-->

AKUNTANSI HOTEL SAP 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG
Industri perhotelan terus berkembang seiring perkembangan dunia usaha, ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada di Indonesia dengan berbagai klasifikasi baik regional maupun internasional. Hotel merupakan suatu industry atau usaha jasa yang dikelola secara komersial. Artinya dalam menyediakan jasa kepada calon konsumen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

Dalam industri perhotelan saat ini sedang dihadapkan pada persaingan yang ketat, maka sebuah hotel harus mampu memiliki service of excellent atau harus mampu merebut hati konsumen karena hanya hotel yang memiliki service of excellent yang akan mampu memenangkan persaingan. Industri perhotelan pada dasarnya merupakan industri jasa penginapan yang memadukan usahanya melalui penjualan produk nyata dan produk tidak nyata. Produk nyata meliputi kamar tidur, restoran, bar, swimming pool, coffee shop, dll. Sedangkan produk tidak nyata meliputi pelayanan jasa akan makanan dan minuman, kebersihan kamar, dll.
Sebuah hotel hendaknya memiliki standar tersendiri yang ditekankan kepada setiap karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Untuk melaksanakan pemberian jasa yang demikian itu hotel menyediakan fasilitas-fasilitas dan pelayanan berupa tempat untuk beristirahat dan kamar tidur, restoran, bar, toilet dan kamar mandi, serta pelayanan umum untuk memenuhi segala macam kebutuhan lain dari para tamu.
Hotel sebagai suatu usaha jasa merupakan sarana pendukung kegiatan pariwisata, dimana pengelolaannya dilakukan secara professional dan didukung oleh tenaga yang memiliki keterampilan yang baik dalam bidang perhotelan. Dengan keterlibatan hotel sebagai sarana pendukung pariwisata ini diharapkan dapat membuka dan memperluas lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian bagi masyarakat.

1.2.       RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hotel ?
2. Apa saja jenis dan penggolongan usaha hotel ?
3. Bagaimana sejarah dan perkembangan hotel ?
4. Bagaimana struktur organisasi dan standard operational procedure (SOP) pada hotel ?

1.3.       TUJUAN PENULISAN
1.   Untuk mengetahui pengertian hotel
2.   Untuk mengetahui jenis dan penggolongan usaha hotel
3.   Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan hotel
4.   Untuk mengetahui struktur organisasi dan SOP pada hotel





























BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       PENGERTIAN HOTEL
Hotel Proprietors Act (1956) menjelaskan bahwa hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Grolier Electronic Publishing Inc. (1995) mengemukakan bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan minuman, dan pelayanan lainnya untuk disewakan kepada tamu atau orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.
Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No.PM.53/MH.001/MPEK/2013, tentang Standart Usaha Hotel meyebutkan hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam satu bangunan yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuantungan. Keputusan Menparpostel No.KM37/PW.340/MPPT-86, tentang peraturan usaha dan penggolongan hotel menyebutkan hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial. Dengan demikian, perbedaan hotel dengan penginapan adalah penginapan tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
Dari seluruh rumusan dan pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa dan di dalamnya terdapat beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel, yaitu:
a.   Suatu jenis akomodasi
b.   Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada
c.   Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan
d.   Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya
e.   Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu, dan masyarakat umum yang menginap
f.     Berfungsi sebagai tempat sementara
g.   Dikelola secara komersial

2.2.       JENIS DAN PENGGOLONGAN USAHA HOTEL
Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Tujuan klasifikasi atau penggolongan hotel adalah sebagai berikut:
1.   Menjamin kualitas produk, pelayanan dan pengeloalaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan tamu.
2.   Memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja dan masyarakat, baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan pelestarian lingkungan hidup.
3.   Sebagai pedoman teknis bagi calon investor untuk memilih investasinya di bidang usaha perhotelan.
4.   Agar terciptanya suatu persaingan yang sehat antara pengusaha hotel.
5.   Agar tercipta keseimbangan antara permintaan dan penawaran dalam usaha perhotelan.

Hotel dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kriteria menurut kebutuhannya, namun terdapat beberapa kriteria yang dianggap paling lazim digunakan. Pengelompokkan atau pengklasifikasian hotel di dunia berlainan sebagai contoh sebagai berikut:
1.    Negara China menggunakan klasifikasi: Tourist class, standart, & super class.
2.    Negara Bulgaria, Kolombo, Equador, Syria, dan Kuwait menggunakan klasifikasi holtel kelas A, B, C, D, dan E.
3.    Indonesia pada tahun 1977, dengan keputusan Menparpostel mengklasifikasikan hotel ke dalam beberapa kelas yaitu: bintang 1, bintang 2, bintang 3, bintang 4, bintang 5, non bintang.

Penilaian standart usaha hotel digunakan untuk melakukan penggolongan kelas bintang dan non bintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak mutlak. Kriteria mutlak dan tidak mutlak ditetapkan oleh menteri dan penilaian dapat dilakukan secara mandiri dan Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata. LSU bidan pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kriteria mutlak yang ditetapkan menteri untuk hotel bintang, meliputi:
1.    Aspek produk, yang terdiri dari 12 unsur dan 5 sub unsur
2.    Aspek pelayanan, meliputi 5 unsur dan 5 sub unsur
3.    Aspek pengelolaan, meliputi 3 unsur dan 5 sub unsur

Sedangkan kriteria tidak mutlak hotel bintang meliputi:
1.    Aspek produk yang terdiri dari 32 unsur dan 147 sub unsur
2.    Aspek pelayanan, yang meliputi 14 unsur dan 40 sub unsur
3.    Aspek pengelolaan, yang meliputi 6 unsur dan 21 sub unsur

Penilaian hotel bintang menggunakan rentang nilai, yaitu sebagai berikut:
1.    ≥ 936        untuk hotel kelas bintang lima
2.    728-916    untuk hotel kelas bintang empat
3.    520-708    untuk hotel kelas bintang tiga
4.    312-500    untuk hotel kelas bintang dua
5.    208-292    untuk hotel kelas bintang satu

Berdasarkan lamanya tamu menginap, maka hotel dibedakan menjadi:
1.    Transient Hotel
Hotel ini biasanya berada di tengah kota. Kepentingan tamu menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
2.    Residential Hotel
Hotel ini pada dasarnya merupakan rumah-rumah berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya, dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Hotel ini menyediakan kemudahan seperti restoran, layanan makanan diantar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.

Dilihat dari lokasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.    Resort Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di tempat-tempat wisata.
2.    City Hotel, yaitu hotel yang berlokasi di tengah kota.




Dilihat dari jaringan pemasarannya, hotel dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1.    Jaringan Hotel International
Hotel yang pengelolaannya di bawah hotel jaringan internasional sehingga pemasaran dan fasilitas antara jaringan hotel dalam satu grup yang sama.
2.    Jaringan hotel nasional
Hotel ini pengelolaannya di bawah hotel jaringan nasional sehingga pemasaran dan fasilitas antara jaringan di satu grup akan sama.
3.    Hotel yang dikelola Independen
Hotel yang dimiliki secara personal sehingga dari segi pemasaran dan fasilitas tergantung dari pemilikknya.

Dilihat dari tipe harga kamar, maka hotel dikelompokkan menjadi:
1.    European Plan
Dalam hotel ini, sistem penentuan harga sewa kamar belum termasuk harga makanan. Jika ada tamu ingin makan dan minum, maka tamu dapat menggunakan fasilitas restaurant di hotel. Harga makanan dan minuman dibebankan tersendiri di luar harga sewa kamar
2.    American Plan
Dalam hotel ini, penentuan harga sewa kamar sudah termasuk harga makanan sebanyak dua atau tiga kali yang disajikan kepada tamu, tanpa memperhatikan apakah tamu tersebut makan atau tidak. American Plan ini dibagi juga menjadi dua bagian yaitu:
a.   Full American Plan, yaitu hotel yang menyediakan makan tiga kali kepada tamu yaitu breakfast, lunch, dan dinner.
b.  Modified American Plan, yaitu hotel yang menyediakan makan dua kali kepada tamu, yaitu breakfast dan lunch atau breakfast dan dinner.
3.    Continental Plan
Harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar dan makan satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan yang disajikan adalah makanan continental. Perbedaan dengan
4.    Bermuda Plan
Harga sewa hotel sudah termasuk sewa kamar dan makan satu kali, yaitu breakfast. Jenis makanan yang disajikan adalah makanan American atau English.

Berdasarkan kepemilikan dan manajemennya, hotel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1.    Propetary ownership adalah hotel yang tidak memiliki hubungan kepemilikan dan tidak berinduk pada perusahaan lain.
2.    Franchise adalah hotel yang pengelolaannya memakai cara atau pola yang diciptakan serta dikembangkan oleh perusahaan atau hotel-hotel lainnya.
3.    Management Contract adalah hotel yang pemilikknya membeli jasa pengelolaan dari perusahaan lain dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan perjanjian awal.

Berdasarkan jumlah tempat tidur di kamar, hotel dibedakan menjadi
1.    Single room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang.
2.    Twin room adalah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur untuk dua orang tamu berukuran single.
3.    Double room adalah kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran besar untuk dua orang.
4.    Double-double room adalah kamar untuk empat orang yang dilengkapi dua kamar dengan dua buah tempat tidur berukuran besar untuk dua orang
5.    Triple room adalah kamar yang memiliki double bed untuk dua orang ditambah dengan extra bed.

Berdasarkan harga dan fasilitas yang ada di kamar, hotel dibedakan menjadi:
1.    Standart Room
2.    Superior Room
3.    Moderate Room
4.    Suite Room
5.    Penthouse
6.    Junior Suite Room
7.    Excecutive/President Suite Room

Berdasarkan segi status, hotel dapat dibagi menjadi:
a.    Hotel owner adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik hotel
b.    Hotel operator adalah pihak yang berstatus sebagai pengelola operasional hotel
c.    Hotel franchisor adalah pihak yang berstatus sebagai pemilik waralaba pengelolaan operasional kegiatan hotel.

Dari klasifikasi-klasifikasi hotel menurut berbagai tipe atau kategori yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat pada table berikut ini:


No.

Dasar Pengelompokkan

Tipe atau Kategori

1

Kelas atau tingkatan

Hotel Melati

Hotel Bintang satu (*)

Hotel Bintang dua (**)

Hotel Bintang tiga (***)

Hotel Bintang empat (****)

Hotel Bintang lima (*****)

2

Lamanya tamu menginap

Transient Hotel

Residential Hotel

Resort Hotel

3

Lokasi Hotel

Resort Hotel

City Hotel

4

Jaringan Pemasarannya

International Hotel Chains

National Hotel Chains

Independen Hotel

5

Tipe Harga Kamar (Plan)

European Plan (EP)

American Plan (AP)

Continental Plan (CP)

Bermuda Plan (BP)

6

Kepemilikan dan Manajemennya

Property Ownership

Franchise

Management Contract

7

Jumlah Tempat Tidur di Kamar

Singgle Room

Twin Room

Double Room

Triple Room

8

Menurut Harga dan Fasilitas

Standart Room

Superior Room

Moderate Room

Suite Room

Penthouse

Junior Suite Room

President Suite Room

9

Menurut Segi Status (Pihak Pengelola)

Hotel Owner

Hotel Operator

Hotel Franchisor


2.3.       SEJARAH DAN PERKEMBANGAN HOTEL
2.3.1. Sejarah dan Perkembangan Hotel di Eropa dan USA
Kata hotel dulunya berasal dari kata Hospitium (bahasa latin) artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama, kata hospitium mengalami perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest Room dan Mansion House yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut hostel.Kata hostel lambat laun berubah dan kemudian huruf “s” pada kata hostel menghilang atau di hilangkan orang, sehingga kata hostel menjadi kata hotel seperti yang dikenal sekarang.
Pada abad ke-18, di kota-kota besar Eropa dan Amerika, mulai bermunculan hotel-hotel yang menjadi awal lahirnya hotel-hotel modern. Hotel Covent Garden yang dirikan tahun 1774, selain memiliki fasilitas lengkap untuk zamannya dan jumlah kamar yang banyak, letak hotel ini berdampingan langsung dengan bioskop dekat Westminsfer di London.
Pada tahun 3000 Sebelum Masehi telah ada penginapan pertama yang berbentuk “inn”, yaitu rumah-rumah pribadi yang berisikan beberapa kamar yang disediakan bagi pejalan kaki untuk istirahat atau tidur. Kemudian tahun 961 Masehi, di Swiss – Alpine, Augustinian Monks membangun hotel Le Grand Saint Bernard Hospice  yang diperuntukkan bagi orang yang berziarah dari dan ke Roma.
City Hotel dibangun pertama kali di New York pada tahun 1794. Tahun 1800-an, Amerika menjadi Negara pengembang usaha hotel yang utama, tetapi dikarenakan harga yang mahal menyebabkan hanya kaum hartawan saja yang dapat menikmati dan menginap di hotel mewah bergaya Eropa. Pada tahun 1829, Hotel Tremont House di Boston Amerika didirikan dan menjadi yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan lobby dan menyediakan kamar privat dengan pintu kamar dipasang kunci pengaman.
Awal tahun 1990-an, Industri perhotelan berkembang pesat. Hotel-hotel modern mulai didirikan di banyak kota besar, seperti London, Paris, New York, Boston, San Fransisco, dan lainnya. Para pengelola hotel-hotel ini tidak hanya menawarkan paket pelayanan tempat tinggal sementara, tetapi juga mulai menyediakan tempat pertemuan dan konferensi beserta perangkat teknologi terbaru, seperti telepon dan televisi. Bahkan, pada akhir abad ke-19, muncul hotel-hotel dengan label khusus, misalkan hotel untuk business travellers, contohnya Ellsworth Milton Statler seorang operator hotel Amerika yang meningkatkan pelayanan hotel secara professional, yang melengkapi kamar dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar dan mendirikan sebuah Hotel di New York yang didirikan tahun 1880. Hotel ini pun merupakan chain hotel alias jaringan hotel pertama di dunia atau suatu mata rantai pengelola usaha hotel (individu atau suatu perusahaan yang memiliki beberapa hotel). Kemudian, hotel mewah mulai bermunculan, Hotel Waldorf-Astoria (didirikan tahun 1896) di New York dan The Brown Palace di Denver, Colorado. Keduanya termasuk hotel dengan tingkat kunjungan tertinggi di Amerika pada masa itu.
Pada abad ke-20, khususnya setelah berakhirnya Perang Dunia I, jumlah hotel semakin meningkat seiring perkembangan alat-alat transportasi massal dan berkembangnya bisnis travel. Hotel-hotel baru ini banyak didirikan di sekitar pusat-pusat bisnis. Hal lain yang turut mempengaruhi perkembangan industri hotel adalah berkembangnya dunia pariwisata yang kemudian melahirkan hotel-hotel resort yang menawarkan paket penginapan sekaligus akomodasi. Pada masa ini, sejak tahun 1920-an, sekolah-sekolah perhotelan pun mulai bermunculan di banyak tempat. Pada masa berlangsungnya Perang Dunia II, dan masa-masa sesudahnya, bisnis perhotelan berkembang pesat. Akan tetapi, pada masa itu hampir tidak ada hotel baru yang dibangun.
Para pengelola lebih memilih untuk mengembangkan hotel yang ada, baik dari segi fasilitas, kualitas pelayanan, dan manajemen, termasuk berpindahnya kepemilikan hotel dari pribadi ke dalam sebuah korporasi. Dalam perkembangan selanjutnya, industri hotel-hotel besar di Amerika mulai melebarkan sayapnya ke luar negeri dengan menggunakan sistem franchise. Lahirlah jaringan hotel-hotel besar di bawah sebuah korporasi besar, seperti Hilton, Hyatt, JW Marriots, dan sebagainya.

2.3.2. Sejarah dan Perkembangan Hotel di Indonesia
Di Indonesia sendiri di zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945 telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan di kota lainnya. Hotel-hotel tersebut masih dikelola secara komersial, tetapi belum dikelola secara modern, seperti diantaranya :
a.   Hotel Savoy Homan di Bandung dibangun tahun 1888, kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai pada tahun 1939.
b.   Hotel Preanger dibangun pada tahun 1897, kemudian baru pada tahun 1928 direnovasi menjadi hotel yang lebih berkonsep.
c.   Hotel Mij De Boer, hotel yang paling megah di Medan, didirikan pada tahun 1898 oleh Aeint Herman De Boer (Belanda), yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan pejabat pemerintah Belanda. Dalam rangka nasionalisasi, pada tanggal 14 Desember 1957 hotel tersebut diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi Hotel Dharma Bakti, dan kemudian berganti nama kembali menjadi Hotel Dharma Deli.
d.   Grand Hotel de Djokya, hotel lama di Malioboro−Yogyakarta, didirikan pada tahun 1908 dan mulai beroperasi di tahun 1911. Kemudian, setelah mengalami renovasi hotel ini berganti nama menjadi Hotel Garuda.

Perkembangan hotel-hotel di Indonesia mulai meningkat dan hotel-hotel bersejarah yang didirikan di Indonesia dapat di catat setelah Indonesia resmi merdeka pada tahun 1945. Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno yang lebih akrab dipanggil bung Karno mulai membangun beberapa Hotel atas kepemilikan Pemerintah yang belakangan menjadi Hotel dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hotel tersebut antara lain: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali Beach di Bali, dan Samudra Beach Hotel di Yogyakarta.
Dewasa ini, perkembangan industri hotel di Indonesia semakin pesat. Hal ini terbukti dengan adanya hotel yang didirikan hampir di seluruh kota-kota besar yang ada di Indonesia dan telah banyaknya bermunculan berbagai tipe hotel dari hotel yang berbintang lima, diamond, apertemen sampai hotel melati atau losmen, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.




2.4.       STRUKTUR ORGANISASI PADA HOTEL DAN SOP-NYA
2.4.1. Struktur Organisasi pada Hotel
Prinsip – prinsip pengelolaan manajemen hotel pada hakekatnya adalah sama dengan prinsip – prinsip manajemen organisasi perusahaan pada umumnya. Prinsip – prinsip pengelolaan manajemen hotel didasarkan pada falsafah dan gaya manajemen yang dimiliki oleh pemilik dan manajemen hotel. Falsafah manajemen yang bersifat konservatif dan agresif akan dijadikan sebagai suatu dasar untuk menetapan visi dan misi perusahaan. Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka hotel akan menyusun sasaran-sasaran yang hendak dicapai dalam bentuk kebijakan-kebijakan perusahaan, seperti :
a.    Pangsa pasar yang dituju
b.    Jenis produk yang dihasilkan
c.    Standar produk yang dihasilkan
d.    Keuntungan yang ingin dicapai
e.    Pola hubungan antara perusahaan dengan karyawan, pemasok, komunitas, dan masyarakat disekitarnya.

Struktur organisasi menunjukkan suatu tingkatan hirarkis, di mana dari struktur organisasi tersebut dapat diketahui bagian-bagian yang ada di hotel, hubungan antara bagian di hotel serta hubungan antara atasan dan bawahan. Dasar penyusunan organisasi antara hotel yang satu dengan hotel lainnya mempunyai kesamaan, karena setiap hotel mempunyai produk layanan yang sama, yaitu : sewa kamar, makanan dan minuman, sport, kasino dan produk lainnya. Akan tetapi bentuk dan luas organisasi hotel antara hotel yang satu dengan hotel yang lain akan berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan :
a.    Type dan jenis hotel
b.    Size hotel
c.    Fisik banguna hotel
d.    Kemampuan tenaga kerja yang ada di dalamnya
e.    Sistem manajemen dan pengelolaan yang diberlakukan

Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel, semakin besar dan lengkap fasilitasnya maka struktur organisasinya juga semakin komplek. Berdasarkan struktur organisasi dapat ditentukan perkiraan jumlah karyawan yang dibutuhkan secara keseluruhan. Struktur organisasi pada hotel biasanya disusun berdasarkan fungsionalnya, seperti : marketing, accounting, personel, dan produksi.  Struktur organisasi merupakan bagan organisasi dan rantai perintah. Dari struktur organisasi karyawan dan organisasi di dalamnya mendapatkan informasi :
1.    Kedudukan dirinya dalam organisasi, dalam batas dan jalur wewenang serta tanggung jawabnya sehingga mengurangi kebingungan karyawan untuk mendiskusikan komplin sesuai alur komando
2.    Mengetahui jenjang karier yang jelas melalui hirarki yang ada dalam jabatan-jabatan di struktur organisasi
3.    Memberi informasi tanggung jawab untuk jalur instruksi
4.    Menunjukan jalur koordinasi dan kerjasama antar bagian melalui departemen dan seksi-seksi yang ada dalam organisasi, juga fungsi serta tugas masing-masing departemen dan seksi-seksi yang ada sehingga meningkatkan efisiensi

Dari struktur organisasi dapat dipersiapkan analisis jabatan (job analysis) yang terdiri dari :
1.    Uraian tugas (job description)
Uraian tugas atau job description tujuannya untuk menggambarkan kewajiban dari masing – masing posisi.
2.    Standar manual pekerjaan (standard operational procedure/SOP)
SOP pada Hotel adalah patokan atau acuan yang menjadi standar dalam menjalankan tugas sebagai seorang pegawai di sebuah departemen perhotelan itu sendiri, dan kebanyakan dari pihak perhotelan memberikan standar yang tidak begitu jauh antara hotel yang satu dengan hotel yang dan masih sangat bergantung terhadap tingkat atau level dari hotel yang menjadi acuan.
Standar ini mencakup seluruh departemen perhotelan tanpa terkecuali yang menuntun para staf departemen untuk bekerja keras dan disiplin dalam mencapai tujuan yang telah tertera dalam standar operasional tersebut, adapun standar operasional tersebut mencakup berbagai macam departemen
3.    Spesifikasi jabatan (job specification)
Spesifikasi jabatan yang ada di hotel, seperti :
a.    Manajer : General Manajer, Resident Manajer
b.   Head / Manajer Departement : Room, Food & Beverage, Accounting, Maintenance & Engineering
c.   Chef : Kitchen, Pastry
d.    Assistant Manajer
e.    Supervisor
f.     Staf
STRUKTUR ORGANISASI HOTEL

image

2.4.2. Departemen Hotel
1.   Room Departement
a.    Front Office, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada bagian depan hotel
b.    Room Division, berfungsi dalam administrasi yang berkaitan dengan kamar
c.    Housekeeping, berfungsi dalam masalah penyiapan dan pembersihan kamar
d.    Reservation, berfungsi dalam menerima reservasi dari tamu atau agen
e.    Roommaid/Roomboy, berfungsi dalam menyiapkan dan membersihkan kamar
f.     Bellboy, berfungsi dalam memberikan pelayanan mengantar dan membantu tamu membawa barang
g.    Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan melalui telepon.

2.   Food & Beverage Departement
a.    Cook, berfungsi dalam menyiapkan menu sesuai order dan bertugas pada F&B produksi
b.    Steward, berfungsi dalam membantu cook dan membersihkan peralatan di dapur
c.    Waiter/Waitress, berfungsi dalam memberikan pelayanan pada tamu dan bertugas pada F&B service

3.   Accounting Departement
a.    General Cashier, berfungsi mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bertugas pada back office
b.    Income Auditor, berfungsi dalam melaporkan pendapatan hotel dan bertanggung jawab atas pengendaliannya
c.    Credit, berfungsi dalam melakukan analisa kredit dan kebutuhan modal kerja hotel
d.    Staff (Account Recievable, Account Payable), berfungsi dalam membantu pengadministrasian piutang dan hutang
e.    Bookkeeper, berfungsi dalam membuat penyesuaian dan memposting data akuntansi serta menyusun laporan keuangan
f.     Marketing/Sales, berfungsi dalam administrasi pemasaran hotel
g.    Personnel, berfungsi dalam administrasi karyawan hotel

4.   Minor Departement
a.    Operator, berfungsi dalam memberikan pelayanan telepon
b.   Laundry, berfungsi memberikan pelayanan laundry
c.    Sport, berfungsi memberi pelayanan fasilitas olah raga
d.    Sauna dan lain-lain

5.   Fungsi Lain
a.    Purchasing, berfungsi melakukan pembelian barang keperluan hotel
b.    Security, berfungsi menjaga keamanan hotel
c.    Houseman, berfungsi melakukan pembersihan area di luar kamar

Wygant et. al (2008), membagi struktur organisasi dalam hotel menjadi tiga kategori, yaitu :
a)    Hotel kecil
b)   Hotel sedang
c)    Hotel besar
Secara garis besar pengelompokkan hotel dalam ketiga kategori tersebut bergantung pada jumlah kamar yang dimiliki oleh hotel.

BAB III
PENUTUP

3.1.       KESIMPULAN
Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa dan di dalamnya terdapat beberapa unsur pokok yang terkandung dalam pengertian hotel, yaitu: Suatu jenis akomodasi, menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada, Menyediakan fasilitas pelayanan jasa penginapan, Menyediakan makan dan minuman serta jasa lainnya, Fasilitas dan pelayanan tersebut disediakan untuk para tamu, dan masyarakat umum yang menginap, Berfungsi sebagai tempat sementara, dan Dikelola secara komersial. Klasifikasi atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokkan hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, dan berdasarkan ukuran penilaian tertentu.
Perkembangan hotel di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945. Dimana telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan di kota lainnya. Dalam operasional dan kegiatannya, hotel memiliki struktur organisasi yang bermanfaat dalam segi informasi bagi pihak internal maupun eksternal, serta membantu dalam efisiensi kerja serta alur koordinasi antara karyawan hotel. Pola struktur organisasi pada hotel bergantung pada besar-kecilnya hotel.














DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, A.A G.P., Suprasto, Herkulanus Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, M.M. Ratna. 2009. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

diakses pada tanggal 10 Februari 2018

diakses pada tanggal 10 Februari 2018





1 Response to "AKUNTANSI HOTEL SAP 2"

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel