KEBUDAYAAN DUNIA YANG BERPENGARUH DI INDONESIA
A.
Kebudayaan Bacson-Hoabinh
Kebudayaan
Bacson-Hoabinh
diperkirakan berkembang pada zaman Mesolitikum. Ciri khas kebudayaan Bacson-Hoabinh
adalah alat-alat batu yang diserpih pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran
± 1 kepalan dan seringkali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam. Hasil
penyerpihannya itu berbentuk lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa di
antaranya ada yang mempunyai bentuk berpinggang.
Pusat kebudayaan zaman Mesolitikum
di Asia berada di dua tempat yaitu di Bacson dan Hoabinh. Kedua tempat tersebut
berada di wilayah Tonkin di Indocina (Vietnam). Istilah Bacson Hoabinh pertama
kali digunakan oleh arkeolog Prancis yang bernama Madeleine Colani pada tahun 1920-an. Nama tersebut untuk
menunjukkan tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas
pada satu atau
dua sisi permukaannya.
Kebudayaan
Bacson-Hoabinh tersebar dan berhasil ditemukan hampir di seluruh daerah Asia
Tenggara, baik darat maupun kepulauan, termasuk wilayah Indonesia.
Di wilayah Indonesia, alat-alat batu
dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dapat ditemukan pada daerah Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua. Di daerah Sumatera, alat-alat
batu sejenis kebudayaan Bacson-Hoabinh ditemukan di Lhokseumawe dan Medan.
Benda-benda itu berhasil ditemukan pada bukit-bukit sampah kerang yang
berdiameter sampai 100 meter dengan kedalaman 10 meter (Kjokkenmoddinger). Lapisan kerang tersebut
diselang-selingi dengan tanah dan abu. Tempat penemuan bukit kerang ini pada
daerah dengan ketinggian yang hampir sama dengan permukaan air laut sekarang
dan pada kala Holosen daerah tersebut merupakan garis pantai. Namun, ada
beberapa tempat penemuan yang pada saat sekarang telah berada di bawah
permukaan laut. Tetapi, kebanyakan tempat-tempat penemuan alat-alat dari batu
di sepanjang pantai telah terkubur di bawah endapan tanah, sebagai akibat terjadinya
proses pengendapan yang berlangsung selama beberapa millennium yang baru.
Banyak peralatan budaya dari batu yang berhasil dikumpulkan oleh para ahli dari bukit sampah kerang di Sumatera. Salah satunya adalah kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith). Bahan untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain pebble yang ditemukan dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek. Kapak ini cara penggunaannya dengan menggenggam.
Banyak peralatan budaya dari batu yang berhasil dikumpulkan oleh para ahli dari bukit sampah kerang di Sumatera. Salah satunya adalah kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith). Bahan untuk membuat kapak tersebut berasal dari batu kali yang dipecah-pecah. Selain pebble yang ditemukan dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek. Kapak ini cara penggunaannya dengan menggenggam.
Gambar 2. Kapak Genggam Sumatera.
Kapak Genggam Sumatera merupakan salah satu peninggalan kebudayaa
Bacson-Hoabinh.
Di daerah Jawa, alat-alat kebudayaan
batu sejenis dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh berhasil ditemukan di daerah
Lembah Sungai Bengawan Solo. Penemuan alat-alat dari batu ini dilakukan ketika
penggalian untuk menemukan fosil-fosil (tulang belulang) manusia purba.
Peralatan batu yang berhasil ditemukan memiliki usia jauh lebih tua dari
peralatan batu yang ditemukan pada bukit-bukit sampah kerang di Sumatera. Hal
ini terlihat dari cara pembuatannya. Peralatan batu yang berhasil ditemukan di
daerah Lembah Sungai Bengawan Solo (Jawa) dibuat dengan cara sangat sederhana
dan belum diserpih atau diasah. Dimana batu kali yang dibelah langsung
digunakannya dengan cara menggenggam. Bahkan menurut Von Koenigswald
(1935-1941), peralatan dari batu itu digunakan oleh manusia purba di Indonesia
sejenis Pithecanthropus erectus. Dan juga berdasarkan penelitiannya,
peralatan-peralatan dari batu itu berasal dari daerah Hoabinh.
Di daerah Cabbenge (Sulawesi
Selatan) berhasil ditemukan alat-alat batu yang berasal dari kala Pleistosen
dan Holosen. Penggalian dalam upaya untuk menemukan alat- alat dari batu juga
dilakukan di daerah pedalaman sekitar Maros. Sehingga dari beberapa tempat
penggalian, berhasil menemukan alat-alat dari batu termasuk alat serpih
berpunggung dan mikrolit yang dikenal dengan Toalian. Alat-alat batu Toalian
diperkirakan berasal dari 7000 tahun lalu. Perkembangan peralatan dari batu
dari daerah Maros ini diperkirakan kemunculannya bertumpang tindih dengan
munculnya tembikar di
kawasan itu.
Dari
pernyatan diatas dapat kita simpulkan bahwa pengaruh kebudayaan Bacson-Hoabinh terhadap perkembangan kebudayaan masyarakat awal kepulauan adalah berkaitan dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari
batu. Alat batu itu telah dikerjakan dengan teknik
penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua sisi batu. Hasil penyerpihan
menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada yang berbentuk lonjong, segi empat,
segi tiga dan beberapa diantaranya ada yang berbentuk berpinggang. Pengaruh
budaya Hoabihn di Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerah
Sumatra. Hal ini lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal
budaya ini. Situs-situs Hoabihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di
daerah pedalaman pantai Timur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km antara
Lhokseumawe dan Medan
B. Kebudayaan Dongson
Kebudayaan Đông Sơn adalah
kebudayaan zaman Perunggu yang berkembang di Lembah Sông Hồng, Vietnam. Di
daerah ini ditemukan segala macam alat-alat perunggu, alat-alat dari besi serta
kuburan dari masa itu. Kebudayaan
ini berkembang di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia dari sekitar 1000 SM sampai
1 SM. Kebudayaan
Dongson diambil dari salah satu nama daerah di Tonkin. Sehingga di daerah Tonkin itu kebudayaan perunggu berasal.
Pendukung kebudayaan ini adalah bangsa Austronesia.
Pembuatan benda-benda perunggu di
daerah Vietnam Utara dimulai sekitar tahun 2500 SM dan dihubungkan dengan
tahap-tahap budaya Dongson dan Go Mun. Daerah Vietnam memiliki bukti paling
awal tentang pembuatan perunggu di Asia Tenggara. Kebudayaan ini dibawa oleh
masyarakat dari Dongson. Pengetahuan mengenai perkembangan kebudayaan logam ini
mulai banyak dikenal setelah Payot mengadakan penggalian di sebuah kuburan
Dongson (Vietnam) pada tahun 1924. Namun perlu diketahui bahwa benda-benda
perunggu yang telah ada tahun 500 SM terdiri atas kapak corong (corong
merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya) dan
ujung tombak, sabit bercorong, ujung tombak bertangkai, mata panah dan
benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail, gelang dan lain-lain.
Penemuan benda-benda dari kebudayaan
Dong Son sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah
Indonesia umumnya bercorak Dong Son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam
dari India maupun Cina. Budaya perunggu bergaya Dong Son tersebar luas di
wilayah Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia. Hal ini terlihat dari kesamaan
corak hiasan dan bahan-bahan yang dipergunakannya. Misalnya nekara, menunjukkan
pengaruh yang sangat kuat. Nekara dari tipe Heger 1 memiliki kesamaan dengan
nekara yang paling bagus dan tertua di Vietnam. Satu nekara besar yang ditemukan berisi 96 mata bajak
perunggu bercorang. Dari penemuan itu terdapat alat-alat dari besi,
meskipun jumlahnya sangat sedikit. Dari penemuan benda-benda budaya Dong Son
itu, diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan teknik cetak lilin hilang
yaitu dengan membuat bentuk benda dari lilin, kemudian lilin itu di balut
dengan tanah liat dan dibakar hingga terdapat lubang pada tanah liat tersebut.
Budaya Dong Son sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia. Bahkan tidak
kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan
sebagian
besar ditemukan
di Sumatera, Jawa, Maluku Selatan. Salah satu nekara penting yang ditemukan di
wilayah Indonesia adalah nekara dari pulau Sangeang dekat Sumbawa yang berisi hiasan gambar orang yang menyerupai pakaian dinasti
Han. Hiasan seperti itu diperkirakan belum dikenal oleh penduduk pulau tempat
nekara tersebut ditemukan. Heine Goldem meneliti nekara yang ditemukan dan
menyatakan bahwa nekara yang ditemukan di daerah Sangeang diperkirakan dicetak di daerah funan yang telah
terpengaruh oleh budaya india pada 250 SM. Pengamatan menarik dari Berner
Kempres menunjukkan bahwa semua nekara yang ditemukan di Bali memliki 4 patung
katak pada bagian pukulnya. Pola-pola hiasan nekara tersebut tidak begitu terpadu antara
gambar satu dengan yang lainnya. Selain nekara, di wilayah Indonesia juga
ditemukan benda-benda perunggu lainnya seperti patung-patung, peralatan rumah
tangga, peralatan bertani maupun perhiasan-perhiasan.
gambar 4. Patung Perunggu
Patung Perunggu merupakan salah satu hasil dari kebudayaan Dong Son
Patung Perunggu merupakan salah satu hasil dari kebudayaan Dong Son
Budaya Sa-Huynh di Vietnam bagian
selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham)
yang diperkirakan berasal dari daerah-daerah di Kepulauan Indonesia. Tampaknya
mereka telah mendiami wilayah ini dari daerah semenanjung Malaya atau
Kalimantan. Munculnya pemukiman ini dapat dilacak dari keberadaan budaya
Sa-Huynh itu sendiri, yang pada 600 SM telah berada pada bentuknya yang mapan.
Para arkeolog Vietnam berpendapat
bahwa hasil-hasil penemuan benda-benda arkeologi diduga menjadi bukti cikal
bakal budaya ini. Sebelum adanya budaya Sa-Huynh atau budaya turunannya
langsung, daerah Vietnam bagian selatan sepenuhnya didiami oleh bangsa yang
berbahasa Austronesia. Orang-orang Cahm pernah mengembangkan peradaban yang
dipengaruhi oleh budaya India Champa. Kemudian mereka dikalahkan oleh ekspansi
penduduk Vietnam sekarang dan hanya sebagai kelompok minoritan hingga dewasa
ini.
Dari sudut pandang Indonesia,
keberadaan orang-orang Cham dekat pusat penemuan benda-benda logam di Vietnam
Utara pada akhir masa prasejarah mempunyai arti yang amat penting, karena
mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan
mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di Kepulauan
Indonesia. Namun hubungan-hubungan yang langsung dengan pusat-pusat pembuatan
benda-benda perunggu di daerah Dong Son sangat terbatas. Hal ini terbukti
dengan penemuan tujuh buah nekara tipe heger I di daerah selatan Vietnam dari
130 nekara yang berhasil ditemukan hingga menjelang tahun 1990.
Dengan demikian benda-benda perunggu
yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur-jalur berikut ini.
1. Melalui jalur darat; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke Kepulauan
Indonesia.
2. Melalui jalur laut; yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di
daerah Kepulauan Indonesia.
Kebudayaan Sa-Huynh yang diketahui
hingga saat sekarang kebanyakan berasal dari penemuan kubur tempayan (jenazah
dimasukkan ke dalam tempayan besar) dan penguburan ini adalah adat kebiasaan
yang mungkin dibawa oleh orang-orang Cham pertama ke Kepulauan Indonesia.
Secara umum, penguburan dalam tempayan bukan khas budaya Dong Son atau budaya
lain yang sezaman di daratan Asia Tenggara dan diduga merupakan pengaruh yang
bersumber dari kebudayaan Cham. Kebudayaan Sa-Huynh ini memiliki banyak
kesamaan tempayan kubur yang ditemukan di wilayah Laut Sulawesi. Hal ini
diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting batu bertonjolan
(disebut “Lingling O) dan sejenis anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan
kedua ujungnya berhias kepala hewan (kemungkinan anjing) yang ditemukan pada
sejumlah tempat di Muangthai, Vietnam, Palawan, dan Serawak.
Kebudayaan Sa-Huynh yang berhasil
ditemukan meliputi berbagai alat yang bertangkai corong seperti sekop, tembilang,
dan kapak. Namun ada pula yang tidak bercorong seperti sabit, pisau bertangkai,
kumparan tenun, cincin, dan gelang bentuk spiral. Sementara itu, teknologi
pembuatan peralatan-peralatan besi yang diperkenalkan ke daerah Sa-Huynh diperkirakan
berasal dari Cina.
Peralatan dari besi lebih banyak dipakai
dalam kebudayaan Sa-Huynh. Dengan demikian, kebudayaan Sa-Huynh diperkirakan
berlangsung antara tahun 600 SM sampai dengan tahun Masehi.
D.
Kebudayaan India
Para
ahli berpendapat bahwa hubungan antara India dan Indonesia sudah ada sejak
jaman prasejarah. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa suku bangsa
di India selatan yang memiliki kesamaan ciri-ciri fisik dengan penduduk
Indonesia, misalnya suku bangsa Parawar yang dikenal sebagai penyelam mutiara
di teluk Manar serta pengguna perahu bercadik dan suku bangsa Shanar yang
menggantungkan kehidupannya dari perkebunan kelapa yang berasal dari Indonesia.
kebudayaan
India diperkirakan mulai berkembang di Indonesia sekitar abad 4 masehi. Hal ini diperkuat dengan
adanya kerajaan yang telah mengalami pengaruh kebudayaan India yaitu kerajaan Kutai.
Perkembangan kebudayaan India di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat
pada saat itu. Pada saat itu, banyak kerajaan-kerajaan sudah terpengaruh dengan
kebudayaan India seperti kerajaan Kutai, Tarumanegara, Holing, dan lain-lain.
Masuknya
kebudayaan India di Indonesia telah mempengaruhi kehidupan masyarakat
Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat dalam bidang
1. Budaya
Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:
· Seni Bangunan
Akulturasi dalam seni bangunan tampak
pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk
memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di Indonesia, candi selain sebagai
tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan
abu jenazah sang raja yang telah meninggal
· Seni rupa, dan seni ukir.
Akulturasi dalam bidang seni rupa,
dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian
dinding candi.
Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur
· Seni Hias
Unsur-unsur India tampak pada
hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan
hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.
Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.
· Aksara/tulisan
Berdasarkan bukti-bukti tertulis
yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia
telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah
di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M)
maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa
Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi. Prasasti Dinoyo berhubungan erat
dengan Candi Badut yang ada di Malang.
· Kesusastraan
Setelah kebudayaan tulis seni sastra pun mulai berkembang dengan pesat. Seni sastra berbentuk prosa dan
tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin
didasarkan pada irama dari India. Berdasarkan isinya, kesusastraan
tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab
wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai
masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.
Bentuk wiracarita ternyata sangat
terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu
kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah
oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang
bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan
wayang kulit(wayang purwa). Pertunjukkan wayang banyak
mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang
berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula
tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar,
Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.
2. Pemerintahan
Sebelum kedatangan bangsa India,
bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara
sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana
rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai
pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing
serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam
hal kekuatan gaib atau kesaktian.
Masuknya pengaruh India menyebabkan
muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh
seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di
India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan
segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah.
Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh.
Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.
3. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di
Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat
Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi
perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.
Masuknya pengaruh India di Indonesia
menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan
atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa
suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat
Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong.
Dalam perkembangannya kehidupan
sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan
dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)
4. Kepercayaan
Sebelum pengaruh India berkembang di
Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan
terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).
Ketika agama dan kebudayaan
Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama
Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan
agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini
tampak pada fungsi candi di Indonesia.
makasih buat materinya :)
ReplyDeletesama-sama. makasi atas kunjungannya
Deletedewacintaqq
ReplyDeleteBandar poker terpercaya
Poker Indonesia
Poker Online Indonesia
Agen Ceme Online
Daftar Situs Poker
Poker Online Terpercaya
Judi Poker
Poker Online Uang Asli
Poker Uang Asli
Situs Poker Online
Agen Poker
Situs Judi Online Terpercaya
bandar poker
situs judi
poker online
ceme online
bandar ceme
situs poker
bandar judi
poker idn
judi poker
judi online
agen judi
bandar judi
poker idn
agen poker
idn poker
Situs Judi Poker Online
DominoQQ IDN POKER
Agen judi kartu deposit uang asli pkv
games
poker online
dominoqq
bandarqq
bandar poker
bandarq
sakong
aduq
capsa susun
Perang bacarat
-------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Dominohalo
Bandar poker terpercaya
judi poker online
bandar poker online
judi online
poker online
dominoqq
situs judi online
situs poker online
-----------------------------------------------------------------------------------------
Daftar twinpoker88
Bandar poker terpercaya
judi online
situs judi online
poker online
dominoqq
bandarqq
bandar poker
bandarq
sakong
aduq
capsa susun
-----------------------------------------------------------------------------------
Daftar Delimapoker
Bandarq online terpercaya
Delimapoker situs resmi daftar judi online bandar poker
bandar66
sakong
capsa
domino99
aduq uang asli qq online domino QQ
bandarq
judi online
bandar poker
qq online
----------------------------------------------------------------------------------
Daftar Papadomino
Bandar poker terpercaya
situs judi online
judi online
situs poker online
poker online
dominoqq
domino99
bandarq