BUKTI AUDIT
A.
PENGERTIAN
BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah semua media informasi yang
digunakan oleh auditor untuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan
rekomendasinya dalam meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengan
kriterianya. Tidak semua informasi bermanfaat bagi audit, karena itu informasi
harus dipilih. Pedoman pemilihan informasi yang akan digunakan sebagai bukti
audit adalah bahwa informasi tersebut harus andal sehingga mampu meyakinkan
pihak lain.
Menurut Mulyadi, Pembahasan bukti audit ini didasarkan
pada Standar pekerjaan lapangan ketiga yang berbunyi: "Bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan."
Karena ada empat kata penting dalam standar tersebut
yang perlu dijelaskan yaitu (1) Bukti (2) Cukup (3) Kompeten (4) Sebagai dasar
yang layak.
B.
TUJUAN BUKTI
AUDIT
Adapun
tujuan bukti audit yaitu :
1.
Membantu
membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan salah saji
berupa potensial yang akan mungkin terjadi.
Penilaian
risiko audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk menentukan
keyakinan dan menilai keaslian dan kebenaran bukti audit guna mendukung
penerbitan opini. Risiko audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian
auditor dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab profesionalnya dan
kemungkinan adanya risiko audit. Risiko audit dapat ditimbulkan dari tingkat
penemuan yang direncanakan dalam menghadapi irregularities, misalnya related
party transaction (transaksi perusahaan induk dan anak atau transaksi antar
keluarga); client misstate (klien melakukan penyimpangan; kualitas komunikasi
(klien tidak kooperatif); initial audit (klien baru pertama kali audit); klien
bermasalah.
2.
Membantu
menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko.
Asersi
(assertion) adalah pernyataan
manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Asersi sangat
penting karena membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan keuangan
mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor dalam mengumpulkan bukti.
C.
MANFAAT
BUKTI AUDIT
Mengidentifikasi jenis dan sumber
bukti audit merupakan langkah awal yang baik dan sangat menentukan tingkat
ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan demikian,
auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit
yang akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit adalah sebagai berikut :
1.
Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan,
dan rekomendasi audit. Mutu simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung
pada bukti audit ini.
2.
Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting
terhadap keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit
harus mendapatkan perhatian auditor sejak tahap perencanaan audit sampai dengan
akhir proses audit.
D. KECUKUPAN
BUKTI AUDIT
Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh
auditor. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan
kecukupan bukti audit adalah:
- Materialitas. Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan
atas tingkat materialitas laporan keuangan. Karena tingkat materialitas
dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka semakin rendah
tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan.
Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang
diperlukan pun akan semakin sedikit.
- Risiko Audit. Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang
diperlukan memilki hubungan yang terbalik. Rendahnya resiko audit berarti
tingkat kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya
adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk
menghimpun bukti audit yang lebih banyak.
- Faktor-Faktor Ekonomi. Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan
biaya ketika menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber
daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai
acuan dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan entitas.
Auditor harus memperhitungkan apabila setiap tambahan waktu dan biaya untuk
mengumpulkan bukti audit memberikan manfaat terhadap kuantitas dan kualitas
bukti yang dikumpulkan.
- Ukuran dan Karakteristik Populasi. Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit
memiliki hubungan yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar
jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari populasi. Sebaliknya,
semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula jumlah sampel bukti
audit yang diambil dari populasi. Karakteristik populasi berkaitan dengan
homogenitas atau variabilitas unsur individu yang menjadi anggota
populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel bukti audit dan informasi
yang lebih kuat atau mendukung tentang populasi yang bervariasi anggotanya
daripada populasi yang seragam.
E. KOMPETENSI
BUKTI AUDIT
Bukti disebut kompeten sepanjang bukti tersebut konsisten dengan fakta,
yaitu sah atau valid. Berikut adalah hal-hal untuk menilai kompeten tidaknya
suatu bukti:
- Bukti yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapat
dipercaya lebih kompeten dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari
pihak yang diaudit.
- Bukti yang dikembangkan dari sistem pengendalian
yang efektif lebih kompeten dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari
pengendalian yang lemah atau yang tidak ada pengendaliannya.
- Bukti yang diperoleh secara langsung melalui
audit fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi lebih kompeten
dibandingkan dengan bukti yang diperoleh secara tidak langsung.
- Dokumen asli dianggap lebih kompeten dibandingkan
dengan fotokopi atau tembusannya.
- Bukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yang
memungkinkan orang berbicara dengan bebas lebih kompeten dibandingkan
dengan bukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yang tidak bebas.
- Bukti kesaksian yang diperoleh dari individu yang
independen atau pakar mengenai bidang tersebut lebih kompeten dibandingkan
dengan bukti kesaksian yang diperoleh dari individu yang memihak atau yang
hanya memiliki pengetahuan awam mengenai bidang tersebut.
Kompetensi atau reliabilitas
bahan bukti yang berupa catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas
pengendalian internal klien. Semakin efektif pengendalian intern klien, semakin
kompeten catatan akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti yang berupa informasi penguat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, berikut ini :
1.
Relevansi
Bukti. Bukti audit yang relevan
adalah yang sesuai atau tepat jika digunakan untuk suatu maksud tertentu. Bukti
yang relevan lebih kompeten daripada bukti yang tidak relevan.
2.
Sumber
Informasi Bukti. Sumber
informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti yang
diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang independen
merupakan bukti yang paling tepat dipercaya.
3.
Ketepatan
Waktu. Kriteria ketepatan waktu
berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti audit. Ketepatan waktu sangat
penting, terutama dalam melakukan verifikasi atas aktiva lancar, utang lancar,
dan akun surplus-defisit terkait karena berkaitan dengan apakah cut off atau
pisah batas telah dilakukan secara tepat.
4.
Objektivitas.
Bukti audit yang bersifat
objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan kompeten daripada bukti audit
yang bersifat subjektif. Dalam menelaah bukti subjektif, seperti estimasi
manajemen, auditor harus mempertimbangkan kualifikasi dan integritas individu
pembuat estimasi, dan menentukan ketepatan proses pembuatan keputusan dalam
membuat judgement.
F. PENDEKATAN
PENGUMPULAN BUKTI
Pengumpulan bukti dilakukan
dari 2 arah secara simultan (top-down & bottom-up) :
1.
Top-down
audit evidence
Fokus kepada perolehan pemahaman bisnis dan industri klien, tujuan dan
sasaran manajemen, penggunaan sumber-sumber untuk mencapai tujuan, keunggulan
kompetitif organisasi klien, proses bisnis yang utama, earnings dan cash flow
yang dihasilkan. Tujuan
memperoleh pengetahuan tentang perusahaan klien dan mengembangkan harapan
auditor terhadap laporan keuangan.
2.
Bottom-up
audit evidence
Fokus kepada pengujian-pengujian secara langsung terhadap
transaksi-transaksi, saldo-saldo akun, dan sistem yang mencatat transaksi dan
menghasilkan saldo-saldo akun. Tujuan memperoleh dan bukti-bukti yang mendukung transaksi-transaksi dan
saldo-saldo akun dalam laporan keuangan.
G. JENIS BUKTI
AUDIT
Bukti audit memiliki beberapa
jenis yang dapat diperoleh oleh para auditor. Adapun jenis jenis dari bukti
audit itu sendiri adalah :
- Bukti Penerimaan Fisik
Bukti fisik adalah bukti yang didapat melalui suatu
pemeriksaan secara fisik atau melalui perhitungan yang dilakukan oleh auditor
terhadap harta perusahaan seperti, barang persediaan, uang tunai, surat-surat
berharga dan lain-lain.
- Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi adalah bukti yang dapat diperoleh melalui penegasan
dari pihak ketiga yang independen, berupa jawaban lisan maupun tulisan yang
membenarkan cermatnya suatu data, atas permintaan auditor.
- Bukti Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti-bukti yang dapat diperoleh
melalui pemeriksaan catatan pembukuan (Vouching) yang pada umumnya dapat berupa
:
·
Surat
pesanan pembelian/penjualan
·
Dokumen
pengapalan/bill of leading
·
Duplikat
faktur penjualan dan lain-lain
- Bukti Observasi
Bukti observasi adalah bukti yang dapat diperoleh
melalui penggunaan panca indera, dengan acar mengamati, mendengar, menyentuh,
dan mencium. Bukti audit ini berupa :
·
Hasil
pengamatan terhadapa fasilitas-fasilitas umum/khusus perusahaan
·
Barang-barang
yang sudah tidak dapat digunakan lagi karena aus, rusak dan lain-lain
- Bukti Perhitungan Kembali (Recalculation)
Perhitungan kembali adalah bukti atas kecermatan
mekanik yang meliputi pengkajian kembali atas catatan-catatan pembukuan
perusahaan selama tahun berjalan. Misalnya : pengecekan terhadap perhitungan
pemindahan pencatatan saldo sesuai dengan kelompoknya, dan angkanya dipindahkan
dengan benar.
- Bukti Reperformance
Reperformances adalah bukti diperoleh dari pemeriksaan
accounting procedures dan control internal akuntansi. Reperformances berbeda
dengan recalculation, dimana recalculation berfokus pada perhitungan angka
sedangkan reperformances berfokus pada prosedur lainnya.
- Tes Analitik
Analytical test adalah bukti yang dapat diperoleh melalui
perbandingan saldo dan perbandingan rasio antara tahun berjalan dan tahun
sebelumnya atau dengan rasio perusahaan lain yang sejenis.
- Bukti Inquiri
Pengertian bukti inquiri adalah bukti yang dapat
diperoleh melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh auditor baik
tertulis maupun lisan. Bukti audit ini juga berupa rekomendasi hasil Tanya
jawab antara auditor dengan pihak klien.
KESIMPULAN
Bukti audit adalah semua media informasi yang digunakan oleh auditor
untuk mendukung argumentasi, pendapat atau simpulan dan rekomendasinya dalam
meyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi dengan kriterianya.
Adapun tujuan bukti audit yaitu membantu membuat keputusan tentang penilaian
risiko dengan mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin
terjadi dan membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan
penilaian resiko. Selain itu, bukti audit memiliki manfaat yaitu :
1.
Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan,
dan rekomendasi audit.
2.
Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting
terhadap keberhasilan pelaksanaan audit.
Dalam audit, kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Hal ini berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh
auditor. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan
kecukupan bukti audit adalah materialitas, risiko
audit, faktor-faktor ekonomi,
ukuran dan karakteristik populasi. Suatu bukti disebut kompeten sepanjang bukti tersebut konsisten dengan fakta,
yaitu sah atau valid. Kompetensi atau reliabilitas bahan bukti yang berupa
catatan akuntansi berkaitan erat dengan efektivitas pengendalian internal
klien. Semakin efektif pengendalian intern klien, semakin kompeten catatan
akuntansi yang dihasilkan. Pengumpulan bukti dilakukan dari 2 arah
secara simultan yaitu top-down dan bottom-up.
Bukti audit juga terbagi menjadi
beberapa jenis. Adapun jenis
jenis dari bukti audit itu sendiri yaitu bukti penerimaan fisik, bukti konfirmasi, bukti
dokumentasi, bukti
observasi, bukti
perhitungan kembali (recalculation),
bukti reperformance ,
tes analitik,
dan bukti inquiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin ; Randal
J. Elder dkk. 2009. Auditing dan Jasa
Asurans. Jakarta : Salemba Empat
0 Response to "BUKTI AUDIT"
Post a Comment