TEORI AKUNTANSI SAP 9
I. PSAK
14: Persediaan
PSAK 14 (Revisi 2008) ini berlaku efektif setelah tanggal 1 Januari 2009.
PSAK ini berbeda dengan PSAK lainnya karena sejak revisi 2008 PSAK ini telah
mengadopsi standar akuntansi internasional, IAS 2 (2003): Inventories.
1.1 Tujuan
PSAK 14 (Revisi 2008)
a. PSAK ini mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan
dalam penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi
selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait
diakui.
b. PSAK 14 ini menyediakan panduan dalam menentukan biaya
dan pengakuan selanjutnya sebagai beban.
c. PSAK 14 ini juga memberikan panduan rumus biaya yang
digunakan untuk menentukan biaya persediaan.
1.2 Ruang
Lingkup PSAK 14 (Revisi 2008)
a. PSAK 14 (Revisi 2008) diterapkan untuk semua
persediaan, kecuali:
1) pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak
konstruksi
2) persediaan yang terkait dengan real estat
3) instrumen keuangan
4) aset biolojik terkait dengan hasil hutan
5) hasil tambang umum dan hasil tambang minyak dan gas
bumi
b. PSAK 14 (Revisi 2008) tidak berlaku untuk pengukuran
persediaan bagi pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
1.3 Konsep
Utama
Dalam
PSAK ini, Persediaan didefinisikan sebagai aset:
a. tersedia
untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;
b. dalam
proses produksi untuk penjualan tersebut;
atau
c. dalam
bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa.
1.4 Perlakuan
Akuntansi
Persediaan harus diukur
berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto. Biaya persediaan meliputi semua
biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan
berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Teknik
pengukuran biaya persediaan ada 2 yaitu biaya standar dan metode eceran. Rumus
biaya persediaan biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti
dengan barang lain dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi spesifik terhadap
biayanya masing-masing. Sedangkan biaya persediaan, kecuali yang disebutkan
diatas harus dihitung dengan menggunakan rumus FIFO atau rata-rata tertimbang.
Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang
memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan
kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
Sementara
itu, nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
membuat penjualan.
II. PSAK
16: Aset Tetap
PSAK 16 (Revisi 2011): Aset Tetap merevisi PSAK 16 (Revisi 2007): Aset
Tetap. Secara substantif tidak terdapat perbedaan di kedua revisi PSAK tersebut.
PSAK (Revisi 2011) hanya untuk menyesuaikan dengan versi IFRS per 1 Januari
2009. PSAK ini mengadopsi IAS 16 (2009).
2.1 Tujuan
PSAK 16 (Revisi 2011)
Tujuan PSAK ini adalah untuk
mengatur perlakuan akuntansi aset tetap agar pengguna laporan keuangan dapat
memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap dan perubahan dalam
investasi tersebut.
2.2 Ruang
Lingkup PSAK 16 (Revisi 2011)
PSAK 16 (Revisi 2011) harus
diterapkan dalam akuntansi aset tetap kecuali PSAK lain menetapkan atau
mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
a. PSAK 16
(Revisi 2011) tidak berlaku untuk hak penambangan dan reservasi
tambang.
b. PSAK lain
bisa saja mensyaratkan pengakuan aset tetap berdasarkan pendekatan yang berbeda
dari PSAK 16.
c. PSAK 16
(Revisi 2011) diterapkan untuk properti yang dikembangkan untuk digunakan di
masa depan sebagai properti investasi, tetapi belum memenuhi kriteria definisi
Properti Investasi dalam PSAK 13
2.3 Konsep
Utama
Masalah utama dalam
akuntansi untuk aset tetap adalah saat pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat
dan beban penyusutan, serta penentuan dan perlakuan akuntansi untuk penurunan
nilai tercatat aset tetap. Di dalam paragraf 6 PSAK 16 (Revisi 2011), aset tetap
didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.
2.4 Perlakuan
Akuntansi
a. Pengakuan
1) Biaya perolehan aset diakui jika dan hanya jika besar
kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal
2) PSAK 16 (Revisi 2011) tidak menentukan unit ukuran
dalam pengakuan suatu aset tetap.
b. Pengukuran Awal
1) Komponen biaya
perolehan
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu
aset pada awalnya harus diakui berdasarkan biaya
perolehan.
2) Pengukuran Biaya
Perolehan
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui
pada saat terjadinya. Aset yang diperoleh melalui kombinasi aset moneter dan non
moneter diukur sebesar nilai wajar. Biaya perolehan aset tetap yang dicatat oleh
lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2011):
Sewa. Nilai tercatat aset tetap dapat dikurangi dengan hibah pemerintah sesuai
dengan PSAK 61:Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
c. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Entitas memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi
(revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang
sama.
d. Penyusutan
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya
perolehan secara signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui
dalam laporan laba rugi. Jumlah tersusutkan dari suatu aset dialokasikan secara
sistematis sepanjang umur manfaatnya. Metode penyusutan yang digunakan harus
mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset oleh
entitas. Metode penyusutan harus di-review minimum setiap akhir tahun buku. Bila
terjadi perubahan signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut, metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan
perubahan pola tersebut.
e. Penurunan Nilai
1) Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami
penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai
Aset.
2) kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang
mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan, kompensasi tersebut harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi saat diakui sebagai piutang
f. Penghentian Pengakuan
Pengakuan jumlah tercatat aset tetap dihentikan pada saat dilepaskan atau
tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan
dalam laporan laba rugi pada saat pengakuan aset tersebut dihentikan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian
suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber:
PSAK 16 (Revisi 2011) (IAI, 2011) dan IAS 16 (IASCF,
2009)
Sumber:
Paragraf 1-3 PSAK 14 (Revisi 2008) (IAI, 2008) dan IAS 2 (IASCF,
2009)
https://www.coursehero.com/file/18667764/PSAK-No-14-Persediaan/ (diakses
pada tanggal 5 november 2017)
https://www.scribd.com/doc/305326869/TA-SAP-9 (diakses
pada tanggal 5 november 2017)
http://intanjayanovita.blogspot.co.id/2016/11/teori-akuntansi-sap-9-2016.html (diakses
pada tanggal 5 november 2017)
0 Response to "TEORI AKUNTANSI SAP 9"
Post a Comment