaian mereka di masa depan. Peramalan
laba mengikuti analisis komponen laba dan melibatkan pembuatan pembuatan
estimasi laba masa depan.
2.3.2.1Mekanisme
Peramalan Laba
Permalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh
informasi yang tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya.
Peramalan juga mendapatkan manfaat dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan
melibatkan penggunaan laba berdasarkan lini produk atau segmen dan teruatam
berguna jika segmen tersebut memiliki perbedaan risiko, profitabilitas, atau
pertumbuhan.
Penelitian anlisis mengungkapkan berbagai karakteristik
statistik dalam laba. Peretumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara
acak. Bagi beberapa pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat
diramalkan, tetapi penelitian ini mencerminkan prilaku keseluruhan dan bukan
perilaku perusahaan individu. Peramalan laba yang andal tidak dapat dihasilkan
dari ekstrapolasi sesderhana dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun
dilakukan dengan mengananlisi komponen laba dan mempertimbangkan seluruh
informasi yang tersedia, baik kauntitatif. Juag melibatkan peramalan komponen
ini dan spekulasi mengenai kondisi usaha masa depan.
2.3.2.2Elemen
Peramalan Laba
Elemen pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran
ramalan. Untuk tujuan ini sering kali digunakan angka pengembalian investasi
modal. Jika ramalan laba menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda dengan
pengembalian masa lalu atau pengembalian industri, kita harus menilai kembali
ramalan dan prosesnya. Perbedaan pengembalian ramalan dengan yang sewajarnya
terjadi harus dijelaskan. Pengembalian investasi modal tergantung dari
laba, sementara laba merupakan produk kualitas produk manajemen dan
manajemen aktiva.
· Kualitas manajemen.
Dibutuhkan manajemen yang memilki akses ke berbagai sumber daya untuk
menghidupkan aktiva melalui penggunaan yang efesien dan menguntungkan.
Stabilitas hubungan dan tren dapat diasumsikan stabil jika menunjukkan tidak ada
perubahan besar atas keahlian, kedalaman, dan kelangsungan manajemen. Disamping
itu juga, menunjukkan tidak adanya perubahan yang besar pada jenis usaha yang
sesuai dengan keahlian manajemen.
· Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk mengembangkan
operasi. Kelangsungan keberhasilan dan ramalan pertumbuhan bergantung pada
sumber pendanaan dan dampaknya terhadap laba.
Kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan elemen
peramalan laba lainnya. Kurangnya likuiditas dapat membatasi keberhasilan
manajemen dan struktur modal yang berisiko dapat membatasi tindakan manajemen.
Semua ini disertai faktor-faktor seperti ekonomi, industri, dan faktor
kompetitif lain, merupakan hal yang relevan terhadap peramalan laba.
2.3.2.3Melaporkan Peramalan Laba
Peramalan manajemen berbeda dengan peramalan yang
dilakukan analis keuangan. Kendalan peramalan tergantung pada akses informasi
dan asumsinya. SEC menyarankan agar peramalan dilakukan dengan “itikad baik”
dengan landasan yang layak. SEC merekomendasi agar peramalan disajikan dalam
format laporan keuangan dan disertai dengan informasi yang cukup bagi investor
untukm menilai kendalan. SEC memiliki aturan safe
harbor yang melindungi perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi
mereka tidak menjadi kenyataan.
2.3.3 Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi
Laba
Menilai kekuatan laba atau peramalan laba suatu perusahaan bergantung pada
estimasi kondisi masa depan yang tidak dapat dibuktikan. Analisis harus terus
mengawasi kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan peramaln dan asumsi
terkini. Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang berharga
untuk mengawasi kinerja. Laporan ini berguna untuk merevisi estimasi kekuatan
laba dan peramalan laba. Namun tetap harus disadari bahwa laporan keuangan
interim memiliki keterbatasan yang terkait dengan kesulitan untuk meletakan
komponen laba pada periode kurang dari satu tahun.
2.3.3.1Penyesuaian Akuntansi Akhir
Tahun
Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun
membutuhkan beberapa penyesuaian akrual dan estimasi. Penyesuain ini mencakup
pengakuan pendapatan, menentukan biaya persediaan, alokasi overhead, mencari
nilai pasar sekuritas, dan memperkirakan piutang tak
tertagih.
2.3.3.2Aktivitas
Usaha Musiman
Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman.
Penjualan, produksi, dan aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat dibagi
sama antar periode interim. Hal ini dapat mendistorsi perbandingan laba interim.
Selain itu juga dapat menimbulkan masalah pada alokasi biaya-biaya yang sifatnya
diskresioner, seperti iklan, penelitian, pengembangan, perbaikan dan
pemeliharaan. Jika beban ini berubah mengikuti penjualan, biaya ini biasanya di
bebankan berdasarkan taksiran penjualan selama satu tahun. Masalah pelaporan
juga bertambah dengan adanya alokasi biaya tetap sepanjang periode
interim.
2.3.3.3Metode
Pelaporan Menyeluruh
Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan
satu tahun dan bukannya periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan dan
beban. Hal ini mencakup penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan
piutang tak tertagih. Kerugian biasanya tidak ditangguhkan melewati periode
interim saat terjadinya dan pos luar biasa dilaporkan pada periode interim saat
terjadinya. Namun, penangguhan biaya iklan tidak dapat dilakukan karena
manfaatnya tidak dapat diantisipasi. Sama halnya, likuidasi persediaan LIFO
tidak dicakup dalam periode interim dan hanya penurunan nilai persediaan
permanen yang dicatat pada laporan interim. Sebaliknya, pajak penghasilan
dibebankan dengan menggunakan taksiran pajak efektif untuk periode satu
tahun.
2.3.3.4 Persyaratan Pelaporan Interim
SEC
1. Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga
tanggal ini dapat diberi judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam
laporan tahunan.
2. Neraca komparatif.
3. Laporaan arus kas hingga hari ini.
4. Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang
dicatat sebagai pembelian.
5. Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umumdan
pengungkapan perubahan akuntansi, termasuk surat dari auditor.
6. Analisis naratif manajemen mengenai hasil
operasi.
7. Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama
periode – melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau
pergantian auditor.
2.3.3.5 Analisis Implikasi Laporan
Interim
Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan
diskresi yang melekat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor
pada laporan interim mengurangi keandalan laporan interim relative terhadap
laporan tahunan yang diaudit. Peraturan pasar modal memberikan sejumlah
keyakinan, meskipun terbatas. Namun, tidak seluruh persyaratan pelaporan interm
berguna bagi analisis. Misalnya, memasukan pos-pos luar biasa pada periode
iterim saat terjadinya membutuhkan penyesuaian agar dapat digunakan dalam
analisis. Sama halnya, meskipun mengakui beban sepanjang periode interim
merupakan hal yang wajar, saat analisis, harus ingat bahwa tidak ada aturan
pasti yang mengatur proses arual ini. Memindahkan beban sepanjang periode
interim seringkali lebih mudah dilakukan dibandingkan memindahkan pendapatan.
Oleh karena itu, analisis sering kali menekankan pendapatan interi sebagai alat
pengukur kinerja interim.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Daya tahan laba secara luas mencakup stabilitas,
prediksi, keragaman, dan tren laba. Analisis penilaian ekuitas menekankan laba
dan pengukuran akuntansi lain untuk menghitung nilai perusahaan. Peramalan laba
memperhitungkan kekuatan laba, teknik estimasi, dan mekanisme
pengawasan.
Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi
banyak pengguna laporan keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan
dapat digunakan untuk membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan
tradisional dilakukan berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash
flow – DCF). Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas perusahaan dihitung
berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini
lalu didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan.
Kekuatan Laba (earning Laba) mengacu pada tingkat laba
perusahaan yang diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan sedikit
pengecualian, kekuatan laba di akui sebagai faktor utama dalam penilaian
perusahaan. Model penilain berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi kekuatan
laba, dimana kapitalisasi ini melibatkan penggunaan suatu faktor atau
penggandaan yang mencerminkan biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian
masa depan. Banyak analisis laba dan laporan keuangan yang ditujukan untuk
menentukan kekuatan laba.
KASUS
Kasus
ini mengenai peramalan laba produk AMDK ASA Cup 120 ml tahun 2016 sebagai dasar
menatapkan kebijakan productio planning meliputi menentukan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan, jumlah bahan baku yang diperlukan, perencanaan kapasitas
mesin dan perlatan, analisis chasflow operasi dan jumlah biaya operasi yang harus ditanggung perusahaan berdasarkan peramalan penjualan produk
Cup 120 ml tahun 2016.Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode time series dengan memperhatian variasi musiman pada data.
Peramalan didasarkan pada data emapat tahun yaitu tahun 2012-2015. Metode
perencanaan kapasitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi least
square.
Penjualan produk setiap tahunnya cenderung naik pada musim Hari Raya Umat Islam dan menurun drastis
setelah musim Hari Raya Umat Islam. Berdasarkan hasil peramalan diperoleh peramalan penjualan tahun 2016 pada bulan Januari-November 2016 jumlah produksi sebesar 230.001 box. Jumlah
buffer stock dalam satu bulan berdasarkan peramalan penjualan adalah sebesar
15. 781 box. Total hasil
perencanaan produksi Januari-November tahun 2016, yaitu 231.436
box.
Berdasarkan
peramalan penjualan perusahaan memerlukan tambahan tenaga kerja langsung
sebanyak satu orang pada bulan Maret-Mei dan bukan Agustus- November. Pada
bulan Juni perusahaan memerlukan tambahan dua orang tenaga kerja langsung, dan bulan Juli perusahaan memerlukan tambahan tiga orang tenaga kerja langsung.
Kapasitas mesin full automatic cup sealer dan cup sealer masih dapat memenuhi
permintaan, tetapi perusahaan perlu menambah peralatan dan mesin lain yaitu
carton sealer, tangki produk setengah jadi, tangki produk jadi, mesi filtrasi,
dan armada untuk distribusi.
DAFTAR PUSTAKA
Subramanyam,
Wild, Jhon J.. 2010. Analisis Laporan
Keuangan Financial Statement Analysis Edisi 10 buku 2. Jakarta : Salemba
Empat
https://id.scribd.com/doc/312313464/Analisis-Dan-Penilaian-Ekuitas
(Diakses pada tanggal 12 Desember
2017)
0 Response to "ANALISIS INFORMASI KEUANGAN SAP 14"
Post a Comment