AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SAP 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem
pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi
organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat mengukur
bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat
menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini
organisasi yang dimaksud adalah organisasi sektor publik yang memiliki hubungan
erat dengan Akuntansi Sektor Publik. Organisasi Sektor Publik sering diartikan
sebagai organisasi yang berorientasi pada kepentingan publik. Karena
orientasinya pada kepentingan publik maka organisasi ini biasanya tidak
berorientasi pada laba sebagai tujuan akhirnya. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi, sektor publik sering didefinisikan sebagai “suatu entitas yang
aktivitasnya berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan dan hak publik”. Jadi Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari
keuntungan semata melainkan pelayanan terhadap masyarakat.
Dalam
organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen.
Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi
mengenai kejadian ekonomi yang akan datang diakitkan dengan keadaan ekonomi dan
politik saat ini.
Informasi
sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu
:
· Informasi
yang sifatnya rutin
· Informasi
kuantitatif ataukah kualitatif
· Informasi
disampaiakan melalui saluran formal ataukah
informal
Dalam
memahami organisasi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan
informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial
control) dengan akuntansi sebagai alat pengendali organisasi (organization
control). Pengendalian keuangan
terkait dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khususnya
memastikan bahwa organisasi memiliki likuiditas dan solvabilitas yang baik.
Informasi yang dibutuhkan lebih komplek tidak sekedar informasi keuangan
saja.
Secara garis besar sistem pengendalian manajemen sektor publik
dikelompokkan kedalam beberapa tipe pengendalian, selanjutnya terdapat struktur
pengendalian manajemen, serta tentunya terdapat proses untuk melaksanakan
pengendalian manajemen sektor publik itu
sendiri.
Sistem
pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat
yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mendukung. Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian
manajemen, karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban
tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana jenis-jenis Organisasi Sektor
Publik?
1.2.2 Bagaimana peran Akuntansi Sektor Publik
terhadap Organisasi Sektor Publik?
1.2.3 Bagaimana tipe-tipe pengendalian
manajemen?
1.2.4 Bagaimana struktur pengendalian
manajemen?
1.2.5 Bagaimana proses pengedalian manajemen
sektor publik?
1.2.6 Bagaimana contoh kasus yang berhubungan
dengan pengendalian manajemen sektor publik?
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui jenis-jenis Organisasi Sektor
Publik.
1.3.2 Untuk mengetahui peran Akuntansi Sektor
Publik terhadap Organisasi Sektor Publik.
1.3.3 Untuk mengetahui tipe-tipe pengendalian
manajemen.
1.3.4 Untuk mengetahui struktur pengendalian
manajemen.
1.3.5 Untuk mengetahui proses pengendalian
manajemen sektor publik.
1.3.6 Untuk mengetahui contoh kasus yang
berhubungan dengan pengendalian manajemen pada sektor
publik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis-jenis Organisasi Sektor Publik
Organisasi-organisasi sektorpublik sering kita jumpai
dalam kehidupan kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita berurusan dengan
instansi pemerintah, seperti Departemen Pendidikan, Departemen Tenaga Kerja,
Kantor pencatatan sipil, atau Kepolisian. Kita juga berinteraksi dengan berbagai
organisasi keagamaan, seperti MUI, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PGI
(Persatuan Gereja Indonesia), KWI (Konfrensi Waligereja Indonesia), dan
lain-lain. Di bidang pendidikan dan kesehatan, kita mendapati beragam organisasi
sektorpublik, seperti universitas, sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan
balai-balai kesehatan. Yang juga termasuk organisasi sektorpublik adalah
partai-partai politik dan LSM-LSM di berbagai
bidang.
Jika dilihat secara garis besar, jenis-jenis organisasi
sektorpublik diatas dapat dibagi menjadi tiga.
1. Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah merupakan bagian organisasi
sektorpublik yang berbentuk instansi pemerintah
berikut.
a. Pemerintah Pusat, termasuk di dalamnya:
1) Kementrian seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen
Keuangan,dan lain-lain.
2) Lembaga dan badan Negara sepeti KPU,KPK, dan
lain-lain.
b. Pemerintah Daerah, termasuk di
dalamnya:
1) Satuan Kerja Perangkat Daerah seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan,
Dinas Perhubungan, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Asset Daerah, Kantor
Pencatatan Sipil,dan lain-lain.
2. Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
Organisasi nirlaba milik pemerintah merupakan bagian
organisasi sektorpublik yang bentuknya bukan instansi pemerintah, tetapi milik
pemerintah.
Contohnya:
a. Rumah
sakit milik pemerintah seperti RSCM, RS
Daerah.
b. Yayasan-yayasan milik pemerintah.
Pada perkembangannya, sebagian organisasi dalam
kelompok ini dikategorikan dalam kelompok yang lebih khusus, yaitu Badan Layanan
Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).
3. Organisasi Nirlaba Milik Swasta
Organisasi nirlaba milik swasta ini merupakan bagian
organisasi sektorpublikyang dimiliki dan dikelola oleh pihak
swasta.
Contohnya:
a. Yayasan
seperti Sampoerna Foundation, Dompet Dhuafa Republika, dan
lain-lain.
b. Sekolah
dan universitas swasta
c. Rumah
sakit milik swasta.
2.2 Peran Akuntansi Sektor Publik terhadap Organisasi Sektor Publik
Peran utama
akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang
akan digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana
untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Fungsi manajemen, seperti perencanaan,
pengkoordinasian, pengorganisasian, dan pengendalian tidak dapat dilakukan tanpa
informasi yang memadai. Informasi dalam sebuah sistem sehingga memungkinkan
organisasi bertindak koheren dan harmonis antar berbagai
fungsi.
Akuntansi
manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen yang
terintegrasi dengan baik. Institute of
Management Accounting (1981) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan,
penyiapan, penginterpretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang
digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian
organisasi serta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan
akuntabel.
2.2.1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Perencanaan
merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Perencanaan
meliputi aktivitas yang sifatnya strategik, taktis, dan melibatkan aspek
operasional. Dalam hal perencanaan organisasi, akuntansi manajemen berperan
dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi
perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek perilaku yaitu partisipasi
dalam pengembangan sistem perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang
paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian
tujuan.
Informasi
akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu:
1. Informasi
sifatnya rutin.
2. Informasi
kualitatif atau kuantitatif
3. Informasi
disampaikan melalui saluran formal atau informal.
2.2.2 Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi
Organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak
mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat
pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan
pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas,
akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yaitu
mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran
moneter.
Dalam memahami
akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan penggunaan informasi
akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan dengan akuntansi sebagai alat
pengendalian organisasi. Sementara itu, pengendalian organisasi adalah terkait
dengan pengintegrasian aktivitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara
keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi
tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah
ditetapkan.
2.3 Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe
pengendalian manajemen dapat dikategorikan dalam 3 kelompok
:
1. Pengendalian
preventif (preventive control).
Perumusan strategi dan perencanaan stretegik yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2. Pengendalian
operasional (operasional control).
Pelaksanaan pengawasan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran ini menghubungkan perencanaan dan
pengendalian
3. Pengendalian
kinerja. Berupa analisis evaluasi kinerja berasarkan tolak ukur kinerja yang
telah ditetapkan.
2.4 Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan
struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk
struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban.
2.4.1 Tujuan pembentukan pusat-pusat pertanggungjawaban
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan
organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya keserasian tujuan (goal
congruence);
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang
memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer
pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi
bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi
secara efektif dan efisien;
7. Sebagai alat pengendalian
anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah
untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input
yang digunakan dengan output
dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target kinerja. Input
diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output
diukur dengan jumlah produk/output
yang dihasilkan.
2.4.2 Pusat-Pusat Pertanggungjawaban
Pada dasarnya terdapat empat jenis pusat
pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat biaya (expense
center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit
organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai
berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output
yang dihasilkan). Contoh; pusat biaya adalah Departemen Produksi, Dinas Sosial,
dan Dinas Pekerjaan Umum.
2. Pusat Pendapatan (revenue
center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh;
pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen
Pemasaran.
3. Pusat Laba (profit
center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang
membandingkan input (expense)
dengan output (revenue)
dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.
Contoh; BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik PEMDA, Bandara, dan
Pelabuhan.
4. Pusat investasi (investment
center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamakan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Contoh pusat investasi adalah Departemen Riset dan Pengembangan dan
Balitbang.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat
pertanggungajawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan
program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik.
Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat penting
dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Melalui pusat
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat dan jika disahkan anggaran
dikomunikasikan kepada manajer level menengah, dan bawah untuk
dilaksanakan.
Manajer pusat pertanggungajawaban, sebagai budget
holder memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat
pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input
berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input
tersebut diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau
pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas tertentu.
Hubungan antara pusat pertanggung jawaban dengan
pengendalian anggaran. Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai holder
memiliki tanggung jawab yang untuk melaksanakan anggaran. Pengendalian anggaran
meliputi pengukuran terhadap output
dan belanja yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan
atau varians antara hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan kemudian
dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang bertangungjawab
atas terjadinya varians tersebut.
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai
alat pengendalian anggaran sejalan dengan program atau struktur aktivitas
organisasi. Dengan perkataan lain, tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas
untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu dan penggabungan
program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungajawaban tersebut seharusnya
mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang lebih tinggi,
sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat
tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan data
mengenai belanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan output
yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan
ke semua level manajemen untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara
hasil yang dicapai dengan angggaran. Jika sistem pengendalian anggaran berjalan
dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan
tepat waktu.
Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan strategi
organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau
penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten
untuk menyiapkan anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan
langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban dapat
berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up
budgeting. Keberadaan departemen anggaran dan komite anggaran pada pusat
pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang
efektif.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian
anggaran biasanya banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Keberadaan
departemen anggaran dan komite anggaran pada pusat pertanggungjawaban sangat
perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang efektif. Adapun fungsi yang dimiliki oleh departemen anggaran adalah sebagai
berikut:
1. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan
anggaran;
2. Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai
dasar anggaran (asumsi tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar, dan harga
migas);
3. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian
organisasi;
4. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat
rekomendasi kepada budgette (budget
holder) dan manajer pusat
pertanggungajawaban;
5. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan,
mengintepretasikan hasil, dan menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat
pertanggungjawaban; dan
6. Menyiapakan pembuatan revisi anggaran jika
diperlukan.
2.5 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses
pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi
formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi :
1) perumusan strategi (strategy
formulation),
2) perencanaan strategik (strategic
planning),
3) penganggaran,
4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan
5) evaluasi kinerja.
Saluran
komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung , pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metode management by walking
around.
Sistem
pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya
goal congruence, yaitu keselarasan
antara tujuan organisasi dengan tujuan personal. Faktor-faktor yang memengaruhi
goal congruence tersebut dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan
faktor informal.
Faktor
formal misalnya dalam sistem pengendalian manajemen , sistem aturan (rules
of the game), dan reward
& punishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor
eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal,
misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan sedangkan yang bersifat internal
misalnya, kultur organisasi, gaya manajemen (management
style), dan gaya komunikasi (communication
style).
2.5.1 Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Perumusan
strategi merupakan proses penentuan visi,misi,tujuan,sasaran,target (outcome),arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggungjawab manajemen puncak (top
management).
Hasil
perumusan strategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang, bisa
berjangka 4,5,10 sampai 20 tahun. Strategi yang dihasilkan dari proses
perumusan strategi merupakan strategi global (makro) atau dalam perusahaan
disebut corporate level strategi. Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan
(break down) menjadi strategi yang
lebih mikro dalam perusahaan
disebut unit business level strategy. Dalam melaksanakan program tersebut
diperlukan anggaran dan pusat pertanggungjawaban dalam bentuk unit-unit kerja
organisasi sebagai alat perencanaan dan pengendalian
anggaran.
Salah
satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity,
Threat). Analisis SWOT dikebangkan dengan menganalsis faktor internal
organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi (core
competence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman dan
peluang. Strategi perusaaan dapat berubah atau mengalami revisi (strategy
revision), jika terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi oleh
adanya ancaman (threat) dan kesempan
(opportunity) misalnya adanya
inovasi teknologi baru, peraturanpemerintah baru, atau perubahan lingkungan
politik dan ekonomi lokal dan global.
Gambar 1. Proses Perumusan
Strategi
Proses
perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oleh
perkembangan di sektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta, tahap paling
awal dari manajemen strategik pada sektor publik adalah perencanaan.
Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Olsen dan Eadie (1982) menyatakan
bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar,
yaitu:
a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang
dirumuskan oleh manajemen eksekutif organisasi dan memberikan rerangka pengembangan
strategi serta target yang akan dicapai.
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari
pengidentifikasian dan pengukuran(assessment) faktor-faktor eksternal
yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi
organisasi.
c. Profit internal dan audit sumber daya, yang
mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal
berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
d. Perumusan,evaluasi, dan pemilihan strategi.
e. Implementasi dan pengendalian rencana
strategik
Gambar 2. Model Perumusan pada Organisasi Sektor
Publik
Sementara
itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasillitasi proses
perumusan strategi, yaitu:
1. Memulai dan mneyutujui proses perencanaan
strategik
2. Identifikasi apa yang menjadi mandate
organisasi
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai
organisasi
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan
ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan
kelemahan)
6. Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi
organisasi
7. Perumusan strategi untuk me- manage
isu-isu
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa ke
depan
2.5.2 Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Perencanaan
strategik adalah proses penentuan program-program,aktivitas,atau proyek yang
akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber
daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya
dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik,
berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses perumusan strategi, manajemen
memutuskan isi,misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk mencapai tujuan
organisasi. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam
bentuk program-program.
Gambar 3. Proses Perencanaan
Strategik
Gambar 4. Sistem Manajemen Strategik pada Pemerintah
Daerah
Perencanaan
strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur dan skedul
yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan perencanaan
strategik akan mengalami masalah dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban
kerja anggaran (budget workload)
yang terlalu berat, alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran, dan
dilakukannya pilihan strategi yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen
strategik pada organisasi publik menuntut adanya strategic
vision, strategic thinking, strategic leadership, dan strategic
organization.
Manfaat perencanaan strategik bagi
organisasi
Perencanaan
strategik sangat penting bagi organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi
organisasi antara lain:
a. Sebagai
sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang
efektif
b. Sebagai
sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi yang telah
ditetapkan
c. Sebagai
sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
(efektif dan efisien)
d. Sebagai
rerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short
term action)
e. Sebagai
sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas
f. Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif
strategi
2.5.3 Penganggaran
Tahap
penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap
yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakterisitik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sector swasta.
Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses
penganggaran.
2.5.4 Operasional (Pelaksanaan Anggaran)
Perencanaan
Strategik perlu ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Untuk
itu, perencanaan strategik harus didukung oleh hal-hal
berikut:
a. Struktur
pendukung, baik secara manajerial maupun
political
b. Proses
dan praktik implementasi di lapangan
c. Kultur
organisasi
Harus
ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas.
Selain itu harus didukung oleh regulasi keuangan, pengendalian personel dan
manajemen kompensasi yang jelas dan fair.
Struktur
organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Visi,
misi, tujuan dan strategi yang sudah disusun secara
baik dapat gagal dicapai apabila struktur organisasi tidak mendukung strategi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan reorganisasi (institutional
reform) agar selaras dengan strategi dan desain sistem pengendalian
manajemen. Proses dan praktik implementasi dilapangan terkait dengan prosedur
dan sistem pengendalian. Perencanaan strategi tidak akan efektif jika prosedur
dan sistem pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Kultur organisasi terkait
dengan lingkungan dan kesediaan anggota untuk melakukan perubahan. Perencanaan
strategik harus didukung dengan budaya organisasi yang kuat. Perencanaan
strategik harus diikuti dengan perubahan perilaku dan sikap anggota organisasi
untuk melaksanakan program-program secara efektif dan
efisien.
2.5.5 Penilaian/Evaluasi Kinerja
Penilaian
kinerja dalam merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward
& punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward)
dan hukuman (punishment) digunakan
sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
Sistem
penilaian kinerja dan mekanisme reward
& punishment harus didukung dengan manajemen kompensasi yang memadai.
Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk mendorong dan memotivasi
manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Pemberian imbalan (reward)
dapat berupa financial dan nonfinansial
seperti pshycological reward dan social reward.
Imbalan
atau penghargaan yang bersifat finansial misalnya berupa kenaikan gaji, bonus
dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan sosial misalnya berupa
promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi yang lebih
besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik dan
pengakuan.
2.6 Kasus
2.6.1 Deskripsi Kasus
Seringnya pemadaman listrik yang
dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) membuat geram sejumlah masyarakat.
Bila dikaji secara ekonomi, apa yang telah dilakukan PLN tersebut sedikit demi
sedikit telah menyebabkan kerugian banyak pihak, terutama sektor
usaha
Menurut pakar ekonomi Deliarnov,
jika PLN terus melakukan pemadaman bergilir, maka pertumbuhan ekonomi kita pun
akan terhambat. Untuk mengubah kebiasaan buruk itu, diperlukan reformasi di
tubuh PLN. Kunci utama untuk reformasi itu berada pada pemerintah
pusat.
Ia juga mengatakan “Pemerintah harus
berani mereformasi PLN. Pemerintah juga mesti bertindak tegas untuk menegur PLN.
Kalau bisa datangkan BPK atau KPK untuk mengaudit apakah benar penyaluran dana
di PLN tersebut, karena setiap kali ada pemadaman alasannya ada mesin yang rusak
atau daya tidak cukup karena besarnya beban
pemakaian.”
2.6.2 Solusi
Seperti yang sudah kita ketahui,
jika masyarakat terlambat membayar maka pihak PLN akan memberikan sanksi kepada
masyrakat tersebut dengan memutus aliran listrik untuk sementara waktu. Namun
jika PLN yang melakukan pemadaman baik secara bergilir maupun mendadak, pihak
PLN tidak bertanggungjawab baik secara moril maupun material kepada masyarakat
yang dirugikan. Sudah seharusnya pihak PLN membenahi diri agar dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Solusi yang diperlukan menghadapi
situasi ini adalah perlunya perbaikan pada Sistem Pengendalian Intern PLN,
perlunya dilakukan pengawasan dan perawatan (pemeliharaan) yang berkala akan
gardu-gardu listrik serta sistem, dan pengoperasian yang dimilki PLN. Selain itu
juga diperlukan realisasi pembangkit listrik lainnya, seperti yang saat ini
sedang direncanakan oleh pemerintah. Otonomi bagi daerah untuk mengatur dan
mengelola PLN yang berada di daerahnya, sehingga pemerintah daerah memiliki
kewenangan untuk mengatur kinerja PLN dengan cara memberikan kepercayaan dan
modal ke pemerintah daerah. Pengawasan terhadap penggunaan dana yang diberikan
oleh pemerintah juga perlu dilakukan sehingga penyelewengan akan dana tersebut
dapat dicegah. Selain itu juga perlu dilakukan audit secara berkala oleh BPK
atau KPK sehingga kecurangan-kecurangan, serta masalah-masalah dapat
diminimalisasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Peran utama
akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang
akan digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan
strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Dalam hal
ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan semata
melainkan pelayanan terhadap masyarakat. Tipe pengendalian manajemen memiliki 3
kategori yakni (1) Pengendalian
Preventif (preventive control). (2)
Pengendalian operasional (operasional
control), dan (3) Pengendalian
kinerja. Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
pengendalian yang baik . Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk pusat
pertanggungjawaban (responsibility
centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertangungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran
komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi
(1) perumusan strategi (strategy
formulation), (2) perencanaan strategik (strategic
planning), (3) penganggaran, (4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan (5)
evaluasi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo,
2009. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Hani,
T. Handoko. 2013. Manajemen. Jakarta
: Universitas Gajah Mada.
https://agusselamet.files.wordpress.com/2012/01/materi-3-pengendalian.doc.
(diakses tanggal 22 September 2016)
https://www.academia.edu/6619813/Organisasi_Sektor_Publik
(diakses tanggal 20 September 2016)
https://prezi.com/mufqpwhjfa8f/sistem-pengendalian-manajemen-sektor-publik/
(diakses tanggal 20 September 2016)
http://vinakurniadi.blogspot.co.id/2009/12/studi-kasus-bpk-kpk-perlu-audit-pln.html
(diakses tanggal 18 September 2016)
0 Response to "AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK SAP 3"
Post a Comment